Aku lupa menghitung, sudah berapa kali rindu mengganggu ketenangan ku dan ketenanganmu. Sudah berbagai cara ku damaikan ia dengan waktu. Tapi, tetap saja ia enggan menyatu.
Kepadamu tuan, rinduku terus berjatuhan. Matamu yang teduh, senyummu yang manis, tak pernah ku ingkari. Semoga disana engkau tetap menjaga hati, seperti aku disini yang selalu menjagamu dengan sangat berhati-hati.
Sebentar, bolehkan aku sedikit mengeluh kepadamu?
Ah, andai saat ini juga kau bisa temani aku, duduk di sampingku, lalu mendengarkan seluruh ceritaku. Aku ingin bercerita banyak hal, tentang apapun. Tapi, jarak masih menjadi sesuatu yang belum sanggup kita taklukan.
Tenang saja, untukmu aku setia.
-tecayaca-