Another World -1

19 2 0
                                    

Cahaya matahari pagi membuatku terjaga. Aroma petrichor yang khas mulai tercium di indra penciumanku. Kicauan burung yang bersahut-sahutan membuatku sadar bahwa hari sudah pagi.

Perlahan namun pasti, kedua mataku terbuka. Menyipit sebentar menyesuaikan cahaya terang yang membuat mataku sedikit perih. Lalu langit-langit kamar yang berwarna emas dan mewah mulai jelas di penglihatanku.

Satu detik.

Dua detik.

Tiga det-

ASTAGAAAAA !!

Kedua bola mataku seakan keluar dari tempatnya. Ini bukan kamarku!

Dengan cepat, kutegakkan tubuhku dan mencoba memastikan sekali lagi. Kuperhatikan sekelilingku. Kamar ini sangat luas. Hampir 10 kali ukuran kamarku.

BAYANGKAN!! SEPULUH!!

Ada meja rias besar di sisi kanan kamar, lalu di samping ranjang yang sekarang kutempati terdapat sebuah lemari kayu yang sangat besar dengan ukiran-ukiran yang sangat indah disetiap sisinya. Aku menoleh ke belakang, tepatnya ke sebuah jendela besar dengar tirai berwarna emas yang tergantung disetiap sisinya.

Luar biasa, seumur hidup aku tidak pernah melihat kamar yang semewah ini. Kamar ini terlihat seperti kamar seorang putri raja.

Lalu kenapa aku ada disini?

Tok tok

Sontak aku langsung menoleh ke arah pintu. Ketukan dari luar terdengar bersamaan dengan ketakutan yang mulai menjalar ke seluruh tubuhku. Aku menggigil ditempat. Badanku benar-benar kaku bahkan untuk sekedar bersembunyi.

Aku takut.

Aku sedang berada ditempat asing. Aku tidak tahu mengapa aku disini. Lalu aku juga tidak tahu apakah seseorang yang berada diluar itu adalah orang baik atau jahat.

Bagaimana jika aku diculik dan aku sedang berada disarang para penjahat?

Oh atau yang lebih parahnya lagi aku dituduh mencuri karena masuk ke dalam kamar orang lain tanpa izin lalu aku di hukum atau mungkin di bun-

Tok tok tok

Belum selesai dengan segala kemungkinan buruk yang akan terjadi, ketukan muncul untuk yang kedua kalinya. Buka atau tidak?

Setelah berpikir singkat dalam waktu 5 detik, akhirnya aku memberanikan diri untuk berjalan mendekati pintu kamar ini.

Kau tidak salah apa-apa Meira. Kau pasti bisa. Batinku menyemangati.

Setelah menghela napas sebentar, akhirnya aku menyentuh kenop pintu dan memutarnya dengan tangan bergetar.

Cklek

Pintu terbuka.

Lalu terlihat seorang wanita paruh baya mengenakan pakaian pelayan membungkuk penuh hormat didepanku.

"Maaf mengganggu tuan putri, sudah saatnya anda bersiap,"kata pelayan wanita itu kepadaku.

Kedua alisku bertautan. Tuan putri? Siapa yang dia panggil tuan putri?

Mengapa pelayan itu tidak marah atau setidaknya meneriakiku pencuri saat tahu bahwa aku telah memasuki kamar tuan putrinya?

Ada yang tidak beres.

Sadar bahwa aku hanya diam membatu, pelayan itu menatapku dan tidak ada ekspresi terkejut di wajahnya. Seolah aku memang tuan putri yang dia maksud.

"Tuan putri, mengapa Anda terlihat bingung?" kata pelayan itu sembari menatap wajahku.

Aku benar-benar bingung sekarang, otakku sama sekali tidak bisa menebak apa yang sedang terjadi. Lalu ditengah kebingungan yang masih menimpa diriku, seorang wanita cantik dengan pakaian bak seorang ratu lengkap dengan mahkota di atas kepalanya datang dan menghampiriku.

Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang