Namaku alinyanda saputri,
Panggil saja aku alin, kini aku sudah kelas 12 di SMA NEGERI 004 BANDUNG.
Ini kisah hidupku menjadi anak yang menderita mental illness...
20 oktober 2014
Pagi itu seharusnya pagi yang bahagia saat seusiaku pergi kesekolah, tetapi diriku tidak sebahagia itu...
saat itu aku masih kelas 7 di SMP NEGERI 02 BANDUNG, yang kuharapkan pagi hari ini senyum yang damai dengan melihat kedua orang tua ku yang akur, setelah apa yang mereka ributkan semalam...
Pukul 06.20
aku melihat mamah yang sedang memasak didapur dan aku menghampirinya...
Mamah: eh anak mamah sudah siap ternyata, mamah masih buatkan sarapan ini
Aku: pagi mamah, ayah mana ?
Mamah: Gak usah tanya-tanya ayahmu
Aku: hmm
Sampai sekarang pun aku tidak mengerti apa permasalahan mereka, tapi memang 3 bulan ini ayah sudah sangat jarang pulang, meski pulang pun mamah selalu mengajaknya bertengkar, aku tidak tau harus berbuat apa, aku yang masih masuk di kalangan remaja tidak benar-benar paham dengan orang dewasa, yang kuharpakan aku bisa seperti di zaman aku masih sekolah dasar dimana aku bangun pagi yang dibangunin ayah, sarapan yang dihidangkan mamah, dan kami bertiga selalu sarapan bersama, bercerita dengan banyak hal sebelum meninggalkan rumah untuk pergi kerja dan sekolah, tapi sekarang rumah yang begitu besar kini hanya ruang kosong...
aku adalah anak perempuan satu-satunya, aku berniat menginginkan adik tapi nyata nya mereka tidak pernah merespon kemauan ku, mungkin karena mereka berdua memang sibuk, mamah ku adalah karyawan staff admin di kantor persero sedangkan ayah ku adalah seorang karyawan bagian staff radio di perhubungan laut, meski ayah memang kerja nya sering lembur dan pulang yang sangat larut malam dia tidak pernah lupa datang kekamarku untuk mengucapkan "SELAMAT TIDUR PUTRI AYAH" kalimat itu yang sangat-sangat aku rindukan...
setelah selesai aku sarapan dengan mamah, mamah hanya diam tidak seperti biasanya sekata pun tidak ada yang keluar dari mulutnya dengan wajah yang sedikit lesu dan mata yang bengkak karena menangis semalaman, ya aku tau mamah sedang bersedih, tapi bolehkan aku ingin tau ada apa dengan mamah, bisakah aku menyembuhkan nya, bisakah jariku ini menghapus ai mata yang ada di pipimu, dan bisakah pelukan ku ini menghangatkan hatimu meski hanya sebentar...
sepanjang perjalanan aku pergi kesekolah lagi dan lagi mamah pun tidak mau berbicara aku tak mengerti meski dia sedang bersedih mengapa aku yang di diamkan, seakan-akan aku tidak ada didepan nya dan seakan-akan aku tiada, saat sampai disekolah cobalah aku ajak bicara...
Aku: mah, dari tadi alin kok di diamin, mamah gak mau ajak alin bicara, kalau pun alin bicara mamah cuman senyum-senyum, mah alin ada salah kata tentang cari ayah apa gimana ?
mamah: tidak nak, ayah kamu lagi kerja pagi-pagi sekali dia pergi sebelum mamah bangun pula...
Aku: ohh kirain ayah gak mau pulang lagi, yaudah alin sekolah dulu ya mah...
mamah: iya sayang, yang rajin ya sekolah nya...
aku: iya mah...
mamah: nanti tunggu pak ayub ya pulang sekolah...
aku: emang ayah gak bisa lagi jemputin alin ya mah ?
mamah: ayah kamu lagi sibuk banyak kerjaan...
aku: hmm
Kadang aku sangat iri dengan anak-anak yang tiap hari pergi kesekolah dan pulang sekolah diantar jemput oleh ayah mereka, tapi ayah ku ya begitulah semanjak aku sudah SMP, dia sangat jarang menjemput atau pun mengantar aku sekolah lagi ya karna memang masalah pekerjaan nya, aku yang ber angan-angan ingin kembali ke masa kecilku itu pun semuanya mustahil, ayah aku rindu kamu...
YOU ARE READING
MENTAL ILLNESS
Short StorySaat semua orang mencintai dirinya sendiri, sedangkan aku tidak...