Julian menekuk muka. Jengkel dengan kelakuan Atta yang selalu saja rusuh dan heboh. Tapi kalau tidak ada Atta juga rasanya sepi. Julian menghembuskan nafas kesal. Ingin rasanya melemparkan Atta ke kutub Utara, tapi nanti dia tidak punya sahabat lagi.Suara berisik dari depan membuat Julian berdiri dan berjalan menuju ruang tamu. Adiknya, Jesline dan si imut Skyla yang notabene kekasihnya sedang bergosip. Entah apa yang dibicarakan kedua gadis remaja itu, terlalu berisik baginya.
"Shut up, Jes!" Julian melemparkan bantal sofa pada adiknya yang membuat gadis berambut coklat kepirangan itu memelototinya. "You too noisy!"
Kesal, Jesline balas melempar bantal yang tadi mengenai kepalanya itu. "Abang aja rese!" Gadis itu menjulurkan lidahnya. "Benerkan, Sky?" Jesline menatap sahabatnya meminta dukungan. "Kita kan nggak ganggu dia ya?"
Sky hanya mengerjap bingung. Kedua kakak-beradik itu selalu saja ribut kalau mereka bertemu. Kebiasaan yang membuat Sky tidak tahu harus menjawab apa atas pertanyaan Jesline.
Julian tersenyum menang. Melangkah ke arah gadisnya, pemuda itu memeluk gadisnya dari belakang dan mencium pipinya. "I miss you, baby. How you doin'?"
"I miss you too." Sky tersenyum manis.
Jesline cemberut melihat pemandangan mesra di depannya. "Ingat kali ada jomblo di sini!" Sindirnya.
Julian terkikik geli. Tanpa memperdulikan adiknya yang misuh-misuh tak karuan, Julian menarik gadisnya menuju kamarnya di lantai dua.
"Abang, Jes mau ngerjain PR sama Sky!"
"Julian, digantungin tuh apa?"
Julian yang asik memetik gitar kesayangannya berhenti. Fokusnya teralih pada gadis mungil di depannya.
"Kaya' gimana?"
Julian mengerutkan keningnya bingung. "Maksudnya?"
Sky membetulkan duduknya supaya lebih nyaman sebelum menjawab.
"Tadi oom Bara bilang dia sakit karena aku gantungin dan kaya' taro snack yang dijual di warung depan komplek."
Mulut sexy Julian terbuka membentuk huruf O, kemudian menutup dengan rahang mengeras. Niat untuk tertawa diurungkannya. Dasar oom sialan! Makinya kesal dalam hati. Bisa-bisanya dia terus mencoba menikung keponakannya sendiri. Fvck uncle!
"Julian..." Sky menggoyang-goyangkan lengan pemuda itu. "Kok nggak jawab sih?!" Gadis mungil itu cemberut.
Julian tersenyum kaku. "Emang oom Bara ngomong apa sih, kok bisa pake gantung-gantung segala?"
Skyla mengerjap beberapa kali kemudian angkat bahu. Julian menggaruk pelipisnya sambil meringis. Susah bertanya pada Sky, harus ekstra sabar. Julian menghembuskan nafas melalui mulut. Sabar, July.
"Maksud aku...." Julian berpikir sejenak sebelum meneruskan, mencari kata-kata yang akan mudah dicerna oleh otak polos Sky. "Oom Bara ada ngomong apa sama kamu, kok tiba-tiba jadi gantung-gantung kek gitu?" Julian bersedekap.
Sky memiringkan kepala dengan bibir mengerucut, berusaha mengingat. Hidung mungilnya mengerut lucu. "Nggak ngomong apa-apa." Jawabnya sambil menggeleng polos.
Sekali lagi Julian menghembuskan nafas dari mulutnya, kali ini lebih keras dari sebelumnya. Sampai-sampai perhatian Sky yang fokus pada gitar Julian yang bersender manis di tempat tidur pemuda itu teralihkan pada wajah tampan di depannya.
Tetap sabar, July. Orang sabar banyak pacar.
"Oom Bara nembak kamu?"
"Nembak?" Ulang Sky kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Innocent Sky - END
Teen Fiction"Julian, digantungin tuh apa? Kayak gimana?" "Maksudnya?" "Tadi Om Bara bilang dia sakit karena aku gantungin kayak taro snack." Highest rank: Rank #1 in humor ~ 01/08/2020 Rank #9 in bara ~ 09/08/2020 Rank #2 in fiksi remaja ~ 09/08/2020 Rank #10...