[Terinspirasi dari Hotarubi no Mori e]
Atas alasan apa sebenarnya aku masih bertahan di dunia sepi ini?
Hidup sebatang kara di tengah hutan nan lebat, tanpa ada yang menemani, disinilah aku sekarang
Duduk di tepi danau dekat hutan, tempat favoritku sepanjang waktu jika aku bosan terus berada di dalam rumah, inilah pilihan kedua.
Malam ini angin terasa begitu menusuk kulit. Beruntung aku memakai mantel tebal dan juga segelas teh panas di tangan. Bersama air tenang di danau yang tak banyak orang tau ini, aku menikmati keindahan alam semesta di malam hari. Tak seperti biasa, malam ini terasa begitu berbeda. Sinar bulan nampak lebih bersinar di banding biasanya, juga ditemani berjuta bintang di atas langit sana.
Tanpa terasa teh yang kubawa habis tak bersisa. Jam telah menunjukkan pukul 12 tepat. Mataku sudah mulai mengantuk. Selalu seperti ini hidupku setiap harinya. Tak ada arah atau tujuan. Hidupku hanya berputar pada rumah dan hutan. Harapanku begitu tinggi selama ini. Ya, aku tau semesta tak pernah mengijinkannya.
00.10
Kresekk..
"Hei! Siapa disana?"
Tak ada ketakutan sedikitpun. Sudah terbiasa jika ada hewan buas datang, sebilah pisau siap sedia berada di dekat celanaku.
"Tunjukkan dirimu jika kau manusia!" Kataku tegas.
Dari balik pohon jati besar, sebuah kepala mengintip dari sana. Gelap, aku tak bisa melihat dengan jelas apakah dia manusia atau bukan. Karena seumur hidup, aku tak pernah menemukan seorang manusia hadir di tempat ini. Hanya aku.
"Maju atau aku akan membunuhmu!" Ujarku sekali lagi, sedikit berteriak.
Masih sedikit mengintip, makhluk itu mulai menunjukkan wujudnya. Aku sedikit terkejut mengetahui sosok itu adalah seorang manusia, tubuhnya sedikit lebih kecil dariku, ia mengenakan pakaian lusuh, namun menggemaskan, dan.. apa itu yang dipakainya di wajah? Topeng, kah?
"Siapa kau? Apa yang kau lakukan disini?" Tanganku mengacungkan pisau, mewaspadai takut-takut orang ini merupakan seorang perampok atau orang yang memiliki niat jahat.
Tapi dilihat dari postur badannya, caranya berjalan saat mendekatiku, jauh sekali dari title 'orang jahat'. Tetap saja ini membuatku heran, bagaimana bisa ada orang lain memasuki hutan yang terkenal begitu seram di tengah malam seperti ini.
Aku mulai menurunkan pisauku, mencoba berbicara baik-baik, "Katakan siapa namamu?"
"Kim Namjoon."
"Oke, Kim Namjoon. Namaku Min Yoongi. Berapa umurmu?" Aku masih menghujaninya dengan pertanyaan.
Dengan suara agak lirih dia menjawab, "17"
Aku sedikit terkejut. Sedang ada urusan apa anak ini bisa datang hingga kesini. Apakah kabur dari rumah?
"Aku 24 tahun. Berarti kau harus memanggilku Hyung."
"Sekarang katakan padaku, bagaimana bisa kau sampai disini? Maksudku hutan ini tak banyak orang mau masuk. Kau tersesat?"
Pria bernama Kim Namjoon itu menggeleng kecil.
"Lalu apa?"
Ia mendongak menatapku. Ah, topengnya itu sangat mengganggu. Aku jadi tak tau bagaimana ekspresi wajahnya saat ini.
"Hyung."
Dan sepersekian detik setelahnya, ia berhasil membuat mulutku menganga lebar.
"Maukah menjadi kekasihku?"