Prolog

46 5 2
                                    

Semilir angin memasuki kelas 11 IPS3 disana terdapat seorang gadis dimeja terdepan yang sedang asik dengan novelnya, dia terbawa suasana cerita. Seakan dirinya lah yang memerankan tokoh novel tersebut.

Dia tidak menghiraukan sekelilingnya bahkan seorang pria dari tadi menjatuhkan dirinya disebelah gadis itu sambil memanggil namanya, dia tak kubris sama sekali.

"Hoi! Hoi! Serius amad" Gadis itu sesekali membuang nafasnya dengan kasar kosentrasinya terganggu, dia berusaha menganggap tidak ada orang disekelilingnya.

Pria itu terdiam saat panggilannya tidak dikubris oleh gadis disebelahnya. Dia sempat berfikir mengalihkan pikiran gadis itu kepadanya. Satu ide muncul begitu saja dan muncul lekukan senyum jahil menghiasi wajahnya.

"balikin ish bukunyaaaa!" Gadis itu memanyunkan bibirnya berharap Pria itu akan mengembalikan novelnya. Tanpa merasa bersalah Pria itu menampilkan senyumannya yg jahil. Membuat gadis itu semakin jengkel, pria ini tidak pernah membiarkan hidupnya tenang akan ada selalu ulahnya yang membuat dirinya darah tinggi.

"Mau bukunya? Ambil dong!" Pria itu mengeluarkan lidahnya tanda dia sedang mengejek. Gadis ini berusaha mengontrol emosinya dia harus mengatur emosinya jika dia berurusan dengan pria satu ini.

Dia berusaha mengatur nafasnya, sebisa mungkin dia menampilkan sebuah senyum walaupun senyum itu terlihat nanar.

"Argaa?" Gadis itu berusaha semaksimal mungkin bersikap manis dihadapan pria yang bernama Arga Arya Saputra. Gadis ini sudah berteman lama dengan Arga jadi dia tahu betul menanganinya jika pria ini berulah lagi.

"Apaan Fani yang mirip anak ayam jantan" gadis itu mendengus lagi kali ini ucapan Arga ngaur lagi. Ia tau pria ini mau mengalihkan pembicaraan, pria ini berusaha mengambil bukunya agar dia bisa berbicara sepuasnya tanpa perlu khawatir dirinya diabaikan.

Gadis ini yang bernama Fani Velins Renata melangkahkan kakinya mendekat ke arah Arga. Dia berniat mendekatkan bibirnya ke daun telinga Arga.

"Balikin buku gue ya? Kalo ngak gue gue" Dia menggantungkan kalimatnya, dia sengaja agar pria ini menunggu jawaban sehingga novel yang dipegangnya tidak dia perhatikan.

"Apa?" Jantungnya berdegup sangat cepat, dia bingung apa kata selanjutnya yang Fani ingin katakan. Dia berfikir sejenak dia mengira Fani akan membuatnya diam dan melupakan soal novel, dan dengan mudah Fani merampas lagi novelnya. Ohohoho tidak semudah itu fergusooo

Fani berusaha mengambil novel miliknya, tapi sial Arga menghindar. "Tidak secepat itu hahaha" kali ini dia menghentakkan kakinya kelantai dia kesal. Cara apalagi yang harus dia lakukan?

Arga memperhatikan Fani yang mulai memikirkan cara agar mendapatkan kembali novelnya. Tanpa sadar dibelakangnya ada yang berusaha diam diam mencoba mengambil novelnya.

"Bisa gak? Gak usah bikin orang susah!" Kata kata itu terlontar tepat ditelinga Arga. Arga mengenali suara ini, suara yang sama sekali tidak pernah menganggapnya ada selama ini.

Dengan santai pria itu mengambil novelnya dan berjalan santai menghampiri Fani yang melongo. dia bingung kenapa teman sekelasnya ini yang dingin, cuek, gak banyak omong malah menolong dirinya mengambil novelnya dari Arga.

Dia memberikan novelnya dengan muka datar, "gue bantu, karna kalian berisik!" Fani terdiam, mendengar perkataannya tadi membuat dia menampakkan wajah yang tidak terbaca.

Arga bisa melihat perubahan mimik wajah Fani. Dia mengepalkan kedua tangannya rahangnya mengeras, ingin sekali dia mendaratkan sebuah pukulan yang membuat dia menarik perkataannya barusan.

Pria itu berjalan melewati Fani dengan gaya cool nya, "Rendy?" Fani berusaha memanggilnya sebenarnya dia ragu ragu untuk memanggilnya tadi. Sang pemilik nama menoleh menatap dingin Fani.

"Gue mau bilang makasih novelnya dan maaf karna lo keganggu sama gue yang berisik ini" Fani menegaskan kata 'berisik'.
Rendy mendekat sedetik itu juga, dia membelai lebut rambut Fani "yo selow"

Fani tertegun, Rendy berubah 180 derajad dari sikapnya tadi. Tadi dia bersikap sinis tapi kenapa sekarang lembut?

Rendy menatap Fani yang terdiam dia tersenyum, "jangan bengong nanti kesambet" Rendy lalu meninggalkannya keluar kelas.

Jantung Fani seperti habis lari 100 kali putaran lapangan. Dan tadi apa? Dia tersenyum?? Mustahil banget dia tersenyum kejadian langka suer.

"Fan?" Fani menoleh kebelakang, dia terkejut Arga sudah tepat dibelakangnya. Dia sempat melangkahkan kakinya mundur karna jaraknya yg sangat berdekatan.

"Gua mau ngomong serius, sini telinga lo" Fani mengerutkan keningnya, mukanya tidak meyakinkan sejak kapan seorang Arga bisa ngomong serius?

Melihat Fani yang diam, Arga mendekatkan wajahnya ke samping telinga Fani. "lu tambah gendut" setelah mengatakan itu Arga langsung berlari keluar kelas. Dia tau apa yang akan Fani lakukan.

Fani melebarkan matanya, dia sudah memantapkan pita suaranya untung berdengung. Dia sekelas dengan Arga Arya Saputra yang jahilnya najudubilah, entah nasib apa yg bisa membuat dia sekelas lagi dengan makhluk menyebalkan itu.

"AAAARRGAAAAAA AWAS AJA LO" benar saja Fani teriak membuat ketua kelas memperingatinya "Fani, kelas lain juga mau belajar. Kalo teriak sono di kebun binatang"

"Hehehe iyaya maap, lagian temen lo"

"Pacaran jangan disini" cibir ketua kelas. Membuat Fani membulatkan matanya. "Najong, buat lo aja sono"

"Gua laki Fan, gua bukan jeruk makan jeruk"

"oh, kiraiin gitu " Fani  menuju tempat duduknya tanpa menunggu jawaban dari sang ketua kelas.

Hana sama serly mana lagi batin Fani.

••••••••

"Ser itu suara Fani kan? Njir suaranya bikin gua merinding" Hana bergelidik ngeri mendengar Fani berteriak.

"Pasti Arga bikin ulah tuh" Serly mencuci tangannya diwastafel setelah itu mereka keluar dari kamar mandi.

"ANJING LO GEDE" Serly dikagetkan oleh kehadiran Arga yang sedang mengumpet.
Dan tanpa bersalahnya Arga menjawab "berisik banget lo, btw lucu juga yak. Anjing ada yang gede, apanya tuh?"

"Dasar ngeres. Ngapain sih lu ngumpet disitu kayak setan aja" cibir Hana, sedangkan Serly masih mengatur nafasnya.

"Udah Han, paling abis ngeledekin Fani. Gue demen jodoh lu berdua" ucapan Serly membuat Arga tersenyum manis
Aminn batin Arga

"Gua rasa nih ya, Arga beneran suka. Masa abis lu bilang gitu dia senyum senyum sendiri kayak orang gila" Hana menperhatikan Arga yang masih tersenyum, malah mendengar kata kata Hana tadi membuat Arga makin melebarkan senyumananya. Membuat Hana dan Serly bergeledik ngeri.

"Ayo Han, gue kok ngerasa takut gitu ya? Gue takut dia gila beneran" Serly menarik tangan Hana membuat mereka menjauh dari Arga yang masih tersenyum lebarnya.

••••••••

Haiii
Semoga suka😁😊

RE or ARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang