For You 2000 Years From Now

1.4K 201 51
                                    

Jangan lupa dukung terus lewat vote bintang dan komenmu.


Dan jangan lupa videonya sambil di putar.
Karena selama nulis aku sambil dengerin instrumen di atas.

Happy reading.

Perang besar sudah berakhir. Kubu manusia berjaya karena kemenangan yang telah di raih. Para Titan telah lenyap di basmi. Tak ada satupun tersisa di luar dinding sana. Akan tetapi ada satu yang tersisa di dalam dinding. Dialah harapan terakhir umat manusia, sang pahlawan yang menjadi senjata untuk kebebasan manusia dalam dinding. Eren Jaeger.

Bocah yang baru mengetahui jati dirinya seorang manusia yang bisa berubah menjadi seekor Titan. Bocah yang kehilangan ibunya yang di makan oleh Titan justru memiliki kekuatan itu.

"Jadi, apa ada yang ingin kau sampaikan?"

Pahlawan, kah? Siapapun bisa berkata begitu, tapi nyatanya sosok Eren tengah terduduk di sebuah kursi dengan kedua tangan terborgol besi kuat. Dia berada di dalam sebuah sel penjara bawah tanah dengan pakaian yang sudah kusam.

Eren menunduk menatap kakinya yang menyentuh lantai yang juga terikat oleh balutan rantai besi. Walau dalam perang besar dirinya adalah senjata sekaligus sebuah harapan bagi umat manusia, akan tetapi dirinya tetaplah seorang Titan. Satu-satunya yang masih hidup di dunia ini.

Kehadirannya tidaklah di terima oleh sebagian besar manusia dalam dinding. Eren tak masalah, sadar diri karena dirinya haruslah dimusnahkan sebagai Titan terakhir. Bukankah harapannya adalah membasmi semua Titan yang ada?, karena tujuannya hidup adalah memusnahkan semua Titan. Semua itu berawal dari seekor Titan memakan ibunya di depan matanya sendiri.

"Tak ada jawaban?"
Sudah 30 menit Levi berdiri di depan sel tempat Eren di tahan. Bergumam dan bertanya pada sosok Eren yang duduk menyamping dengan kepala tertunduk.

Levi Ackerman, kapten squad dalam pasukan Survey Corps yang di pimpin komandan Erwin Smith. Levi juga seorang yang bertanggung jawab atas segala apa yang Eren tindakkan. Dalam kata lain Levi memiliki tanggung jawab atas Eren sepenuhnya, termasuk untuk membunuh bocah itu jika lepas kendali saat itu.

"Aku.." mata Levi mentap tubuh Eren dari balik jeruji besi dan mendengarkan seksama gumaman bocah itu. "... adalah makhluk.. terakhir di.. dunia ini" suara Eren bahkan tak terlalu jelas di telinga sang kapten. Levi menatap Eren dengan wajah kelamnya.

"Itu alasanmu? Bahkan kau sudah tak memiliki kekuatan untuk merubah dirimu menjadi Titan lagi."

"Kau tak mengerti!!!" ujar Eren.
Suara gemercing rantai terdengar kala Eren menyanggah perkataan Levi dan tanpa mengalihkan pandangannya dari kedua kakinya yang masih terikat rantai.

Nafasnya terengah karena sedikit berteriak. "Ini sulit, ...akan selalu sangat sulit" matanya beralih pada sebuah rantai yang tersambung pada kedua pergelangan tangannya. "...Ketika aku mencoba melakukan sesuatu untuk ..membuktikan dengan menggigit tangan di depan banyak orang ..agar mereka mempercayaiku... Tapi ....yang ku dapat adalah kepanikan mereka. Mereka tak ...mempercayaiku hingga menembakkan beberapa peluru bius pada tubuhku hingga.. kesadaranku hilang. ...Dan ketika tangan yang ku gigit tak bergenerasi, ..uhukk.. mereka mengklaim bahwa itu adalah tipu dayaku karena mengendalikannya."
Rasanya dada Eren terasa sakit, terlalu banyak dirinya berbicara membuatnya sulit mengambil nafas.

Levi masih menatap lurus Eren yang tertunduk dari balik jeruji besi. Tangan yang bersedekap pada dadanya terlepas. Kakinya melangkah mendekati besi tua di depannya. Tangan kokoh yang sering kali menggunakan pedang untuk menebas tengkuk titan itu  mencengkram kuat besi tua sel milik Eren. "...Kau, sudah menyerah bukan?" ujarnya. Suara Levi terdengar berat. "Bukankah...kau ingin melihat laut?. Katakan kau ingin pergi. Katakan kau ingin hidup" wajah Levi semakin menggelap. Kedua tangannya semakin menggenggam erat besi tua itu dengan kepala tertunduk.

✓ For You 2000 Years From Now  (Levi x Eren) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang