"Kim Nara, cepat sedikit dong" teriak seorang laki laki yang tidak lain Kim Taehyung abang dari seorang Kim Nara.
"kyk gatau cwe aja si bang" balas nara.
beberapa menit kemudian, Nara turun kebawah untuk sarapan dan bergegas menuju sekolahnya.
Setelahnya mereka berdua masuk mobil dan menuju ke sekolah."ah bang kenapa harus sekolah si" gumamnya.
"ya lu aja bego masih gamau sekolah, mau jadi apaan lu".
"kita dong bang masa gua doang".
Tidak butuh waktu yang lama mereka pun sampai dan Taehyung memarkirkan mobilnya."abang".
"apa dedek" jawab tae malas.
"pulang mau ke mall dulu titid".
"ngomong nya kutil" sambil mendekap mulut nara.
"tau ga bang, tangan lu bau comberan".
"adek laknat, pulang sendiri dadah" meninggalkan nara.
"Taehyung!" taeriak nara dari kejauhan.
"berisik kipli" tiba tiba ada yang menyaut dari belakang Nara, Jeon Jungkook, sahabat sekaligus temen ribut nya.
"suka suka mahmud" celetuk nara.
"bapak lu?" ledek jungkook.
"bukan lah".
"siapa dong" tanyanya.
"taehyung lah".
"ya kan lu adeknya taehyung bego, sama aja" menoyor pala nara.
"jeon jungkook! sakit ah" memegang kepalanya
"ngambek dah" meninggalkan jungkook seorang diri.Nara berjalan melewati koridor yang lumayan ramai, karena belum masuk jam pelajaran.
Di tengah perjalanan nara di panggil oleh seseorang laki laki "Nara" ia kenal suara itu Park Jimin.
"apaan" jawab nara malas.
"di panggil suga, di atas".
"ngapain?" tanyanya.
"mana gua tau orang gua di suruh, duluan ye".
Nara hanya berdecih malas, kenapa orang itu memanggilnya. Buang buang waktu saja pikir nara.
Disisi lain hatinya ia senang jika harus bertemu suga.
Satu persatu tangga di lewati oleh Kim Nara, sampai ia tiba di atas.
Tapi ia tidak melihat ad sosok suga disana. Yang ia lihat hanya sosok Jeon Jungkook, Huh.
"ke atas juga" sahut jungkook.
"gausah buang buang waktu ada apa" kesal nara karena bukan suga yang disitu melainkan jungkook.
"duduk dulu sini, langit nya cerah tuh".
-Kim Nara
Votment ya bebi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Without You -JJK
Fanfictionjika aku rela kehilangan teman ku demi kamu, ingatlah itu kebohongan.