Kamu.
(n.) Penghuni setiap doaku.
Kadang kudoakan bahagia, kadang ku doakan cepat pulang ke neraka.Ft. Minsung
________________________________________."Jisuuungg main yuukk! Assalamualaikum!! Jisuuungg!"
Jisung refleks menghantamkan kepalanya ke bantal ketika mendengar suara yang amat ia kenal.
"Jisung! WOY BUDEK!"
Jisung keluar ke beranda kamarnya guna melihat kebodohan yang berlangsung didepan rumahnya. Wajahnya bertekuk parah melihat orang itu, ditambah cahaya matahari yang sepertinya sangat sengit menyoroti wajahnya.
"Jisung! Jisung! Kalau gede mau jadi apa!" Laki laki berkaos hitam itu masih belum sadar kalau si pemilik nama sudah keluar kamarnya. Ia masih asik bernyanyi sampai urat dilehernya keluar seperti hendak orasi demo.
"Jadi jodohnya Minho~" suaranya dibuat seimut mungkin, tidak lupa dengan gesture ala anak gadis yang malu malu.
Twich
Wajah Jisung makin keruh melihat sebentuk kebodohan dibawahnya. Iya bawah, kan dia dilantai dua.
"APA SIH BAZENG! GANGGU TAU GA"
Minho, cowok yang sejak tadi berteriak itu auto nengok ke atas.
'uluh bidadariQ' teriak Minho dalam hati
"Jisung jisung ayo main"
"Ga mau. Panas"
"Ya udah buka pintunya"
"Males ke bawah"
"Yah masa gitu. Padahal mau ngomong penting loh ini"
"Apa?"
"Makanya bukain pintunya nanti aku kasih tau" Jisung tuh males ke bawah tapi dia penasaran Minho mau ngomong apa.
"Awas aja kalo ga penting. Gua musuhin nanti" jisung bermonolog sambil turun ke lantai bawah rumahnya.
. . _ . .
"Kenapa?" Tanya Jisung to the point pas buka pintu.
"Sini aku mau ngomong penting" Minho masuk ngelewatin Jisung selaku pemilik rumah.
"Siapa yang suruh masuk!" Minho berlaga tuli dengan seruan itu.
Minho narik tangan jisung sampai dada mereka nubruk menghasilkan sebuah bunyi debuman kecil dan ringisan dari bibir jisung.
"Jisung"
Jisung nelen ludah ketika Minho meluk pinggangnya terus bisik bisik pake nada rendah di telinga kirinya.
"A-apa?" Jisung nahan dada minho pake kedua tangannya.
"Dari tadi aku udah ga sabar mau ngomong ini sama kamu , tapi kamu keluarnya lama"
Entah kenapa pipinya jisung menjadi panas, dan selanjutnya bisa ditebak. Pipinya mengeluarkan semburat pink kemerahan. Kebiasaan emang.
"Jisung, aku... Aduh maaf aku grogi ngomongnya" Minho meletakkan dahinya dibahu Jisung.
"Kenapa s-sih?"
Sumpah demi dewa yang disembah sama Hidan, Jisung udah deg degan sampe keringet dingin nungguin Minho ngomong.
"Sung, sebenernya gua disuruh mami lo . Kata mami disuruh langsung ke sini nemuin lo"
'mami?' Urusan apa nih, males gua. Jangan jangan dijodohin lagi! Tapi ya kali dijodohin. Itu mah jisung mau.'
Eh?!!
"Sebenernya gua,
"Gua laper belom makan dari pagi, soalnya mamah papah ke rumah nenek. Terus tadi mami nyuruh makan disini. Jadi ayo makan! Gua laper banget" Minho ngelepasin pelukannya terus lari ke arah dapur dirumah itu.
Jisung? Dia udah duduk bersimpuh dilantai sambil berdoa sekaligus merutuki Minho dengan segala kebodohannya.
"Ya Gusti, sisakan sedikit bagian normal di otak calon masa depan Jisung biar nanti Jisung ga malu malu banget punya suami kaya dia. Ya tapi kalo Gusti mau ngasih azab kecil ke dia juga ga apa apa jisung ikhlas lahir batin."
.
.
.
Fin.
Minsung 💞
(Ga ngerti lagi sama orang satu ini)Note :
*Maafkan saya mulai jadi bucin anak anak Stray Kids
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu | Minsung
FanfictionKamu. (n.) Penghuni setiap doaku. Kadang kudoakan bahagia, kadang ku doakan cepat pulang ke neraka. Ft. Minsung 💞