Dua Karakter Fiksi yang Sebaiknya Dihindari

4K 498 107
                                    

Sebagai penggemar genre romance dan coming of age, tentu aku punya karakter-karakter favorit sendiri dalam novel-novel ber-genre tersebut. Untuk novel lokal, aku suka banget karakter Keenan dari Perahu Kertas karya Dee Lestari, dan Rashi dari Reputation karya Tessa Intanya.

Sebagai pembaca, karakter yang menggerakkan jalannya cerita adalah sesuatu yang penting banget buatku. Ini selera, sih. Tapi aku akan langsung menghindari cerita yang memiliki karakter-karakter tipikal, seperti bad boy ganteng yang kaya raya dan good girl yang baik dan polos. Duh, memang enggak ada karakter lain, ya?

Hal itu juga berlaku setiap aku sedang mencari-cari naskah berpotensi di Wattpad. Cerita yang memiliki karakter bad boy dan good girl biasanya langsung aku hindari karena bosen banget, bok!

Memang enggak semuanya membosankan sih, ada juga naskah yang memiliki dua karakter ini namun memiliki cerita yang bagus. Namun, seringnya, aku sudah bisa menebak bagaimana jalan cerita dan perkembangan karakternya. Biasanya, naskah yang memiliki dua karakter ini memiliki karakter bad boy yang jutek, bandel, berwajah ganteng, kaya raya, sombong, tapi akan langsung luluh saat bertemu dengan si good girl. Untuk si good girl sendiri, biasanya ia adalah sosok cewek cantik natural, pintar, anggun, baik, berani, sederhana dan nantinya akan meluluhkan hati si bad boy.

Sebagai pembaca, aku kepo dong kenapa penulis tuh hobi banget memakai dua karakter ini. Apalagi dalam naskah-naskah fanfiksi mereka. Sampai akhirnya aku menemukan dua istilah yang menjawab pertanyaanku: Mary Sue dan Gary Stu.

Sebenarnya, Mary Sue dan Gary Stu itu apa sih? Cari tahu sama-sama, yuk!

1. Mary Sue:

Mary Sue adalah istilah yang digunakan untuk karakter perempuan yang terlalu sempurna sampai membuat pembaca kesal. Biasanya, karakter ini dijelaskan memiliki paras yang super cantik, sifat yang luar biasa baik (polos, anggun, pintar, dewasa), enggak punya kekurangan (mentok-mentok paling ceroboh), enggak memiliki perkembangan sampai akhir cerita, disukai oleh semua karakter cowok dan bila karakter Mary Sue ini melakukan kesalahan, biasanya akan dimaklumi oleh karakter lain dan juga pembaca.

Karakter Mary Sue sering banget muncul di cerita fanfiksi dan biasanya merupakan self-insert dari si penulis sendiri.

Misal, aku membuat cerita fanfiksi tentang aku dan Sehun EXO. Maka, karakter perempuannya adalah aku versi sempurna alias wujud dari diriku yang aku impikan. Kalau aku pingin punya badan kaya Victoria's Secret Angels dan wajah mirip Winona Ryder, maka karakter perempuan dalam fanfiksi tersebut ya akan seperti itu. Namanya juga wujud dari diri kita yang paling sempurna. Ngayal setinggi langit enggak apa-apa, dong!

Aku pribadi enggak suka banget sama karakter ini. Pertama, selain karena membosankan, karakter Mary Sue memberikan standarisasi tidak realistis untuk pembaca. Bukan enggak mungkin kalau pembaca akan beranggapan kalau cewek yang baik dan pantas disukai cowok-cowok adalah karakter sempurna seperti Mary Sue ini. Bukan enggak mungkin juga kalau karakter yang berkebalikan dari Mary Sue, yang biasanya dideskripsikan sebagai cewek seksi dengan penampilan nakal akan dianggap sebagai cewek yang sudah pasti jahat dan enggak benar di mata pembaca. Padahal di dunia nyata kan belum tentu.

Memberikan sifat dan fisik baik pada karakter sih sah-sah saja, tapi harus tetap sesuai takaran yang pas. Lagian, enggak hanya karakter yang memiliki sifat sempurna saja yang dapat membuat pembaca jatuh cinta.

Misal, kamu sedang membuat karakter cewek yang sedang berjalan sendirian di stasiun, tiba-tiba ada seorang cowok ganteng yang menyatakan perasaannya pada si cewek hanya karena pernah melihatnya memberikan sedekah pada pengemis di jalan dan mengaku-ngaku sudah jatuh cinta pada pandangan pertama dengannya. Secakep apapun cowok itu, kalau karakter cewek ini adalah karakter yang realistis, sudah pasti dia akan melapor ke petugas stasiun karena takut kalau saja ini adalah modus penculikan atau penipuan baru. 

Nah, karakter yang realistis seperti ini kan bisa melahirkan jalan cerita yang baru dan menarik. Daripada membuat karakter si cewek juga ikutan langsung jatuh cinta dengan si cowok ganteng, lucu kan kalau adegan selanjutnya adalah ketika dua orang ini malah berdebat di kantor polisi? xD

2. Gary Stu

Gary Stu itu Mary Sue versi cowok alias karakter cowok yang superior dan terlalu sempurna. Dalam novel-novel romance atau naskah fanfiksi, Gary Stu digambarkan sebagai sosok alpha male yang kuat, kaya, berani dan karismatik.

Karakter Gary Stu bisa kamu temui dalam film-film Disney Princess. Perhatikan saja karakter-karakter cowok utamanya. Kalau enggak pangeran tampan ya ksatria kuat. Sementara cowok-cowok dengan postur tubuh pendek dan gemuk atau kurus kerempeng akan diberikan peran jahat atau buat lucu-lucuan saja. Jafar (Aladdin), Hades (Hercules), Scar (Lion King), Kuzco (The Emperor's New Groove) dan masih banyak lagi.

Padahal menurutku pribadi, mereka lebih menarik karena lebih nyata dan realistis. Mereka enggak ganteng-ganteng amat, punya kekurangan dan juga sisi gelap seperti manusia pada umumnya. Mereka pun punya latar belakang dan motif masing-masing yang membuat mereka memutuskan untuk berbuat jahat. Hal ini lah yang membuat karakter-karakter 'tidak sempurna' itu lebih kuat dan menarik.

Beda sama Prince Charming-nya Cinderella dan Prince-nya Snow White yang terlalu sempurna dan sangat blah. Enggak ada lagi yang bisa digali dari mereka, wong belum apa-apa sudah sempurna, kok. Ganteng, kaya, baik, berkuasa, kuat, berani, setia. Apa lagi yang mau dikembangi?

Selain membosankan karena sudah pasaran, karakter Gary Stu juga memberikan standarisasi tidak realistis pada pembaca, seakan seorang cowok baru menarik kalau punya sifat-sifat seperti Gary Stu yang aku sebutkan tadi. Padahal kan enggak selalu juga. Bukan berarti seorang cowok yang penakut dan biasa-biasa saja enggak layak untuk disukai kan? Memang cowok harus jadi seperti pangeran dulu supaya keren?

Dalam menulis novel romance, karakter cowok ganteng memang cukup penting, tapi bukan berarti kamu harus membumbuinya dengan sifat-sifat baik dan keren lain yang nantinya malah akan membuat karaktermu membosankan. Berani memberikan flaws dan kekurangan pada karakter utama dapat menjadi salah satu cara agar karaktermu berbeda dan memberikannya ruang untuk berkembang seiring dengan jalannya cerita.

Itu dia dua jenis karakter yang menurut aku sebaiknya dihindari. Yuk, bereksperimen membuat karakter lain yang akan memberikan keunikan tersendiri pada ceritamu!


-Ayu-
Tulisan ini adalah hasil pemikiran pribadi editor yang bersangkutan, tidak mewakili Penerbit Clover secara keseluruhan.

Cuap-Cuap EditorWhere stories live. Discover now