GONE

3.5K 429 68
                                    

Pertama kali bertemu denganmu, itu adalah saat-saat yang paling aku nantikan. Aku terjebak dalam ruangan ini selama bertahun-tahun, setelah sebelumnya terus berpindah-pindah dari banyak tangan yang mengasuhku.

Sejak dulu aku selalu menunggu seseorang menjemputku, mengulurkan tangan padaku. Orang dewasa yang membawaku saat itu mengatakan bahwa ia akan kembali.

Aku ingin menjadi anak baik yang tidak mau ditinggalkan.

"Hinata, tunggulah di sini. Paman akan kembali."

Aku menunggu paman itu hingga warna langit biru berubah jingga. Satu hari dan berlanjut hingga berminggu-minggu, berbulan-bulan, dan tahun berganti.

Aku sudah cukup mengerti bahwa dia tidak akan pernah kembali untukku. Pembohong.

Aku tinggal di panti, berusaha mencari teman. Tapi mereka selalu menatapku jijik dan takut.

"Kau menakutkan! Seperti hantu!!"

"Jangan lihat aku!!"

"Pergilah!!!"

Semua penolakan itu membuatku sakit hati, tapi aku hanya bisa diam.

Aku menjadi anak manis, berusaha menjadi gadis yang baik. Berharap di malam natal, seorang pangeran akan datang menyelamatkanku. Memberikan aku sebuah keluarga yang hangat.

Salju turun, pohon natal sudah berdiri dan dihias. Setiap tahun aku melihat banyak anak yang meninggalkan panti, mereka mendapatkan keluarga yang baru. Mereka akan digandeng dengan Ayah dan Ibu baru, aku iri tawa mereka menyakiti telingaku.

"Kapan giliranku tiba?"

Umurku sudah sembilan tahun, aku menjadi salah satu anak yang cukup tua. Mungkin aku tidak lagi semanis anak-anak lain. Aku hanya dapat memandang lelah wajahku di cermin.

"Apa aku sangat menakutkan?"

Sepertinya tahun ini adalah titik terjenuhku, aku sudah tidak peduli lagi. Tidak ada yang mau mengadopsiku.

Buku dongeng yang telah usang itu hanya dapat ku tatap, tergeletak menyedihkan seperti aku.

Aku memilih untuk tetap berada di depan perapian pagi ini. Aku melirik pada anak-anak lain yang segera berlari ke jendela. Mereka berteriak.

"Wah, mobil mewah!"

"Pasti orang kaya!"

"Siapa yang beruntung?"

"Aku harus terlihat manis!"

Kudengar mereka saling bersahutan. Sedangkan aku? Aku hanya bisa mengeratkan tangan ku menjadi tinjuan. Aku ingin menangis, tahun ini pun pasti bukan aku.

Aku baru saja akan pergi ke kamarku ketika kurasakan seseorang memelukku dengan erat.

"Hei, siapa namamu?"

Aku terdiam, suaranya sangat asing, dia bukan salah satu anak panti.

Dia melonggarkan pelukannya dan aku berbalik menatapnya. Dia seorang anak laki-laki yang tampan. Kulitnya putih, matanya sehitam langit malam dan rambutnya seperti burung gagak. Aku mematung.

"Aku suka kamu!" Dia terkekeh. Tangannya terjulur mengusap rambutku, lalu menarik pipiku hingga terasa sakit.

"Mama! Aku suka dia! Ayo bawa pulang!"

Wajahku memanas. Kulihat seorang wanita berjalan ke arahku. Sama seperti anak lelaki ini, bajunya terlihat sangat mahal, juga aroma yang sangat harum menguar dari tubuh mereka berdua.

"Ara... manisnya, seperti boneka."

Aku merasa senang, tapi segera ku tundukkan wajahku karena malu. Ini pertama kalinya dipuji seperti ini. Apa mereka akan mengadopsi aku? Benarkah?

GONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang