Eps 1

16 2 1
                                    


Panas banget. Mau pingsan rasanya. Kenapa sih panas banget sekarang? Aku terus menggerutu dalam hati. Langkah kakiku kupercepat mengikuti langkah kakinya. Aduh kakiku kalah panjang, tetap saja tertinggal di belakangnya. Tangan kananku kugunakan sebagai tameng agar sinar matahari tak dapat menjangkau wajahku. Walaupun tidak membantu banyak, setidaknya itu lebih baik dibanding tidak menggunakan tameng apapun. Selagi aku menggerutu, tak sengaja langkahku terhenti oleh badannya. "Hati hati, sini ke kiri aku" kata dia memberi arahan. Kami sedang di zebra cross lampu merah. Kendaraan roda dua dan empat dengan laju melewati kami yang sedang menunggu lampu sampai merah agar dapat menyeberangi jalan.

Kuposisikan diriku tepat di sampingnya, lumayan jadi tidak sepanas tadi. Kulirik dia di sebelah kananku, wajah dan lehernya penuh dengan peluh. Matanya memicing karena silaunya sinar matahari. Manis. Aku jadi asyik memandangi wajahnya yang sibuk melihat kanan kiri jalan. Wajahnya jadi merah, dan keringat jatuh dari dagunya. Tanpa sadar aku pun tersenyum sendiri melihatnya. Tak berapa lama, lampu lalu lintas pun berubah jadi merah tanda pejalan kaki sudah boleh melewati zebra cross. Kami seharusnya sudah mulai jalan, tapi tak tau kenapa dia tiba-tiba melirik ke kiri. Mungkin kode untuk segera jalan. Tep, langkah pertamanya pun digerakkan. Aku tertinggal langkah.tiba tiba dengan sigap tangan kananku menjangkau tangan kirinya. Dia sedikit tertegun melihat aksiku, aku juga sempat terhenti saat melihat reaksinya.

Tapi tak ada satupun kalimat yang terlontar dari masing masing kami. Dan juga taka da pemberontakan darinya. Kupikir aman aman saja toh? Saat melewati zebra cross dengan tanganku memegang tangannya, aku merasakan kehangatan. Bukan lagi panas dari matahari yang kurasakan. Tapi sebuah kehangatan yang membuatku tersenyum sepanjang menyeberangi zebra cross itu. Andai waktu dapat terhenti, aku pasti akan menghentikannya agar dapat lebih lama menggenggam tangan itu. Tetapi waktu adil, waktu yang dibutuhkan untuk menyeberangi zebra cross sudah selesai. Lepas gak nih tangannya? Aku berdebat dengan hatiku sendiri. Pengennya sih gak, tapi aku takut dia gak nyaman. Kuputuskan untuk kulepaskan tangannya. Yaaahhh, sayang banget kan? Hehe.

Kami pun sampai di tempat yang di tuju. "mau eskrim gak kamu?" tanyanya memecah keheningan. "gak" jawabku singkat. "mau minum apa kamu?" tanyanya lagi yang mungkin sadar aku pasti kepanasan dan haus. "gak mau apa apa" jawabku lagi. Ia hanya mangut mangut dan mulai memasuki mini market itu. Sesaat setelahnya kami berdua pun sudah sibuk dengan keperluan masing masing. Ia menuju ke daerah perlengkapan alat tulis. Dan aku menuju daerah favoritku, daerah perkakas kecantikan hehe. Aku sudah sibuk dengan beberapa body lotion di tanganku, aku sibuk menimang nimang mana yang akan kupilih. Sesekali aku juga melihat review review di internet tentang produk tersebut. Cukup lama dengan kesibukanku, aku sudah lupa akan keberadaan dia.

Kulirik kanan kiriku. Tak ada. Yasudah, paling sibuk sendiri juga pikirku. Kulanjutkan aktivitasku. Tapi tiba tiba, aku kepikiran. Dia kemana? Jangan bilang dia tinggalin aku disini? Dia kan tau aku sudah sering hilang, bahkan aku di cap memiliki bakat untuk hilang dan tersesat kemanapun aku pergi. Aku mulai panik. Kukembalikan body lotion itu ke raknya lagi. Air mukaku mulai pucat, aku dengan cepat mencari handphoneku di ransel kecilku. "Bamy". Aku mencari nama itu di kontak Line ku. Tak kutemukan. Hahhh? Dimana diaa? Dimana kontaknya? Aku sudah panic sekali saat itu sampai tiba tiba ada yang membuyarkan kepanikanku. "beli apa kamu" tanya Bamy di tengah tengah kepanikanku. Saat aku memutar tubuhku untuk melihat sumber suara itu, tanpa sadar aku meneteskan air mata. Untunglah. Ya tuhan, terima kasih. Ucapku berkali kali sambal mengelus dada.

Dia sedikit tertawa melihat tingkahku "kenapa kamu hahaha" tanyanya heran. "kukira kamu ninggalin aku, panic banget aku tadi" jawabku sedikit terbata. Jawabanku ternyata menghasilkan sebuah senyum manis di bibirnya. "nggak lah, kamu tuh malah udah sibuk sendiri. Udah belum belanjanya?" tanyanya. Aku jadi lupa dengan barangku. "aku gak beli apa apa jadinya, udah ilang moodnya." Jawabku sedikit kesal. Dia tertawa dan mulai berjalan menuju kasir. Aku pun membututinya dari belakang. Dia mulai berjalan keluar dari mini market tersebut dan mengambil sebuah botol minuman dari kantong belanjaannya. Ia mulai membuka penutup sebuah botol minuman dingin. Glek glek glek. Terdengar beberapa suara tegukannya.

Aku terdiam dan terfokus dengan jakunnya yang naik turun. Manis. Lucu. Lagi dong. Jangan berhenti. Entah apa yang aku pikirkan. Saat sedang asyik asyiknya melihat naik turunnya jakunnya itu, lamunanku disadarkan dengan botol minuman tadi. Ia menyodorkan botol minuman itu. "nih" sodornya. Kuterima botol itu dan langsung kutegukkan air dingin itu. Wahh segarnya. Rasanya jadi seperti main di iklan Spr*te. Seger banget cuy. Aku terus terusan meneguk airnya sampai kudapati dirinya terpaku melihatku minum. Aku jadi terhenti "apakah jakunku juga menjadi objek perhatiannya?" pikirku. Ternyata baru kusadari, ia heran karena aku meneguk minumannya langsung dari mulutku. Itu artinya.. iya. Iya. Gak usah dijelasin juga pada ngerti kan? Indirect kiss. Aku juga baru sadar setelahnya. Tapi aku biasa aja sih. Setelah cukup, kukembalikan botol itu lagi padanya.

Tak kusangka, ia melakukan sesuatu yang membuatku jadi gantian tak kalah terkejut. Dia meneguk lagi botol minuman itu langsung dengan mulutnya. Lagi dan lagi. Ternyata aku juga terkejut dengan aksinya. Pandanganku terhenti padanya dan mataku sedikit membelalak. Ternyata ini yang dia rasakan tadi. Ngagetin juga ya hehe. Berarti dia? Juga? Iya? Nah iya dong. Dia juga indirect kiss. Berarti secara gak langsung kami sama sama indirect kiss ya? Ah gak tau. Aku tak lagi memandangi jakunnya, tapi aku jadinya sibuk melihat wajahnya. Manis. Ternyata aku memang sudah sayang dengan orang ini yah. Aku pun jadinya tersenyum melihatnya. Sadar akan raut wajahku, dia pun menghentikan tegukan itu. Ia memandangi wajahku dan membalas senyumku dengan sebuah senyuman yang tak kalah manis dari suasana yang terik itu. Manis sekali.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 02, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Short EscapeWhere stories live. Discover now