3. hukuman

21 2 0
                                    

Ingat ada yang typo...

• • •

"Huhhh..panasnya" keluhku mengelap keringat yang mulai berjatuhan dikeningku dan kembali pada posisi semula

Suara ricuh terdengar dari pinggir lapangan. Murid yang kelasnya sedang free, menonton arkan yang tengah dihukum. Disma ini, arkan ini adalah cowok terfomus nomor 1. Jadi tak heran jika fans nya banyak.

"Haduh...itu arkan dijemur aja tambah ganteng. Sini aku lapin keringetnya"

"Arkan ini minum buat kamu. Pasti hauskan"

"Arkan sini aku kipasin"

"Ituh cewek pasti yang buat arkan dihukum gini"

"Ayang beb kuh hot banget kalau keringetan begini"

"Tuh cewek siapa sih? Berani baget deketin ayang beb arkan"

"Ih arkan...bla bla bla"

Aku menatap merka jijik dan bergidik geri

"Kenapa lo?"

Aku menatap arkan" gak ada. Jijik aja liat mereka" ucapku

"Oh"

Maudy mulai kelelahan, lututnya mulai lemas dan dia memutuskan untuk duduk berselonjoran. Tangannya tetap hormat, tapi hormat untuk menghalangi panasnya matahari dari wajahnya.

"Heh, diri!" Tegur arkan

"Capek" keluhku

"Elah nih cewek. Bagun entar ditambah lagi hukamnya sama pak kenan. Mampus lo"

Aku memandang arkan kesal " cerewet baget sih kamu. Ini juga semua karena kamu"

"Lah salah gue apa coba. Kan elo yang lempar tuh botol kekepala pak kenan. Gimana sih"

Flashback

"ARKANNN!"

aku berlari mengejar arkan yang seenaknya nyium pipiku. Awas saja kamu arkan

Sedikit lagi aku berhasil menangkapnya. Tapi arkan menambah laju larinya dan dia mengejekku dengan menjulirkan lidahnya dan menggoyangkan pantatnya kearahku

"Isss..arkan awas kamu" teriakku

Aku kembali mengejarnya ketika jarak kami mulai dekat, aku segera melempar botol yang sedari tadi aku bawa kearah arkan. Namun, arkan dapat mengelak dan sasaran botol pun jatuh tepat mengenai kepala pak kenan.

Kami pun berdiam sesaat sebelum pak kenan berteriak membuat semua siswa melihat kearah kami.

"SIAPA YANG LEMPAR INI" teriak pak kenan marah

Arkan memunjuk maudy " maudy pak" adunya

"E.enggak arkan pak" elakku

"SINI KALIAN BERDUA" teriak pak kenan kembali

Aku menatap arkan kesal dan juga sebaliknya. Mereka berjalan kearah pak kenan.

"Sekarang kalian berdua berdiri hormat didepan tiang bendera sampai jam pulang berbunyi" perintah pak kenan

"Yah, pak kok saya kena juga. Kan ini ulah maudy pak"

"Diam kamu kenan"

"Sudah. Sana kerjakan hukuman kalian"

Flashback end

"Kan karena kamu yang seenaknya cium pipi aku. Nggak minta maaf lagi" maudy sudah berdiri dan menghadap arkan

"Kan emang enak cium anak orang."

"Ihhh..arkan nyebelin" kesalku sabil mencakar-cakar angin dihadapan wajahnya

"Ehem" demahan seseorang terdengar dibelakang mereka

Arkan dan maudy berbalik badan, dihadapan mereka pak kenan tengah berdiri menatap mereka. Terlihat jita dahinya memerah dan sedikit ada benjolan.

Ih, sampe benjol gitu- batin maudy

"Arkan kembali kekelas kamu. Dan kamu maudy ikut saya" ucap pak kenan dan langsung berbalik menuju ruangannya

Maudy menunduk dan berjalan membuntuti pak kenan. Sedangkan arkan terdiam sebelum dirinya dikerumbuni para fans kaum hawanya, membuatnya kewalahan dan kabur secepatnya.

☠☠☠

"Duduk"

Maudy mendudukan dirinya dikursi tepat dihadapan pak kenan. Kepalanya masih menunduk dan tangannya dia genggam sekuat mungkin.

"Maudy" panggil pak kenan tapi Maudy tidak menyahut

"Maudy haikal abdila" panggil pak kenan dengan nama lengkapnya

Aku mengdongak dan mengetatkan rahangku marah" jangan sebut nama itu kek"

Pak kenan adalah kakeknya maudy. Tak ada yang tau kecuali orang yang pernah dekat dengannya. Dulu.

Kenan menghembuskan nafasnya berat. " kapan kamu berhenti?" Tanyanya. 

Maudy mengerti kemana arah pembicaraan ini dan dia segera berdiri ingin meninggalkan ruangan ini.

"Maudy!" Teriak kenan yang ikut bersiri

Maudy tidak menghiraukan panghilan dari kakeknya dan pergi kekelasnya untuk mengambil tas miliknya dan segera pulang sebab bel jam pulang sudah berbunyi. Tak lupa ia menetralkan wajahnya dulu.








Lady KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang