Untuk 14 : Sebuah Janji 1 Juni

0 0 0
                                    

Pesan ini kutuliskan bertanggal 14 April 2019.

14 tahun, tinggal menghitung hari dan kau akan beranjak 15. Waktu memang cepat berlalu.

Hari itu, adalah waktu yang paling membahagiakan. Tentunya setelah terlepas dari Ujian Nasional, bermain bersama memang pilihan terbaik!

Perbincangan yang paling menyenangkan kala itu adalah tentang menlanjutkan sekolah. Tentunya kau dan teman-temanmu tak ingin berpisah, mungkin beberapa sebelumnya kau memiliki keinginan untuk melanjutkan sekolah di kota orang.

'Aku mau sekolah di Bandung aja, biar terus sama kalian'

Itu yang kuucapkan dulu. Ya, aku yang masih labil. Hingga teman-temanku tak mempercayainya. Hingga terucaplah sebuah janji.

'Iyaaa, aku janji. Aku mau sekolah di Bandung aja. Asal kalian juga sekolah disana'.

Setelah janji itu terucap, kita semua kembali ke rumah masing-masing dengan kebahagiaan.

Aku yakin, saat ini kau pasti tengah menangis, kan?  Ya, aku juga melakukannya malam itu, sama sepertimu. Seolah kebahagiaan selepas bermain hilang oleh sebuah kalimat 'Kamu sekolah di kota sana aja, gapapa ya?'. Aku yakin, kita menjawab hal yang sama.

Dalam hati, ingin rasanya menangis dan memberontak. Tapi ingat, kita adalah anak pertama, dimana orang tua menggantungkan harapan untuk kita. Yang paling diandalkan, kita harus dewasa, se-dini apapun usia kita. Memang pilihan sulit, apalagi ketika kita telah berjanji. Tapi, setidaknya harus ada yang dikorbankan, bukan?.

Menangislah, tak apa. Aku akan menemanimu, mendengarkan semua rasa kesal, sedih, dan kecewamu. Cukup aku saja yang menangisinya sendiri dulu. Kau masih terlalu muda untuk menanggungnya sendiri.

Aku yakin saat itu Ibu dan Ayah ingin berbicara denganmu dan kau menolaknya. Tak apa, kau melakukan hal yang benar. Mereka akan mengerti.

Terkadang takdir memang sekejam itu. Terkadang aku berpikir apakah takdir memang membenci kita hingga ia membuat kita se-terpuruk ini?

Tapi, apa yang bisa kita lakukan selain mengikuti alurnya?

Ini baru awal dari malam pahitmu, nanti kuceritakan lagi untuk menguatkanmu disana. Agar kau kuat menghadapi takdir yang terkadang kejam itu.

Ditulis olehku,

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Surat untuk Masa MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang