"Terlahir didunia tanpa membawa apa apa.. Jadi wajar bila kau harus berjuang seorang diri.. Jangan tampil kan seolah kau semenyedihkan ituu.. Kau ada diposisi ini karna allah percaya kau sanggup menjalani semua ini". Ucapku pada diri sendiri.
"Percayakan semua pada sang pemilik semesta, dan percaya pada orang yg seharusnya kau percayaii". Ingatku pada diri sendiri sekali lagi sambil menghapus lelehan luapan emosi.
"Tak kan kuizinkan lagi mareka menghancurkan hidup ku. Tak seharusnya aku menaruh harapan terlalu besar pada yg tak seharusnya. Seharusny aku tak sehancur ini seandainya aku tak mempercayai mareka. Dan tak seharusnya aku mempercayai mareka. Aku yang hancur kenapa aku yang di haruskan menghibur dan merawat luka mareka. Kenapa..?? Dimana hati mareka saat mengatakan kalimat itu.?"
"Aku yg berjuang mengumpulkan sepihan perasaanku, aku yg harus berjuang melawan kesakitan ini. Kenapa masih harus difitnah semenyakitkan ituu.. Mareka letakkan hati mareka dimana tuhan.."
"Aku ingin pergi sejauh yg ku bisa sejauh jauhnya.. Apa aku salah saat aku melindungi hatiku sendiri, kalo bukan diri ini yg melindungi dirinya siapa lagi."Tp entah kenapa aku pun masih terlihat salah dimata mareka.
"Aku hanya, memberi mareka jarak kufikir dengan adanya jarak mareka akan berfikir atas apa yg mareka lakukan. Tapi, entah kenapa aku masih saja salah dimata mareka.. Hhahahahaaha aku tertawa mengingat kejadian akhir akhir ini
"Ku fikir mareka akan menyadari kesalahan mareka, tapi ternyata aku salah mareka semakin menjadi-jadi saja menyalahkanku."
Ku putuskan beranjak dari taman ini, untuk kembali kerumah saat kurasa perasaanku lebih baik. Walaupun tak mengurangi rasa sakit dihatiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
stay strong for your self
RandomDunia ini akan benar - benar gelap gulita jika semua ucapan orang dimasukkan kedalam hati.