Petak Umpet

108 18 72
                                    

PERMULAAN

"1...2...3...4...5...."

Terdengar suara anak kecil yang sedang berhitung sambil menutup kedua matanya dengan telapak tangan. Sementara beberapa anak berlarian untuk mencari tempat bersembunyi.

"Aduuh, sembunyi dimana yaah,"

Seorang anak laki-laki sedang kebingungan saat dirinya ada di depan sebuah rumah tua.

"Hei..hei..Bobby..Sinii..!" seorang anak perempuan berusaha memanggil temannya sambil melambai-lambaikan tangan.

"Ana?"

Bobby melihat Ana, dia pun menghampiri temannya.

"Sinii..! Ngumpet disini..!" ucap Ana saat Bobby sudah berada didekatnya.

"Kita sembunyi disini aja, pasti nggak bakal ketahuan hihihi.." sambung Ana lagi yang dianggukkan oleh Bobby.

Mereka berdua bersembunyi di dalam tong sampah besar yang ada di dalam rumah tua itu.

Sementara teman-temannya yang lain ada yang bersembunyi di belakang rumah tua, dibalik jejeran pohon pisang, di lubang galian, bahkan ada yang diatas atap.

"..33...34..35..36...37...38.."

Anak laki-laki yang nampak berusia 7 Tahun masih berhitung, dia merasa bahwa kebisingan dan teriakan teman-temannya saat berlarian tidak lagi terdengar.

"..41..42..43..44..!" seru anak itu lagi sambil menghentikan hitungannya saat mencapai angka 44.

Anak itu pun menurunkan tangan yang menutupi matanya kemudian melihat sekeliling dan tidak menemukan siapapun selain dirinya yang berada di tengah-tengah hutan.

"Mereka sudah sembunyi semua. Hm! Aku lupa ngasih tau batas tempat persembunyiannya. Mereka pasti sembunyi ditempat yang jauh niih..! Baiklah, harus bisa nangkap mereka semua. Siap atau tidak..Aku Datang..!!" seru anak itu kemudian sambil berlari dan mencari teman-temannya.

"Bobby, kira-kira Adel bakal nemuin kita nggak..?" tanya Ana dengan suara pelan.

"Ssstt...semoga saja enggak..aku nggak mau jaga duluan."

Hari pun mulai senja...

Terdengar suara langkah kaki yang mematahkan daun-daun kering. "Huuft..capek banget harus keliling desa, ujung-ujungnya harus nyari kehutan juga.."

Seorang gadis muda yang tampak berjalan ditengah hutan.

Namun, tiba-tiba langkahnya terhenti ketika ia melihat seorang anak laki-laki kecil yang sedang berdiri didepan semak-semak.

"Adeel..? Apa yang kau lakukan disana..?! Kau tau tidak, kakak capek mencarimu..!"

Gadis itu menghampiri anak kecil tersebut.

Anak kecil yang dipanggil Adel itu langsung membalikkan badannya saat mendengar suara dari kakaknya, kemudian berkata. "Kak Amel..! Aku sedang bermain petak umpet dengan teman-teman..tapi baru tiga orang yang aku temukan." ucapnya sambil tersenyum.

Anak gadis itu tidak berkata apa-apa, wajahnya terlihat pucat dengan keringat membasahi keningnya.

"Kak Ameel..? Kakak kenapa..?" tanya anak itu saat melihat wajah kakaknya.

"Eh..! En-Enggak kok. Kakak hanya kelelahan aja, soalnya nyari kamu udah seharian ini. Kamu malah ma-main disini.. Ayo pulang, Ibu udah nyari-in dari pagi loh,"

"Tapi, aku masih harus nyari teman-teman yang lain. Mereka masih sembunyi.."

"Mereka pasti udah pulang, ini udah sore. Hutan bakalan nyeremin kalau udah malem. Mereka semua udah pada pulang karena kelelahan main petak umpet seharian, Udaah ayoo pulang..! Ibu khawatir, kamu kan harus ngemasin barang-barang buat dibawa besok," Amel memegang dan menarik tangan adiknya Adel.

Petak Umpet (TwoShot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang