1. RIVAL

233 24 1
                                    

Sebaiknya usahakan baca ini paling nggak sampai part 10+, kalau emang bener-bener nggak suka boleh ditinggalin.

Dan ya gengs, aku bakalan rombak abis-abisan cerita ini. Jadi jangan kaget kalau balik ke part 1 lagi. Karena menurutku versi lama feelnya nggak banget. Alurnya kemungkinan bakal banyak yang berubah banget.

So, happy reading gaess!!!!!!!

***

Bruk......

"Awsh..... Sialan!"

Seorang cewek yang jatuh terduduk meringis merasakan sakit di lututnya. Sedangkan cowok di depannya hanya memandangnya datar tanpa ada niatan membantu.

Veri, cowok itu hendak berbalik meninggalkan cewek yang ditabraknya tadi.

"Heh sialan! Enak aja lo habis nabrak gue terus mau pergi gitu aja, nggak tahu ini pantat gue nyut-nyutan njir!"

Baru lima langkah Veri beranjak, tapi langsung menghentikan langkahnya ketika mendengar omelan cewek tadi. Yang tak lain adalah Vio, rival sejatinya dari masa Mos dulu.

"Diem. Ngomel ke gue nggak bikin sakitnya hilang," jawab Veri santai. Masih pagi, tahan dulu.

"Eh, si setan songong ternyata. Apa kabar? Segitu kangennya lo sama gue sampai nabrak-nabrak segala?" ucap Vio memasang senyum yang dimanis maniskan.

Hari ini adalah hari pertama setelah liburan panjang di SMA Garuda. Dan hari ini juga mereka telah resmi menjadi kelas XI.

Veri mendengus, emang salah dia nyabarin ini cewek. "Gue nggak sekurang kerjaan itu buat ngangenin cewek kayak lo."

"Hmm? Iyain aja, takutnya lo baper nanti," ucap Vio lalu pergi meninggalkan Veri yang sudah memasang wajah masam.

Semua murid sedang berdesak desakan di depan mading untuk melihat kelas baru mereka. Tapi Vio tak perlu melakukan itu semua. Dia hanya tinggal menunggu laporan dari Rena, sahabatnya yang sudah teriak-teriak membelah jalan kerumunan murid di depan mading.

Vio menyandarkan tubuhnya di tembok sambil menunggu Rena. Dia memejamkan mata dengan earphone hitam yang menyumpal telinga.

"Hay Vio, apa kabar?" sapa seorang cowok tersenyum ramah padanya. Miko, si ketua OSIS yang katanya sangat teladan.

Cewek itu melirik sebentar lalu kembali memejamkan matanya. "Selalu baik, seperti yang lo lihat," jawabnya.

"Nggak lihat mading?" tanya Miko.

"Nggak."

"Nggak kepo sama kelas baru?" tanyanya lagi berusaha mendapat perhatian Vio.

"Nggak," jawab Vio singkat. Miko menyukainya, dia tahu itu. Dan dia tidak ingin memberi harapan pada cowok itu, yang menurutnya sangat tidak cocok dengannya.

"Yaudah, gue pergi dulu ya. Mau ngurus yang lain," ucap Miko menghela nafas.

"Hmm," dehemnya singkat. Tak lama Rena datang menghampirinya dengan keringat yang bercucuran hasil desak-desakan tadi.

"Kita sekelas, sama yang lain juga," ucap Rena memberitahu. Vio tersenyum puas, "Bagus."

"Tapi..... Juga sekelas sama Veri dan cecunguk lainnya."

Vio langsung menengakkan tubuhnya. Mendengus tak terima. "Sial!"

***

"Pagi anak-anak," Pak Bambang memasuki kelas XI IPS 3.

"Pagi juga Pak," jawab semuanya serempak.

"Selamat kembali se—"

"Misi, saya telat," potong seorang cowok dengan seragam acak-acakan berdiri di ambang pintu dengan gaya sok kerennya. Yang refleks membuat Vio mendengus.

The Rival Of Bad Girl (SEKALIAN REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang