3) Singkat cerita 2

11 0 0
                                    

Bagaimana bisa aku memutuskan hubungan dengan samudra namun disisi lain rey menyakan cintanya kepada ku? 
Bagaimana menurut kalian? 
Munafiq kah aku jika menerimanya? 

Rey adalah sahabat baik ku.
Rey memang terkenal care pada semua orang,  perhatian,  baik, Soleh,  Juga cerdas.  Gak ada celah keburukan tentang rey.

Aku tak mampu menolaknya tapi... Aku juga tak bisa menerimanya. Bukan karna belum move on dari samudra,  tapi..  Aku butuh waktu,  juga .. Menghargai samudra,  aku tidak ingin dia salah paham tentang keputusan ku.

Rey memahami keputusan ku,  dia semakin perhatian dengan ku,  juga semakin menunjukan perasaan nya dengan ku. 

Sampai suatu hari..  Rey mengajak ku jalan hanya ber2. Ini bukan ajakan rey yang pertama,  namun aku slalu menolaknya dan slalu memberi alasan setiap di ajak jalan dengannya. Tidak untuk saat ini, kali ini aku menurut dan menyetujui ajakannya.
Namun kami bertemu dengan samudra di sana.  Aku gak ngerti bagaiman ekspresi samudra saat itu.  Dan aku ngerasa bersalah,  rasanya seperti seseorang yang ketauan selingkuh.

Rey semakin terbuka mendekati ku,  hingga satu sekolah tau tentang gosip kedekatan ku dengan rey,  begitu juga samudra pastinya.  Aku merasakan sekali menjauh nya samudra,  dan melihat ada benci di matanya kepadaku. 

Benci bangat berada di posisi saat itu.
Aku gak tau harus gimana,  perasaan ku aneh seperti tak ingin melepaskan rey,  namun tak ingin menyakiti samudra.

Saat itu keaadan ku sedang kurang sehat.  Mungkin pagi itu aku kelihatan pucat,  dan rey pun menghampiri ku.
"Keliatannya lemes banget?  Kenapa?"
Tanyanya.
"Aku Gapapa kok"
"Beneran? " tanyanya mematikan eh memastikan maksudnya,  tapi perhatiannya mematikan bangat,  cewe mana yang gak baper di tanya kaya gitu. 
" iya gapapa cuma pusing sedikit aja kok"
Untuk kedua kalinya rey mengganggam tangan ku kembali.  Rasanya hangat,  deg deg an,  senang juga takut. 
Aku rey dan samudra satu angkatan,  tapi kita beda kelas. Tepat saat itu samudra datang ke kelasku,  mungkin ada keperluan dengan teman kelasku.
Dua kali aku kepergok samudra. 
Seharusnya aku gak apa" karna samudra bukan pacar ku lagi.  Tapi kelakuan ku seperti itu,  sepertinya menyakitkan bangat buat samudra.

Esokan harinya,  jam istirahat aku memutuskan pergi ke kantin dengan teman ku riska dan ara.  biasanya aku males pergi ke kantin,  karna di sana terlalu ramai. Dan aku tidak suka.
Namun kali ini aku memilih ikut ke kantin bersama riska dan ara
Dan benar saja hampir semua siswa berhamburan di kantin, dengan sgala aktifitasnya yang berbeda beda.

Baru aja pesen makanan dan menunggu pesenan. Tiba tiba semua anak anak berlarian menuju lapangan.
"Dewi,  itu kenapa rame- rame? " tanya ku pada salah satu temanku.

"Katanya si ada yang berkelahi? " jawan Dewi.
"Siapa? " tanya kami bertiga.
"Si samudra sama rey"
Aku kaget,  kenapa mereka berkelahi? 
Aku ,riska,  ara juga Dewi pun ikut berlari menuju lapangan.

Dan aku melihat rey dan samudra yang telah di bawa ke ruang bk.
Rey berdarah darah bibirnya.
Sepertinya dia kena pukul samudra.  Untuk pertama kalinya rey masuk ruang bk,  dan untuk pertama kalinya rey berkelahi.
Beda dengan samudra.  Yang terkenal slalu berkelahi di sekolah.

Keluar dari ruang BK,  rey langsung pergi ke kelas. 

Aku pun menghampiri rey
"Kamu kenapa rey,  kenapa berkelahi dengan samudra? "
Sepertinya rey kesakitan di bagian bibir yang terkena pukul.
"Sebentar aku ambil air kompres buat kamu" aku mengambil alat p3k dan mengompres lukanya. Rey pun membuka suara.
"Kamu pilih aku atau samudra?" Pertanyaan yang terlontar dari bibir rey. Membuat diriku diam. Tak mengerti lagi harus berbuat apa. Aku melanjutkan mengompres luka rey, tak ada yang kita bicarakan setelah itu.

"Bayangkan dan rasakan bila dirimu yang jadi diriku".

Thanks for reading guys. 😘

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 24, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Catatan kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang