Aku meremas kedua tanganku dalam dudukku. Aku memperhatikan sekian banyak orang yang masuk dan keluar dari restoran mewah ini.
Sebenarnya Aku sudah terbiasa ada di tempat seperti ini. Hanya saja, tujuan ku kali ini membuatku merasa gugup dan gemetaran.
"Lisa, menikahlah dengan ku".
"Ehem. Lisa, jadilah istriku."
"Nikah yuk, lis?"
'Aduh gimana, nih.'
Aku bergumam dan menggigit kuku ku. Seperti yang kalian lihat, aku sedang menunggu Lisa untuk makan malam bersamanya. Lebih tepatnya, untuk melamarnya.
Sembari terus melirik ke arah pintu masuk. Aku merapikan jas yang sedang ku pakai dan menyisir rambutku. Kuraih cermin kecil disaku ku dan melihat ekspresi ku.
"Perlu naikin alis dikit kali ya, gue?."
"Eh kalau dikira songong gimana?"
"Atau agak nunduk gitu kali ya? Biar ada vibes cowo matang, kaya, dan tampan?"
"Lah kan emang iya yak hehe."
Aku terus bergumam hingga kesibukanku dipaksa berhenti tepat saat Lisa berdiri di depanku.
"Hai, Babe! Udah lama ya nunggunya?" Ucapnya sembari memelukku dan menarik kursi didepanku.
Dengan Rambut berantakan, dan kaus oblongnya.
Yang bergambar Shinchan.
'Astaga berbanding banget ini, Eh kalau lisa tau gue mau ngelamar gimana nih? Apa ganti baju a--'
"Kenapa pakai jas? Ada acara keluarga?" Lisa menaruh tas nya di meja dan memanggil pelayan.
'Eh harusnya gue yang manggil waiter nya!"
Hehe, Aku sudah menyuruh pelayan untuk tiba dengan kue bertingkat dan dua gelas wine. Sekarang Aku hanya perlu mengatakan--.
drtdrt.
Lisa meraih ponselnya dari dalam tas dan membulatkan matanya tepat saat ia melihat layar ponselnya.
"Tae, Aku harus pergi sekarang. Aku telfon nanti ya sayang!" Ucapnya mengecup pipi ku dan berlari keluar restoran.
Aku membeku dengan tangan ku yang sedang membuka kotak cincin di bawah meja.
Dengan ekspresi yang bahkan kalian, readers. Takkan bisa bayangkan.
"Tuan, ini kue dan wine nya." Seorang pelayan tiba dengan kue bertingkat dan dua gelas wine.
'Ini gue.. gagal?!'
'Seriusan.. GAGAL?!'