MY GHOST FRIEND
Suatu sore itu saat semua murid SMP sudah pulang—saat lorong sekolah menjadi gelap dan menyeramkan—seorang anak laki-laki terlihat berjalan menuju lantai tiga sekolahnya. Tujuannya adalah gudang lama di lantai itu. Menurut rumor di sekolahnya, di gudang itu ada sebuah cermin yang berhantu. Sudah banya korban tak sadarkan diri setelah melihat sosok hantu di cermin itu. Menurut semua gosip yang beredar hantu yang ada di cermin itu adalah seorang gadis Belanda yang dibunuh dengan begitu sadis hingga kepalanya terbelah dan matanya keluar dari tempatnya, dan cermin itu adalah cermin milik si gadis saat dia hidup. Ada juga yang bilang pernah mendengar suara gadis kecil menyanyi dari arah gudang dan saat memeriksanya ternyata di sana ada sesosok gadis berbaju putih. Lalu saat gadis itu menoleh mukanya yang hancur dipenuhi belatung, gadis maksudku hantu itu lalu terkekeh sambil bertanya "aku cantik kan?"
Meski sudah mendengar soal hantu itu tapi anak laki-laki itu tetap nekat untuk membuktikan rasa penasarannya. Dia sudah berjarak sepuluh meter dari pintu gudang dan memperlambat jalannya. Wajah muram si anak laki-laki mengisyaratkan kalau dia sedang hancur hatinya. Dengan tekad yang kuat akhirnya si anak laki-laki itu memutar gagang pintu gudang dan membuka gudangnya.
Tap... tap... tap...
Suara langkah mungilnya menggema di gudang yang lumayan luas ini. Gardus, kursi dan meja yang rusak, kertas-kertas, dan debu yang tebal memenuhi ruangan itu. Tak ada yang menarik dari ruangan gelap yang hanya berpenerangan matahari sore itu. Setelah beberapa saat melihat-lihat ruangan yang baru pertama kali ini di kunjunginya, akhirnya anak laki-laki itu menemukan apa yang dia cari. Cermin berhantu seperti yang dirumorkan. Hanya saja semua yang ada di dalam cermin adalah kebalikan dari yang ada di dunia nyata, dengan kata lain itu hanya cermin besar biasa.
Dengan sedikit kecewa anak laki-laki itu menghampiri cermin itu dan mengusapnya. Anehnya tak banyak debu yang menempel ini seperti baru ditaruh di sini. Saat si anak memolesnya tiba-tiba bayangan di cermin itu menjadi gelap dan muncul suara seorang gadis remaja.
"Kamu siapa? Ngapain kamu di sini?" ucap suara itu.
Si anak jadi kaget, namun lebih kaget lagi karena suara dari cermin itu mengisyaratkan ketakutan. Namun akhirnya anak itu memperkenalkan diri.
"Namaku Gilang..."
"Pergi dari sini!"
Suara itu lebih terdengar seperti teriakan ketakutan ketimbang ancaman.
"Hey kamu siapa? Kenapa kamu takut?" tanya Gilang.
Cermin itu tetap menjadi gelap dan sekarang hari semakin gelap, suasana pun menjadi begitu sepi.
"Tunjukan lah dirimu... hantu."
Awalnya tak terjadi apa-apa, cerminnya tetap gelap dan suasana masih sepi. Namun kelamaan muncul lah sosok berbaju putih dan berambut hitam. Seorang gadis muncul di balik cermin. Kepalanya menunduk membuat rambutnya menutupi wajahnya. Gadis itu mungkin seumuran dengan Gilang, sekitar tiga belas tahun.
Gilang tak takut ataupun gemetar. Dia hanya merasa penasaran dengan si gadis yang disebut hantu itu. Suasana hati Gilang yang sedang hancur membuatnya kehilangan rasa takut bahkan mungkin jika harus melihat kepala hancur dari jarak yang begitu dekat.
"Kamu kenapa menunduk?"
"Aku takut..."
"Takut? Memangnya bisa gitu yah?"
Gilang mengkrenyitkan dahi.
"Habisnya aura yang kamu keluarkan jauh lebih mengerikan ketimbang hantu! Kamu itu dukun ato apa sih?"