e n a m

11 5 1
                                    

Hal yang sangat sulit, bukan berarti tidak bisa dilakukan. Bahkan soal matematika yang sangat sulit, memiliki cara untuk menjawabnya.
-Rasya

Di lantai sekolah paling atas, tidak ada sedikit pun suara siswa - siswi yang berbicara, hanya ada suara angin yang menghembus pelan. Di sana, di sana berdiri seorang gadis manis yang pikirannya sedang kosong. Ya, dia adalah Laras Ayu Kania yang sedang menunggu kedatangan seseorang yang baru semalam ia kenal.

Tidak lama kemudian seseorang yang sedang Laras tunggu, akhirnya datang, suara langkah kakinya membuat pikiran yang tadinya kosong, menjadi berfungsi kembali.

"Lo ngapain nyuruh gue disini?" tanya Rasya, seseorang yang sedang Laras tunggu

"Datang juga lo, gue pikir lo nggak bakalan datang" jawab Laras

"kenapa nyuruh gue kesini?" tanya Rasya cuek

Laras yang tadinya menghadap ke arah hamparan pohon, segera membalikkan badannya, dan sekarang Laras telah berhadapan dengan Rasya. Laras pun menjawab pertanyaan yang diberikan oleh Rasya.

"Gu- Gue mau curhat" kata Laras cepat

Rasya mengerutkan dahinya dan  mulutnya pun mulai membuka, ya, Rasya kaget mendengar pernyataan Laras tadi.

"Hah, curhat?" kata Rasya kaget

"Iya, aneh ya?" kata Laras lesu. "Ya udah deh kalau nggak mau. Makasih" kata Laras lalu berjalan menuju tangga

"Eeeeh, bentar" kata Rasya sambil memegang pergelangan tangan Laras. "Iya curhat aja. Tadi gue kaget, karena baru kali ini ada cewek yang mau curhat sama gue"

Laras pun membetulkan posisi berdirinya dan mengajak Rasya duduk di lantai paling pinggir sambil melihat hamparan pohon hijau yang rimbun.
Laras pun memulai perkataannya.

"Ras, kemarin lo nanya sama gue, kenapa gue suka banget bully orang. Dan sekarang lo bakalan tahu jawabannya" kata Laras

"gue pikir lo sudah nggak ingat" kata Rasya. "Ya, udah ceritain aja sama gue, gue janji nggak bakalan bocor"

Flashback on
Laras POV

Waktu itu kehidupan gue berjalan seperti anak-anak kebanyakan, sampai suatu hari. Nyokap-Bokap gue bertengkar, gue nggak tahu alasan jelas kenapa mereka bertengkar, tapi gue yakin itu semua karena kakak gue yang lagi sakit.

"Kamu itu, mas, kerja mulu. Urusin anak kamu! Dia lagi sakit!" kata Mami
"Tugas kamu yang ngurus anak" kata Papi membentak

"Okey kalau kamu juga nggak mau kalah, aku bakalan pergi dari rumah ini, sama anak aku" kata Mami sambil mengajak kakak gue pergi.

Dan gue hanya terdiam di tangga menyaksikan itu semua. Gue nggak tahu harus melakukan apa. Gue hanya bisa melihat nyokap gue keluar rumah membawa koper besarnya dan menggandeng tangan kakak gue. Gue sedih karena nyokap gue nggak bawa gue juga.
Dan gue melampiaskan semua kesedihan gue kepada teman-teman sekolah gue. Gue pengen nyari nyokap dan kakak gue, tapi gue nggak tahu mereka dimana.

Flashback off
Laras POV off

"Gue harus kayak mana Ras, gue pengen berubah, tapi itu sulit banget" kata Laras

Rasya yang mendengar cerita Laras pun ikut sedih. "gue tahu perasaan lo"
Tanpa disadari kini kepala Laras sudah ada dibahu kiri Rasya. Rasya pun tidak merasa risih dengan hal itu, malahan Rasya sangat nyaman dengan perlakuan Laras kepadanya.

"gue harus gimana?" tanya Laras. "Gue pengen berubah, tapi bagi gue itu sangat sulit"

"Hal yang sulit, bukan berarti tidak dapat dilakukan kan? Bahkan soal matematika yang sangat sulit pun pasti memiliki cara untuk menjawabnya" kata Rasya menghibur Laras

"iya siiih" kata Laras, Laras pun mulai menyadari kalau dirinya merasa nyaman dengan Rasya, bahkan saat Laras menyadari bahwa kepalanya ada di bahu Rasya, Laras membiarkannya.

"gue bakalan coba buat berubah" kata Laras penuh tekad.

Setelah Laras mencurahkan semua keluh kesahnya, mereka pun menikmati indahnya pemandangan pohon-pohon hijau. Tanpa ada rasa canggung diantara mereka berdua, seperti sudah kenal lama satu sama lain.

"LARAS!" teriak laki - laki yang masih berstatus pacar Laras.

Waduh, siapa tuh yang gangguin Laras sama Rasya?

6+ vote kalian bakalan tahu

LaRasya  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang