Selalu dilarang

1 0 0
                                    

Hari jum'at itu adalah hari dimana Almira seharusnya menikmati liburan sekolahnya, tetapi ayahnya selalu melarangnya  "Yahh aku mau kerja kelompok,minta duitnya dong" pinta mira "gausah kemana2!!" balas ayahnya lalu pergi berangkat kerja "huhhft dasar!!! Ayah pelit, gini gituu selalu dilarang" gumamku seraya berjalan menuju depan tv. Tiba2 ibu pun duduk di sebelahku "buk kenapa sih ayah pelit sekali sama aku? " tanyaku "Ayah kamu bukanya pelit nak, tapi gak ada uangnya buat saku sekolah kamu dan kebutuhan sehari-hari nak" jawab ibu panjang lebar "tapi aku ingin keluar buk, aku ingin beli makanan diluar" pintaku "bentar nakk, ibu buatin makanan kesukaan kamu dulu "lalu ia pergi berlalu begitu saja dariku"hihhhh ibu gak pekaa aku kan ingin seblak buk!!! " ku berteriak kecil dan ku mulai bermain hp lagi, tiba2 ibu datang membawa nasi goreng"nihh makan" ucapnya"tau aja kalau aku lapar, hehehe"balasku dengan senyuman. Setelah makanan ku habis aku bertanya pada ibu "bu kenapa ayah selalu melarangku bermain, bersenang-senang
dengan teman2ku? " "ayahmu melarangmu karena belum waktunya nakk, sudahh bersih2 sana daripada main hp terus"jawabnya dan menyuruhku yang ku balas dengan anggukan karena aku malas.
Setelah 2 jam aku membersihkan rumah dan ibu hanya diam, aku ketiduran sampai sore dan ayahpun pulang "buk mana miraa? "Tanyanya"tuhh mandi bangun tidur"jawab ibu.
Ketika aku keluar dari kamar mandi yang kudapati hanya marah dari ayah, aku hanya diam ketika ayah memarahiku dan menasehatiku karna aku sudah lelah selalu disalahkan lagi dan lagi "yahh kenapa ayah selalu melarangku untuk bahagia"ketika ayah sedang memarahiku "karna belum waktunya"jawabnya singkat "tapi aku sudah dewasa yah" balasku "sudahhh masukk!!! "Bentaknya dengan menaikkan suaranya, aku pun pergi masuk kamar ,tiba2 air mataku membasahi pipiku, ku mengambil buku catatan harianku

Catatan harian...
Tuhan...  Mengapa aku selalu salah dimata keluargaku, mengapa ayah selalu melarangku, tuhan aku ingin bahagia...
Apakah aku tak pantas untuk bahagia, mengapa ayah selalu memarahiku?, apakah ayah membencikuˋ﹏ˊ
  Setelah menulis harianku, ku melantuknkan ayat-ayat suci al-qur'an dan belajar hingga malam. Inilah kehidupanku selalu di perintah belajar dan belajar serta dilarang untuk bahagia. Tetapi bagiku ku bisa bahagia ketika disekolah. Aku pun baru ingat jika besok terakhir membayar ujian keluluasan, segera ku keluar dari kamar dan menghampiri ayah "yahh aku minta uang 200 untuk ujian"pintaku "nihh ayah kasih ,kamu selalu saja minta uang" balas ayahku kesal .lalu ku menerima uang itu dan dalam hati ku berkata" apakah aku salah jika selalu meminta uang untuk pendidikanku" lalu aku pun pergi ke kamar untuk tidur

Thanks ayahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang