Musim semi di Tokyo membangunkan semangat pada gadis bernama Aria Yumeno, siswi SMA Todhai. Pagi hari sekali dia sudah berada di sekolah untuk menunggu pujaan hatinya, Yuuta. Aria terlalu mencintai Yuuta sampai tak makan. Pernah suatu ketika dia sakit dan harus dilarikan ke rumah sakit karena terlalu memikirkan Yuuta sehingga tidak makan berhari-hari.
Yuuta Takashi, pria populer yang memiliki kepribadian bagus. Tak sedikit gadis yang menyukai dirinya.
"Yuuta-kun, maukah kamu menjadi pacarku?"
"Gomennasai, ada gadis yang aku suka."Itulah kata-kata yang selalu dia ucapkan saat ada gadis yang menyatakan cintanya. Dia dikenal sebagai Pria dingin, jarang sekali tersenyum tapi selalu aktif dalam kegiatan sekolah. Yuuta adalah salah satu anggota klub basket di sekolah.
"Yuta-kun, maukah kau makan malam denganku?" tanya Aira saat pulang sekolah tiba.
"Haik. Tapi aku harus pergi ke klub basket," jawab Yuuta.
"Temui aku di gerbang sekolah. Aku akan menunggumu di sana," kata Aira lalu melesat pergi. Hatinya sangat senang karena Yuuta tidak menolaknya. Sebuah senyuman kecil Yuuta tadi membuatnya senang.Yuuta hanya memperhatikan gadis yang mengajaknya makan malam. Entah apa yang dia rasakan tapi dia merasa senang. Dia merasa ada yang special dari gadis itu. Gadis itu terlihat sangat sempurna walau mengenakan pakaian yang biasa saja. Warna kulitnya yang putih membuat dia bagus memakai baju apa saja.
Tiba-tiba saja, ada seseorang yang menepuk pundak Yuuta. Itu Ryu, sahabat dekat Yuuta. Dia mengajak Yuuta untuk segera bersiap.
"Yuuta, kenapa kamu terus memandangi gadis itu? Dari sekian banyaknya gadis di sekolah ini, kenapa kamu memilih dia?" tanya Ryu.
"Dia sempurna," jawab Ryu.Aria manunggu di pintu gerbang dengan antusias. Dia tak pernah menyangka kalau Yuuta akan menerimanya. Dia senang bukan main karena pujaan hatinya tak menolaknya. Tiba-tiba lamunan Aria bubar karena ada yang menepuk pundaknya. Itu Naomi, sahabat Aria sejak kecil.
"Hei, jangan melamun. Apa yang sedang kamu pikirkan Aria?" tanya Naomi.
"Tak ada."
"Lantas, kenapa kamu melamun sambil tersenyum gitu?"
"Aku hanya sedang senang karena Yuuta-kun menerima ajakan makan malamku," jelas Aria.
"Benarkah? Kamu hebat. Tapi ada yang harus kamu ketahui Aria," kaya Naomi.
"Apa?"
"Aria-chan, apa kau sudah lama menunggu?" seru Yuuta sambil melambaikan tangan pada Aria.
"Oh, ada Naomi. Gomennasai, aku tak melihatmu," sambungnya.
"Tak masalah. Aria, aku pulang dulu. Selamat menikmati makan malammu. Mata ne," pamit Naomi.
"Mata ne."Kini hanya tinggal Aria dan Yuuta. Mereka saling bertatapan. Aria merasa tidak nyaman dengan tatapan yanh cukup lama itu. Akhirnya dia mengalihkan topik.
"Ke mana kita sekarang? Apa Yuuta-kun mau makan di restoran depan sana? Kudengar makanannya cukup enak dan harganya terjangkau," kata Aria.
"Haik. Aku bisa makan di mana saja," sahut Yuuta dengan senyum mengembang di sudut bibirnya.
"Yoi, ayo kita ke sana."Mereka berjalan menuju ke restoran tersebut. Jaraknya tak begitu jauh dari sekolah. Hanya menyebrang jalan sekali dan berjalan ke arah timur melewati 2 kedai.
"Apa yang mau kamu pesan Aria-chan?" tanya Yuuta saat mereka sudah sampai.
"Coba aku lihat. Aku mau shusi dan teh hijau," jawabnya.
"Baiklah. Akan kusampaikan pesananmu," kata Yuuta.
"Sumimasen," seru Yuuta sambil melambaikan tangannya pada pelayan restoran.
"Haik. Chotto," ujar pelayan itu sambil berlari kecil menuju meja Aria dan Yuuta.
"Saya mau pesan shusi dan teh hijau 2," kata Yuuta pada pelayan itu.
"Haik, tunggu 10 menit lagi," kata pelayan itu lalu pergi meninggalkan Aria dan Yuuta.
"Aria-chan, aku tahu kau menyukaiku. Apa kau juga mencintaiku?" tanya Yuuta dengan tangan menopang dagu.
"Sodesu. Aku mencintaimu, lebih dari aku mencintai diriku," jawab Aria. Pipinya dipenuhi oleh rona merah karena malu.
"Grasias," ujar Yuuta dengan mata terpejam. Aria tak mengerti maksud ucapan Yuuta tadi. Maka dari itu, dia memberanikan diri untuk bertanya.
"Terima kasih untuk apa?"
"Untuk segalanya. Terima kasih kau sudah hadir dalam hidupku, Aria-chan."
"Apa yang kau maksud, Yuuta-kun?"
"Aku menyukaimu, Aria. Aku sangat mencintaimu dan juga menyayangimu. Aku berasa seperti terbang di udara saat berada di dekatmu. Aku merasa nyaman," jelas Yuuta. Rona merah kembali menghampiri pipi mungil Aria. Dia benar-benar malu karena ternyata orang yang dia sukai juga suka padanya.
"Yuuta-kun, sebenarnya aku juga menyukaimu. Sudah lama aku menyiapkan diri untuk menerima penolakanmu. Waktu itu aku terlalu gugup untuk menyatakan perasaanku karena teman-teman menceritakan kalau mereka ditolak olehmu," jelas Aria panjang lebar.
Makan malam itu sungguh berlalu dengan cepat. Hari sudah benar-benar larut saat mereka mengakhiri pembicaraan mereka. Aria sangat senang karena bisa makan bersama dengan pujaan hatinya, bahkan sampai mengungkapkan perasaannya. Sungguh makan malam yang sempurna."Arigatou, Aria-chan. Makan malam kali ini sangat spesial buatku. Kau membuat malamku ini jadi bermakna," kata Yuuta sambil menangkup pipi mungil Aria.
"Haik, sudah malam, sebaiknya aku pulang," kata Aria karena merasa sangat gugup.
"Aku akan mengantarmu. Sudah malam, tak baik kau berjalan sendirian," kata Yuuta.
"Haik, Arigatou."Mereka berjalan di bawah terangnya sinar bulan. Dengan muka berseri, mereka bercengkrama dengan suka ria. Mereka telah resmi menjadi pasangan kekasih malam itu.
Cahaya bintang dan bulan bersinar terang mengiringi malam mereka. Sangat bahagia. Menikmati indahnya malam musim semi di Tokyo. Berjalan berdua di pinggir jembatan layang. Sangat romantis
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Husband
عاطفيةAria dan Yuuta, pasangan suami istri yang awalnya bahagia. Punya 1 anak yang masih kecil bernama Shiryu. Umurnya masih 2 tahun. Konflik terjadi karena Yuuta selingkuh. Akankah Aria tetap mempertahankan pernikahannya dengan Yuuta? Atau Yuuta akan tet...