Part 1. Alan Raitama Sagufta

17 2 2
                                    

Melihat sileut seseorang yang dikenalnya, Skyla menghentikan laju motornya.

Sky berdehem, "maaf ada yang bisa saya bantu?"

Tukkk

"Aawww. Sakit!"

"Udah dibantuin malah pukul-pukul. Gue tinggal juga nih," Ucap Skyla sambil menatap garang lawan bicaranya.

Sedangkan Alan hanya mengendikan bahu seraya terkekeh pelan.

"Cerewet." Balasnya singkat.

"Mana bensinnya?" Tambahnya lagi.

Sky langsung memberikan apa yang dimaksud. "Makanya sebelum berpergian itu cek dulu bensinnya. Sok-sok an motor Ninja tapi gak bebensin, percumaa!" Oceh Sky.

"Jangan ngegas mbak, panas nih kuping gue dengernya," balas Alan sambil mengisi bensin ke motornya.

Lantas Sky hanya diam memperhatikan Alan yang memberi nutrisi pada motornya. Yap. Sejak kejadian pencidukan di taman belakang sekolah waktu itu, dia dan Alan berteman dekat.

"Nih," celetuk Alan sambil memberikan jerigen tempat bensin tadi.

"Hah?"

Meskipun bingung, Sky tetap menerimanya.

"Duluan yaa," tukas Alan yang sudah mentransfer motornya.

Sky yang masih dengan kelemotannya pun hanya mengangguk. Yang kemudian,

"ALAN RAITAMA SAGUFTA!" Teriaknya ketika sadar.

Namun percuma, karena kenyataannya yang diteriaki sudah jauh.

Sky menghembuskan nafas kesal dan berjalan pasrah ke arah scoopy merah kesayangannya.

"Udah ditolongin, malah ditinggal. Emang ya gak tahu diri tuh orang," dumelnya sambil menghentakan jerigen dengan kesal.

***

"Kenapa telat?"

"Abis bensin."

"Trus lo dorong gitu?" Tanya Arshad yang memang kepo.

"Ya gak lah, ya kali," balas Alan sambil melepaskan jaketnya yang langsung menapmpilkan baju futsal berwarna hijau abu-abu kebanggaan mereka.

"Skyla?" Tanya Rega yang dari tadi diam.

"Hemm."

"Cantik ya dia," celetuk Arshad yang diangguki Rega.

"Punya gue," kata Alan ambigu.

"Hah? Skyla?" Bingung Arshad dan Rega serempak.

Alan memperlihatkan earphone yang dia temukan di atas meja ruangan futsal itu.

"Ohh, kiran Sky," tukas Arshad yang diangguki Rega lagi.

"Lan, Skyla jomblo kan? Boleh lah gue gebet," celetuk Arshad cengengesan.

Alan yang mendengar hal tersebut sontak mendelik tajam.

"Gakk."

"Kenapa? Punya lo juga?" Tanya Rega ikut nimbrung.

Alan hanya mengendikan bahu singkat seraya membalas, " Bukan."

"Truss?"

"Kacung gue" jawabnya cepat.

"Kampret lau," ucap Arshad dan Rega sambil menggeplak bahu Alan.

To be continoued
_________________

To be continoued_________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Motornya bang Alan

Jangan lupa tinggalkan jejak.

See u in next part (:

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CurioushitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang