Keluar Kota

9 3 0
                                    

      Tadi Malam adalah malam yang indah. Tetapi sayang harus terlewati oleh waktu. Aku tengah bersiap siap untuk ke kantor. Mobilku sudah terparkir di depan rumah. Sebuah mobil yang ku beli 2 bulan lalu. Mobil itu berwarna merah warna kesukaan Shany dan ibuku. Aku mengambil tas kantorku yang berisi laptop. Aku berjalan keluar rumah masuk ke dalam mobil lalu menghidupkan mesin. Dan mobil itu melaju kencang melewati gedung gedung tinggi pencakar langit. Aku memberhentikan mobilku pada saat dirumah Shany. Seperti biasa aku menjemput Shany dirumahnya yang terletak tak jauh dari rumahku. Shany langsung berlari mendekat membuka pintu dan duduk disebelah ku. Mobil pun melaju kencang lagi. Menghempas sampah yang ada di jalan. Mobil ku pun kembali berhenti di sebuah kantor. Ini adalah tempat Shany berkerja. Shany pun keluar sambil melambaikan tangan kepadaku. Aku pun membalasnya dengan senyuman. Aku kembali menginjak gas mobilku melaju kencang sekali. Karena aku takut terlambat. Dan akhirnya aku sampai. Aku sampai di kantor tempat aku pertama kali memulai karirku sebagai seorang arsitektur. Disini juga lah kesuksesan ku dimulai. Aku masuk kedalam kantorku. Menekan tombol lift untuk ke lantai 5. Lift itu telah sampai ke lantai 5. Aku pun masuk ke ruangan ku. Duduk membuka laptop ku. Akupun mulai berkerja. Sesekali ponsel ku berdering. Itu adalah panggilan dari Shany. Namun aku tidak bisa mengangkatnya karena aku tengah sibuk mengerjakan proyek ini. Yaitu membangun sebuah rumah impian aku dan Shany kelak.
         Pukul 12:30. Ini adalah waktu nya istirahat. Akupun makan sambil berbicara pada Shany via whatsApp. Tak beberapa lama kemudian adzan Dzuhur berkumandang. Aku pun pergi ke mushala untuk shalat yang terletak di lantai 1. Setelah selesai shalat aku kembali mengerjakan tugasku karena jam istirahat telah selesai. Pukul 13:30. Pak Ramlan datang ke ruangan ku. Pak Ramlan adalah direktur di kantorku ini.
"Ada apa pak?"
"Gini pak Dandi, semalam bos utama kita mengobrol dengan saya! Isi dari obrolan kami adalah....ada sebuah perusahaan yang ingin bekerja sama dengan kita tetapi berada di bali sana, mereka ingin membangun sebuah bangunan tempat orang Budha beribadah! Tetapi mereka tidak memiliki konsep untuk bentuknya maka kami ingin mengirimkan bapak kesana! Apakah bapak bersedia?" Pak Ramlan menjelaskan maksud dan tujuannya. Aku berpikir terlebih dahulu. Jika tidak kesana saya akan mengecewakan pak Ramlan yang sudah begitu baik. Tetapi jika aku kesana bagaimana dengan shany? Dia sendirian. Pak Ramlan menunggu keputusanku dia masih berada di ruangan ku.
"Nanti saya kabarin ya pak"
"Ok lah saya harap bapak mau!" Pak Ramlan pergi kembali keruangannya. Aku mengambil ponsel ku. Mencari nomor Shany lalu menelpon nya. Untung saja Shany mengangkatnya.
"Halo sayang,"
"Iya ada apa?" Suara indah Shany terdengar.
"Aku disuruh ke Bali sama pak Ramlan! Bagaiman menurutmu?"
"Ya sudah sana nanti pak Ramlan kecewa!"
"Tapi bagaimana dengan mu?"
"Dandi, ini adalah saat yang sangat berharga! Karena ini akan melatih aku untuk menghadapi ini lagi! saat kau menjadi pendampingku!"
Hatiku merasa senang tetapi tidak tahu bagaimana dengan shany.
      Setelah berbicara dengan Shany. Aku menuju ke ruangan pak Ramlan yang berada di lantai 6. Aku mengambil keputusan yakni akan pergi ke Bali. Pak Ramlan pun memberi tahu bahwa aku akan pergi ke Bali esok. Setelah berbicara kepada pak Ramlan aku kembali ke ruangan ku. Aku melirik ke jendela. Melihat luar gedung. Awan hitam berjalan perlahan menutupi matahari. Dan perlahan juga mengeluarkan butiran butiran air hujan. Aku kembali duduk meratapi laptop ku melanjutkan kerjaku.
           Pukul 18:00. Seluruh karyawan telah meninggalkan kantor. Hujan yang tadi semakin deras. Tetapi karyawan menganggapnya biasa. Mereka pulang seperti biasa. Akupun ikut pulang berlari ke tempat parkir dan langsung masuk ke dalam mobil takut kehujanan. Aku menginjak gas mobil dan langsung melesat jauh dari kantor. Sesampai di kantor Shany. Aku melihat Shany yang lagi menunggu di depan kantornya. Aku menekan klakson dan Shany berlari menuju mobilku. Dia langsung masuk seperti tadi. Mobilku kembali melaju tetapi perlahan. Karena Shany sangat marah jika aku negebut. Tau sendiri bagaimana seorang wanita. Apa lagi cerewet seperti Shany.
"Sayang emang kamu gak rindu jika nanti aku ke Bali?"
"Ya enggak lah!"
"Loh kok gitu? Kenapa?"
"Karena katanya rindu itu berat! Terus kalau berat bisa buat aku sakit! Kalau aku sakit emang kamu mau?"
" Ya enggak lah!" Aku tersenyum mendengar ucapan Shany. Shany sangat bijak sejak dulu. Saat pertama kali aku bertemu.
                                  ***
      7 bulan lalu. Dimana aku pertama kali bertemu dengan Shany. Wajahnya masih seperti bidadari bagiku. Aku sedang berada di taman. Menggambar sebuah konsep untuk membangun gedung dimedan. Angin berhembus kencang. Suara kicau burung terdengar merdu. Suara daun daun di pohon terdengar karena terhembus angin. Tiba tiba kertas yang ku pegang terbang terkena angin. Akupun berlari mengejar kertas itu. Dan akhirnya kertas itu terjatuh di kursi yang lagi diduduki oleh seorang gadis. Gadis itu berpakaian putih seputih wajahnya. Mengenakan jilbab berwarna hitam. Gadis itu mengambil kertas itu lalu melihat lihat sekelilingnya termasuk melihat diriku.
"Apakah ini milikmu?" Suara indah gadis itu membuat jantungku berdetak kencang.
"I.....i....iya" entah kenapa suara ku terdengar gagu. Bibirku gemetar begitu juga dengan kakiku. Gadis itu memberikan kertas itu. Tangan ku yang lagi gemetar mengambil kertas itu. Gadis itu hanya melihatku sambil merasa aneh. Lalu Gadis itu tersenyum. Entah kenapa setelah melihat senyumannya yang manis membuatku seperti biasa. Kembali seperti semula. Gadis itu menyuruhku duduk disebelahnya. Akupun menurutinya.
"Kamu kok sendiri?" Tanyak ku memulai basa basi.
"Tidak apa apa kok!" Gadis itu kembali tersenyum.
"Oh iya aku Shany dan nama kamu siapa?" Gadis itu mengulurkan tangannya.
"Aku Dandi!" Tangan ku perlahan mendekati tangan gadis itu yang mengulurkan tangannya.
"Kalau boleh tahu kamu sama siapa disini?" Gadis itu melihat sekitaran taman.
"Sendiri! Kalau kamu?"
"Sama dong!" Gadis itu tertawa tetapi masih sedikit kaku. Aku pun ikut tertawa getir.
"Aku boleh lihat gak isi kertas itu?" Gadis itu mengulurkan tangannya. Aku memberikan kertas itu kepadanya. Gadis itu pun melihat konsep bangunan yang ku buat.
"Oh ternyata namanya Shany! Manis kali sih tapi apa mungkin dia mau jadi kawanku?" Ucap aku dalam hati.
        Setelah melihatnya Shany mengembalikannya kepadaku sambil berkata.
"Ini agak kurang! Karena bangunannya akan lebih indah jika ditaruh balkon yang berwarna dan agak lebih besar" Shany memberi saran kepadaku seperti orang yang memang ahlinya. Ternyata apa yang dibilang oleh Shany sangat betul. Dengan adanya itu akan membuat bangunannya lebih indah.
      Matahari sudah berada di ujung barat. Memancarkan sinar jingganya yang indah. Shany tersenyum melihat sinar jingga matahari itu. Aku ikut melihatnya. Alam semesta membantu hari ini menjadi semakin indah. Saat itu juga Shany memberikan alamatnya. Mungkin dia telah menerimaku sebagai kawannya. Berarti aku juga harus menerimanya sebagai kawan. Kawan di dunia dan kawan di hati.
             Hari kedua setelah pertemuanku dengan Shany. Hari ini Shany menyuruhku menemuinya. Karena ada acara dirumahnya.
"Kalau Shany mengundangku karena ada acara! Pasti disana ada orang tua nya ! Aduhhh semakin gugup nih bertemu dengan Shany!' ucapku dalam hati.
Aku sudah bersiap mengenakan baju hitam putih. Agar bisa sama dengan Shany karena semalam Shany berkata ia akan mengenakan baju hitam putih.
Aku langsung masuk ke dalam mobilku Melesat pergi jauh dari rumah. Melewati orang orang yang sedang ribut akan permasalahan pribadinya. Akhirnya aku sampai. Dirumah Shany banyak sekali tamunya.
"Mungkin orang orang ini keluarganya semua!" Ucapku dalam hati.
Aku langsung keluar dari mobil dan langsung menemui Shany. Setelah bertemu dengan Shany, Shany menyuruhku duduk dan makan. Awalnya aku sendiri namun setelah acara dimulai Shany berada tepat di sampingku. Mengajakku berbincang bincang agar tidak bosan. Acar demi acara telah selesai. Namun tiba acara terakhir Shany pergi untuk kebelakang. Akupun kembali sendiri. Tetapi aku sangat terkejut setelah mendengar nama Shany. Ternyata Shany ikut mengisi acara yaitu menyanyi.
"Sebelum saya bernyanyi saya ingin mengajak teman saya Dandi untuk ikut bernyanyi karena lagu ini saya persembahkan untuknya.!"
Aku terkejut mendengar ucapan Shany. Tetapi lain dengan hatiku. Hatiku berasa sangat senang sekali. Aku naik ke atas panggung dan mulai bernyanyi bersama Shany.
          Setelah selesai bernyanyi Shany tertawa di belakang panggung. Akupun ikut tertawa. Mulai saat itu aku merasa sangat senang sekali. Ternyata Shany orangnya sangat menyenangkan. Karena hari sudah mulai gelap akupun pulang kerumahku. Setelah sampai dirumah aku memikirkan Shany terus menerus mulai dari senyumannya wajahnya dan hatinya yang baik.

                                  ***

          Akhirnya aku sampai dirumah Shany. Shany pun turun sambil melambaikan tangannya dan mengukirkan senyumannya. Aku langsung melesat untuk pulang kerumahku. Rintik hujan perlahan menghilang dan mengeluarkan sinar matahari. Akhirnya aku sampai dirumah. Aku langsung tidur takut besok kesiangan.
             Kring........kring.......alarm yang kupasang tadi malam berdering keras membuatku terbangun. Aku langsung bergegas bersiap siap. Setelah selesai bersiap siap aku langsung masuk ke dalam mobil. Menginjak gas langsung pergi ke bandara. Setelah sampai di bandara aku menelpon Shany terlebih dahulu untuk mengucapkan selamat tinggal. Shany hanya berpesan
" Jaga diri mu baik baik! Jangan godain wanita lain! Dan selalu makan tepat waktu!" Ucapan Shany selalu aku ingat. Aku segera pergi memasuki pesawat karena pesawat Medan Bali akan segera pergi. Akhirnya pesawat itu berjalan. Lalu naik ke atas langit sambil menaikan rodanya. Aku hanya termenung memikirkan Shany.

*Ini part 2 nya ya jangan lupa di koment ya.....tunggu sambungannya part 3
Follow ig Dimass_philipss157

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Esok HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang