Rocket to the moon

48 4 0
                                    

(Putar video di atas untuk merasakan feel cerita yang lebih dalam)

Galeria jazz and coffee, Dimana pertama kali aku melihat sosokmu, Mata lentik, rambut terikat anggun, senyum bak sulaman sutra, serta suara bak lolerai yang menghipnotis para pelaut.

Kau begitu indah dan yang kulakukan waktu itu hanya terpana. Dengan gerakan jemari mu kau seolah mengikuti setiap aliran dari lagumu. meliuk, memutar lalu kembali ke awal.

"Ahhh, aku jatuh cinta." ucapku tanpa suara

Hingga akhirnya kuberanikan diriku berbicara denganmu ketika kau telah selesai menyanyikan satu buah lagumu.

"Hai, suaramu bagus." ucapku lalu menarik kursi panjang di dekatmu.

Kau mengangkat gelas cocktail mu lalu tersenyum manis kepadaku.

"Amen for that." ucapmu

Setelah itu, aku semakin rajin melihat setiap penampilanmu, setiap hari di pulang kerjaku aku akan disitu, duduk di kursi sudut paling belakang sambil menatap lentik matamu tiap kali kau mengerling indah kepada penontonmu.

Hingga suatu hari kau mengerling kepadaku, senyum indah pualam mu kau lemparkan dan tepat menembus hatiku.

Mungkin kau sadar bahwa akulah satu-satunya yang memperhatikanmu diantara puluhan orang di cafe itu.

Aku gugup
Aku takut
Takut kau akan merasa risih padaku.

Lalu setelah lagumu berakhir kuputuskan untuk cepat-cepat meninggalkan duduk ku, kembali ke apartemen luas namun tanpa suara merdu mu.

Tapi tak kusangka, belum sampai lima langkah aku berjalan kau tiba-tiba berada di belakangku, menahanku lalu membuka bibir tipismu.

"Hei? Mau menemaniku berbicara?" ucapmu.

Ahh, tuhan..

Mimpi apa aku semalam.
Dengan canggung kubalik badanku lalu kutatap kedua bola matamu.

"sudah larut, besok aku masuk kerja." ucapku.

Bodohnya aku..
Bodohnya aku..
Bodohnya aku..

Besok kan hari sabtu, aku tak masuk kerja.

Tapi kau malah tersenyun lembut, mengangguk mengiyakan lalu berbalik masuk ke bar.

"Bagaimana kalau besok?" ucapmu sebelum menghilang dibalik pintu.

Jantungku berdetak hebat, Kau memberiku kesempatan kedua.

Dengan sigap aku mengiyakan, seutas senyum di bibirmu sekilas tergambar ketika pintu bar menutup pelan.

Aku kembali jatuh padamu.

Saat itu..
Aku ingin memiliki dirimu
Memiliki mata indahmu
Memiliki Suara merdumu
Memiliki bibir ranum mu..

Itu wajar bukan? Aku sedang jatuh cinta padamu..

Esoknya aku kembali ke tempat kerjamu, menikmati lagumu lalu berjalan ke bartender berharap kau disitu.

Tapi kau tak disitu.

Ahh, mungkin kemarin hanya candaanmu saja.

Aku yang terlalu percaya diri.

Tapi diantara kecewaku, suaramu hadir...

"Hai, dari tadi?" ucapmu tiba-tiba, suara indahmu mengagetkanku.

Senang?
Iya, aku tak menyangka kau betul-betul datang menghampiriku.
Masih kuingat saat itu, canggung, malu, bercampur jadi satu.

Saat itu..
Kulihat satu titik dalam dirimu.
Selama ini pribadiku salah menilai pribadimu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rocket to the moonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang