→←
Lee Jeno menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan kosong. Bayangan wajah Jaemin yang tersenyum perlahan tergambar di langit-langit berwarna biru muda itu, Jeno ikut tersenyum, mengangkat tangannya, mencoba meraih bayangan itu lalu dia tersadar semuanya hanya halusinasinya dan senyumnya lenyap bersamaan tangan yang turun lemas kembali ke ranjang.
Ini sudah sebulan lebih sejak kejadian di atap itu, dia dan Jaemin benar-benar seperti orang asing. Pemuda Na itu menjauhinya. Mereka tak lagi berangkat dan pulang bersama. Jangankan itu, saling menyapa saja tidak.
Pernah sekali Jeno menghampiri rumah Jaemin di pagi itu dan laki-laki itu sudah berangkat lebih awal. Dan setiap berpapasan di sekolah, Jaemin dengan cepat memalingkan wajahnya.
Setiap dia menutup mata, bayangan itu selalu muncul, hari dimana dia menyatakan perasaannya dan Jaemin memutuskan persahabatan mereka.
Jeno menghela nafas panjang. Mengingat itu rasanya sudah lama sekali. Dari saat orang-orang di rumahnya selalu menanyakan kenapa Jaemin tak pernah mampir lagi sampai sekarang mereka memilih untuk diam karena Jeno sendiri tak memberikan jawaban apapun.
Melewati hari-hari tanpa Na Jaemin bagaikan mimpi buruk yang selalu membuat Jeno berharap untuk segera bangun dan menemukan Jaemin berdiri di hadapannya dengan senyuman manis atau omelan-omelannya seperti dulu.
Tapi kenyataannya mimpi buruk itu adalah nyata.
Dan seberapa kuat pun Jeno berusaha menghilangkan perasaannya pada Jaemin, dia tak bisa. Dia selalu gagal. Jaemin tak pernah berhenti menghantui pikirannya bahkan setelah mereka jauh seperti ini.
Lee Jeno masih sangat mencintai Na Jaemin.
Jeno melihat Jaemin berjalan dari arah berlawanan. Langkahnya memelan untuk dapat berpapasan lebih lama dengan pemuda Na itu.
Dia sangat ingin mengatakan bahwa dia merindukan pemuda itu dan ingin memperbaiki hubungan mereka, tapi seiring langkah Jaemin yang semakin mendekat, lidah Jeno terasa kelu bahkan hanya untuk memanggil nama Na Jaemin.
Sikap dingin Jaemin yang bahkan tak mau menatap matanya itu, menciutkan nyali Jeno. Yang bisa Jeno lakukan setelahnya hanyalah terdiam di tempatnya membiarkan Jaemin melewatinya tanpa melakukan apapun.
Seberapa keras dan seringnya Jeno mencoba, dia selalu berakhir terpaku menyaksikan Jaemin yang kembali berjalan menjauh. Menjadi sangat sulit untuk ia raih.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIMELESS (Sequel of 'No Longer') - oneshoot [ ✔]
Romance"Kenapa kau tidak membenciku?" "Mana mungkin aku bisa?" Now playing : NCT U - Timeless ©wintooblee