Malam ini sungguh sunyi, seperti malam-malam sebelumnya di kehidupan seorang Venusya Sangajeng Denedya. Malam-malamnya hanya ditemani oleh jarum dan benang. Ya, merajut adalah salah satu hobinya. Tapi tak ada banyak yang tau bahwa seorang cewek yang notabenya ceplas-ceplos dan sekasar Venus bisa merajut. Sungguh di luar dugaan.
Di saat para remaja yang lain sibuk menjelajahi jejaring sosial, gadis ini malas sibuk menikmati indahnya bintang di angkasa dengan jari yang terus menari dengan jarum dan benang.
Di sekolah ia tak terlihat sangat feminim, tapi disini ia menjadi perempuan seutuhnya. Dua karakter yang berbeda. Ya itulah Venus. Ia tidak suka menjadi seutuhnya perempuan di sekolah, terkesan gimana gitu. Kata Venus.Jam dinding kamarnya mulai menunjukkan pukul 11.30. Itu artinya sudah sekitar 2 jam ia menghabiskan waktunya untuk merajut malam ini. Ia akhirnya menyudahi kegiatannya itu dan mulai membaringkan tubuhnya di sebuah pulau yang di sebut pulau kapuk.
Matanya mulai terpejam, tenang dan damai. Rasa kantuk terus menyerangnya dan akhirnya dia pun tertidur dan mulai memasuki alam mimpi.
Sesuai dugaan gadis itu. Ia sekarang berada di sebuah ruangan dengan interior kuno, keliatannya seperti ruang makan. Karena disini ada sebuah meja panjang dengan deretan kursi di sampingnya.
Ia kembali dibuat kesal dengan pakain berbahan satin yang melilit tubuhnya saat ini. Kebetulan sekali, ada seorang wanita yang kemungkin dayang di sini.
"Permisi yang mulia. Sepertinya anda sedang kebingungan, ada yang bisa saya bantu?" tanya wanita itu sebelum Venus bertanya.
"Bisakah aku berganti pakaian? Menyebalkan sekali menggunakan gaun seperti ini, " Ucap Venus terang-terangan.
"Tentu bisa yang Mulia, mari saya antar."
Setelah itu, Venus mulai mengikuti wanita tadi dari belakang. Wanita ini sepertinya menuju ke ruangan di ujung lorong. Sambil melangkahkan kakinya, Venus jg sempat melihat-lihat lukisan yang ada di lorong ini. Ada sebuah lukisan yang lumayan besar, beisikan lukisan tiga orang. Seorang lelaki yang sepertinya seorang raja dan wanita yang sepertinya adalah ratu serta seorang bayi di dalam gendongan sang ratu.
Karena terpesona dengan lukisan itu, Venus tanpa sadar menghentikan langkahnya. Sang dayang pun yang menyadari itu pun kembali menghampiri Venus.
"Keluarga yang bahagia," Ucap dayang itu.
"Siapa mereka?" Venus pun akhirnya mulai bertanya untuk menjawab rasa penasaran yang menhantuinya.
"Beliau adalah Raja Cygnus, Raja Uranius Denedioya dan yang di sampinganya yaitu Ratu Dioney Denedioya. Sedangkan bayi tersebut adalah Putri Afrodita Kleodenedioya, calon Ratu Cygnus. Namun Putri Afrodit diusir dari istana dan ia batal dinobatkan sebagai ratu," jelas sang dayang.
"Kenapa Putri Afrodita diusir dari istana?"
"Itu karena, Yang Mulia Putri Afrodita menjalin hubungan dengan seorang manusia bernama Kaesajur Pramoedya."
"Papa?" ucap Venus spontan saat mengetahui bahwa nama ayahnya disebut.
"Iya, anda adalah anak dari Putri Afrodita dan juga Kaesajur. Oleh karena itu anda yang akan dinobatkan sebagai ratu. Yang Mulia adalah keturunan murni dari keluarga Dened."
"Putri Afrodita? Nama mama itu Dhita Denedioya. Apa Mama berganti nama? "
"Tebakan Yang Mulia sangat benar. Baiklah, sudah terlalu lama kita disini. Mari saya antar anda berganti pakaian. Karena nanti akan ada tamu istimewa dari kerajaan lain."
Venus hanya terdiam. Tapi ia tetep melangkah mengikuti dayang itu. Ia masih memikirkan apa benar bahwa ibunya adalah seorang calon Ratu dan juga anak satu-satunya Raja Cygnus dan ia merupakan cucu dari Raja Cygnus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Odette
FantasyIni bukan kisah tentang Swan Princess yang berubah menjadi angsa saat malam tiba atau sebaliknya. Tapi ini bercerita tentang Venus. Venus adalah gadis SMA biasa yang punya banyak teman. Dia terlahir dari keluarga berkecukupan, tapi tak berlebihan...