Sherin
Sherin melirik Digo datar. "She? Sherin? Lo dengerin gue kan?" Tanya Digo.
"Iya tapi males." Kata Sherin. Digo senyum lebar. "Yelah gue cerita gak cerita sama aja kan males."
Sherin nyengir lebar. "Tau aja lo," Digo membusungkan dadanya dan menggepuk-gepuk dirinya macam gorila. "Taulah orang macam elo liburan kan biasa ngebo,"
Memang hari ini Sherin diajak Digo jogging pagi pagi. Mereka janjian jam 6 Digo udah ada di depan rumah Sherin. Eh taunya Sherin masih penuh iler di bantal. Jadinya mereka sepedaan aja.
"Ya elo sih janjian waktu liburan, kan harusnya uda tau kebiasaan sahabat lo ini gimana," jelas Sherin. "Tau sih, kam mau ngetes, uda berubah belom," kata Digo.
"Pulang yuk," ajak Sherin. "Ya Tuhan, barusan keliling komplek pake sepeda ngajak pulang? Woi bangun woi, lo yang ngajak sampai ujung bunderan sana kan?"
"Tapi gue capek," kata Sherin. Digo ngakak hebat. "Yaudah lo pulang aja diri,"
"Oke bayy~" kata Sherin pergi sambil dada dada ke Digo pake sepedanya.
Lo nggak tahu perasaan gue yang sebenernya ke elo Sher,
Woa Halo halo~ makasi ya author soalnya ngasih chapter ini khusus buat gue, jadi di chapter ini khusus guee :D
So, nama asli gue Sherinna Sinagarta. Papa sama mama gue kerja di Hokkaido, Jepang. Jadi gue dirumah sama kak Vino. Vino Anggadartha. Salah satu murid teladan di Universitas Bharatayudha. Teladan man, beda banget sama adeknya yang kece dan unyu ini.
Banyak yang bilang bahwa gue adalah anak yang cantik. Inget yang bilang. Gue sadar diri dong kalo gue emang bener cantik #plakk
Yahh begitulah kehidupan kecil bin mini gue. Meskipun mini gue tau hidup gue ini bahagia. Ah ngomong mulai ngelantur jauh di awan sana. #sorilebaydikit
Jadi cuma ini doang kali ya? So, jangan harap chapter ini semakin panjang sepanjang sungai kapuas. Stop sampe sini aja ya. Im sorry. Ngantuk maximal.
Bay!