BUAGH
BRUGH
"Aampuuuun, Ndan!! Aku menye-rah!"
Seorang prajurit memukul-mukul lantai tanda kekalahan mutlak, karena Hideo hampir membuat nyawanya melayang. Sampai kapanpun Hideo tidak bisa dikalahkan dengan mudah. Pemuda itu menguasai tinju dan beberapa ilmu bela diri yang pastinya mematikan. Lawan manusia akan K.O dibuatnya.
Sudah sejak dua jam yang lalu mereka berlatih, komandan Divisi Utara itu menjadikan anak buahnya sebagai samsak dan membanting mereka tanpa ampun. Bagi warga sipil, latihan ini mungkin mengerikan, namun baik untuk ketahanan fisik. Hideo memiliki jadwal latihan bersama anak buahnya di waktu tertentu dan tak segan-segan mengerahkan seluruh kemampuannya.
"Cih! Kalian lemah sekali! Apa pantas disebut sebagai militer? Bagaimana kalian mau melindungi warga sipil dari serangan zombie jika kalian lemah seperti ini, hah?!"
"Siap, Ndan. Ma ... maafkan kami." Salah seorang prajurit yang wajahnya babak belur menjawab dengan kesusahan.
Walaupun pemimpinnya suka marah-marah, namun anak buahnya tidak dendam sedikit pun. Mereka tahu ini demi kebaikan mereka sendiri dan semua kata-kata Hideo adalah hal yang harus dihormati. Jadi mereka semua berdiri berbaris termasuk anggota pasukan yang semula hanya menonton di pinggir aula. Mereka berdiri dengan badan ditegakkan lalu bicara serentak dan lantang.
"Kami mengaku bersalah, Komandan. Kami lemah. Kami akan berlatih lebih keras lagi."
Hideo dengan sorot mata tajam, memindai wajah anak buahnya satu per satu.
"Pengakuan bersalah kalian kuterima. Cepat obati luka-luka kalian!" Hideo berteriak membuat anak buahnya segera bubar dan keluar dari ruang latihan.
"Bringas seperti biasa, Hideo."
Seorang pemuda berambut pirang datang ke markas Divisi Utara. Begitu melihat sahabatnya bercucuran keringat tahulah dia apa yang dilakukan oleh pemuda itu. Pasti sahabatnya baru saja membantai anak buahnya dengan mix martial art. Dia sendiri sudah pernah melihat keganasan Hideo dalam latihan, tentu saja ketika mereka masih sama-sama prajurit.
*MMA: Mix Martial Art, kombinasi dari berbagai jenis ilmu bela diri. Membuat penggunanya bebas memakai jenis bela diri apapun.
"Sedang apa kau di sini, Mark?" Hideo mengambil botol air mineral lalu meminumnya. Sesekali dia mengusap keringat yang menetes dengan handuk kecil."Aku datang untuk mengajakmu melihat anak Tuan Altar. Aku penasaran dengannya. Makanya aku datang ke sini. Sekalian menemui sahabatku dan membantu bila ada anggota pasukan di sini yang butuh ke rumah sakit," kata Mark disertai kekehan menyebalkan.
"Kau mengejekku, hah? Ayo lawan aku!" Hideo mengibaskan handuk ke arah Mark, mengajak duel.
"Woah, tunggu dulu. Aku datang ke sini bukan untuk mengajakmu berkelahi." Mark mundur untuk menghindari sabetan Hideo. Bukan karena dia takut, melainkan----ayolah, dia hanya penasaran dengan zombie yang sangat terkenal itu.
"Aku ada kencan hari ini. Aku harus menjaga penampilanku," lanjut Mark.
"Kencan dengan kekasihmu yang ke berapa?"
"Hm----sepuluh kalau tidak salah," setelah menjawab, Mark langsung memberi cengiran.
"Dasar playboy!"
BET
Hideo menyabet Mark, namun pemuda itu berhasil menangkap ujung handuknya. Dua pemuda itu malah saling tarik-menarik handuk seperti dua anak kecil bertengkar. Untung saat ini tidak ada Leonard di tengah-tengah mereka. Jika ilmuwan itu sudah ikut campur bisa dipastikan kuping mereka akan panas karena diceramahi.
KAMU SEDANG MEMBACA
STERIL: My Bottom Is A Zombie
Science FictionMengembalikan Zombie menjadi manusia, bisakah hal itu terjadi? Bagi Hideo memiliki kekasih zombie merupakan hal gila. Namun, bagaimana jika zombie itu semakin menawan dan semakin cantik setelah menjalani rehabilitasi? Cerita ini sudah tamat dengan...