NADIR [1]

17 1 0
                                    

Untuk kesekian lamanya aku tidak menaiki kereta disore hari, entah sudah hampir 4 bulan lamanya mungkin aku tidak menaiki kereta disore hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk kesekian lamanya aku tidak menaiki kereta disore hari, entah sudah hampir 4 bulan lamanya mungkin aku tidak menaiki kereta disore hari. Sore ini warna Langit sangat indah, sangat sayang jika dilewatkan tanpa mengabadikannya. Ku sempatkan diri ini untuk mengambil beberapa foto senja untuk kunikmati lagi di lain waktu. Melihat warna langit yang begitu indah, Aku merasa seperti sedang disambut dengan hangat oleh senja. Ah tapi, " Ingat ra, enggak ada yang namanya senja menyambut kita yang ada itu kamu yang menyambutnya." Teringat aku pada ucapan salah satu sahabat ku dari kecil yaitu Lintang. "Yang lintang ucapkan ada benar nya juga, tapi sudahlah untuk apa aku memusingkan kepala hanya karna memikirkan itu. Entah siapa yang menyamput dan siapa yang disambut aku harap keduanya sama-sama senang melakukannya.

Kereta sore ini sangat sepi tapi tak sunyi karena dapat kudengarkan suara khas kereta melaju. Kereta sore ini tidak seramai kereta pagi kemarin. Hanya ku jumpai beberapa orang saja dilorong ku, mungkin dapat kuhitung dengan jari. Melihat mereka yang asik dengan gadget mereka sendiri, membuat kereta ini seperti hanya aku didalamnya. Mungkin sebagian orang tidak suka jika berada ditempat sepi. Tapi, entah kenapa aku sangat menyukainya. Menurutku mau sepi ataupun ramai itu akan asik jika kamu bisa menikmatinya dengan caramu sendiri.

"melihat penumpang lainnya yang sibuk dengan gadget mereka masing-masing, aku bingung sendiri mau ngapain. Enaknya ngapain ya, biar 3 jam ku dikereta tidak membosankan?" tanyaku sendiri, sambil memikirkan jawabannya.

"sepertinya membaca buku yang ku pinjam dari lintang sambil mendengarkan musik indie akan membuat 3 jamku dikereta menyenangkan." Gumamku dalam hati. Aku pun mengeluarkan buku dari tasku lalu membiarkan earphone terpasang ditelingaku. Aku pun mulai menikmati perjalanku...

********

"Wah, langit hari ini bagus banget anjir. Ini harus difoto ini, harus pokoknya." ucap sang lelaki beralis tebal didepan stasiun kereta sambil mengeluarkan HandPhone dari kantong jaket abu-abu nya. Saat mengambil berberapa foto langit, handphone lelaki beralis tebal itu berbunyi.

"ayah." Gumam lelaki itu dan langsung mengangkat telpon tersebut tanpa menunggu lama.

"iya, yah. Ini en udah distasiun yah, lagi nunggu kereta . kata petugasnya sih sebentar lagi kereta nya sampe." Jawab lelaki beralis tebal tersebut.

"yaudah, yang penting kamu hati-hati dijalan en. Kamu dah tau alamat rumah kita yang baru?" Tanya sang Ayah.

"oh iya, belum yah hehe. Ayah sms in aja ya alamatnya , ntar kalo udah mau sampe , rayen kabarin." Rayen .

"ok, yaudah kalo gitu ya." Ayah.

"ok, bosqu." Rayen.

Tak lama dari rayen yang mengangkat telpon ayahnya, kereta pun tiba. Akhirnya rayen menaiki kereta.

"Sepi banget sih." Gumam rayen dalam hati. Di lihatnya sekeliling, kali aja ada penumpang yang bisa ia ajak mengobrol. Rayen sangat suka berbicara, ia tidak melihat siapa yang diajak nya berbicara, umur berapa yg diajak nya berbicara. Ia tak perduli. Sudah kerjaan rayen mengajak orang asing berbicara pada saat perjalanan, kemanapun. Menurut rayen perjalanan akan terasa menyenangkan jika kita ada teman berbicara. Saat melihat sebelah kanan, di dapatinya perempuan yang sedang membaca dengan earphone yang terpasang ditelinga perempuan tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

N A D I R Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang