Again, I try to escape
But still, you grab me
My shadow becomes bigger, my life and you, equal sign
So my remedy is your remedy°
°
°"Jeon Jungkook" suara yang lemah itu menyapa gendang telinga Jungkook saat ia memasuki kamar rawat Jimin.
"Hyung!"
Jungkook langsung memeluk Jimin. Dan tangis bahagianya pecah saat Jimin mulai mengelus punggungnya.
"Hei, apa kabarmu? Kau baik baik saja kan? Kau tidak nakal kan?" Jimin bertanya pada Jungkook dengan nada yang sangat lembut.
"Aku baik, hyung. Aku sudah berhenti bermain dengan Taehyung hyung" kata Jungkook masih sambil menangis dipelukan Jimin.
"Anak pintar" Jimin tersenyum. Baginya, tidak ada yang lebih indah dari melihat dongsaengnya seperti ini. Memeluknya.
Karena kalau boleh jujur, Jimin merindukannya.
"Hyung, kau nyenyak sekali tidur selama 3 bulan, apa kau tidak rindu padaku?" tanya Jungkook sambil mengelap sisa tangisnya.
"Aku rindu padamu. Kau tau? Aku bertemu ayah dan ibumu di mimpiku. Mereka bilang kau pasti selalu menjagaku saat aku sakit. Dan ternyata mereka benar. Kau disini" kata Jimin sambil tersenyum lemah.
"Hyung, jangan pergi lagi. Aku tidak ingin pelajaran dari kesalahanku adalah kehilangan dirimu. Aku tidak ingin hidup tanpamu sebagai hukumanku. Ini semua sudah cukup" kata Jungkook sambil memegang tangan kurus Jimin yang sekarang terlihat sangat pucat.
"Jungkook, aku tidak tau tentang itu. Aku tidak ingin membuatmu berharap terlalu besar hanya untuk menghempaskanmu dalam kenyataan. Tapi, ini bukan hanya remidi bagimu. Tapi juga bagiku. Aku juga salah. Aku tak bisa menjagamu. Maafkan hyung, ya?" kata Jimin sambil mengusap kepala Jungkook.
"Iya" kata Jungkook mantap sebelum kembali ke dalam pelukan Jimin.
.
.
.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jamais Vu✔️ [JJK X PJM]
Fanfiction[Short Story] Jeon Jungkook dalam ambang kehilangan sesorang yang ia sayangi akibat dirinya sendiri. (Kookmin)