"Bara, anjir balikin pulpen gua!" Seseorang asik lari bukan karena marathon tapi ngejar cowok tengil yang ngelilingin kelas cuman karena rebutan pulpen. Dan ya, pulpen satu satunya milik dia dari sekian pulpen ngilang gitu aja. Dipinjem curut didepannya yang malah sok ganteng didepan meja guru menimang nimang pulpen miliknya. Dia harus cepat. Pasalnya, bukan main pelajaran selanjutnya. Bu Hana-guru killer hampir otw, dilihat dari wujudnya yang sudah nongol depan pintu kantor guru.
"Aelah Sya, bentar lagi tau. Gue kan abis kelar lomba, mana capek banget lagi Sya, rang ganteng lemah letih lesu lelah," keluh Bara sambil asik menyalin pr milik Bimo, cowok terpinter dikelas. Maklum, Bara termasuk anak paling jarang buat dikelas karena sibuk lomba ini itu sangking berbakatnya atau gak ada yang mau, mungkin. Sampai-sampai semua guru melompati namanya ketika absen. Kosong dan bersih.
"Kalo ampe itu pulpen abis," geram Mesya, "Abis lo sama gua balik kelas." Bara bergidik, muka gadis imut berubah menyeramkan. Transformasi paling dihindari sekelas. Imut imut sangar. "Ga mau lagi gue pinjem pulpen ke lu ngil, muka lu serem!" Ringis Bara.
"Bacot lu! Gue kasih waktu 5 menit. Kelar ga kelar, gue ambil!" teriak Mesya, "Iya nyai, iya" Keluh Bara.
"Miyaaaaaaaaa," agaknya suasana suram mulai menguar, karena mesya lari kedepan pintu sembari memeluk seorang gadis. Miya namanya. Miya Briana. Yang diam-diam Albara Mahendra taksir dari sekian banyak gadis berusaha untuk mendekat.
Gadis yang mudah menolak, tidak sepertinya..
"Bara awas!"
T.B.C
Maaf ya kalau sedikit, baru mulai nulis setelah 3 tahun vakum hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
TIDAK
Teen FictionAda masa dimana semua hal tak selamanya 'iya, terkadang kita butuh untuk mengembalikan keadaan bahkan dunia jika kalian lelah. Bersama Miya, dan laki-laki diujung kebingungan, Albara. Semoga yang membaca kisah ini, mengerti duniamu adalah milikmu bu...