Part 1

13.1K 434 4
                                    

Hallo, ini cerita pertama aku.

Tolong feedbacknya ya..

Semoga suka..

Hati-hati Typo bertebaran :))

=============================================^^==========================

Drrtttt…drtttt..

Getar ponsel di nakas membuatku mau gak mau harus membuka mata. Aku melirik jam di nakas dan ini sudah jam 2 pagi. Orang iseng mana sih yang menghubungiku tengah malam begini. aku melihat id panggilannya, otomatis dahiku berkerut melihat id pemanggilnya. Tumben sekali, laki-laki ini menghubungiku di pagi buta begini. Aku lalu menggeser tanda hijau di layar ponselku dan suara dentuman music langsung terdengar.

“Halo??”  ucapku berusaha mendengar suara dengan benar. Karena jujur, suara berisik khas club malam benar-benar bisa membuat tuli telinga semua orang.

“Halooo, ini temennya mas  yang punya hape ya?? Ini masnya udah mabuk gak bisa bangun. Bisa tolong jemput ke club HT??” ujar seseorang setengah berteriak. Aku berdecak kesal.

“Mas, tolong jagain cowok tolol yang lagi mabuk itu ya. Jangan sampe dia di grepe-grepe sama cewek ganjen di sana” kataku cepat lalu memutuskan sambungan telpon. Dengan cepat aku mengambil jaket jerseyku lalu memakai jeans hitamku lalu menyambar kunci mobil di meja riasku. Dasar Haikal tolol!!!!!

Aku, Lula Haruna Darmawan. Aku salah satu manager eksekutif di perusahaan milik temanku, bukan sahabatku Frederian Haikal Subrata. Iya, Subrata. Pemilik perusahaan kontraktor dan furniture terbesar di Indonesia, yang artinya salah satu deretan keluarga pebisnis yang paling berpengaruh. Bahkan nama Subrata juga sudah terkenal di Asia.

Lalu apa hubungannya denganku? Keluarga Subrata sudah bersahabat sejak lama dengan keluarga Darmawan, bahkan sebelum aku maupun Haikal lahir ke dunia ini. Menjalin kerja sama, menjalin silaturahmi, seperti saudara. Ya, itulah kenapa aku justru bisa dekat dengan Haikal. Karena orang tua kami juga dekat.

Aku sudah berdiri di depan sebuah pub. Dengan malas aku mengeluarkan dompet dan mengambil ktpku. Takut kalau-kalau aku dilarang masuk ke dalam pub ini. Jangan heran, karena tubuhku yang sedikit mungil membuat orang ragu kalau aku sudah berusia 24 tahun.

“KTPnya dek”kata penjaga pub menghalangi langkahku. See?? Mereka masih saja menilai orang dari ukuran tubuh. Aku menyerahkan ktpku dan penjaga pub itu menatapku takjub.

“Kenapa sih om?”tanyaku ketus. Sekalian saja aku memanggilnya om, biar tahu rasa!!

“Gak, silahkan masuk”katanya lalu memberiku jalan. Baru beberapa langkah aku sudah mencium bau alcohol yang, yaaak.. aku gak begitu suka dengan bau alcohol yang menyengat ini. suara dentuman musik yang bisa merusak indra pendengaran, setelah ini aku harus ke THT. Aku berjalan menyusuri pub, mencari sosok cowok bego yang merepotkan itu. Aku mendelik kesal, bagaimana bisa polisi tidak merazia tempat semesum pub ini. Tiap sudut aku melihat pemandangan yang, yaah.. kalian pasti tahu. Pasangan berciuman intens, cowok yang grepe-grepe cewek, dan ya Tuhan, kenapa Haikal bisa pergi ke pub macam ini. Dulu banget, dia juga ke pub tapi gak begini banget pemandangannya.

Mataku menangkap sosok cowok yang tengah berusaha mendorong tubuh seorang cewek super sexy di dekat bartender. aku mendengus kesal lalu berjalan cepat ke arah bartender, dari belakang pun aku sudah tahu siapa cowok itu.

“Eh, Tante. Gak usah grepe-grepa pacar orang deh”kataku sinis menyingkirkan tangan cewek gatel itu dari dada bidang Haikal. Cewek itu menatapku tajam.

“Tante lo bilang?”

“Iya tante, jauh-jauh sana dari pacar gue. hush hush”kataku sambil mengibaskan tanganku mengusirnya. Cewek itu mendekat ke arahku.

Me, You, Us, WeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang