1. Pertemuan

97 7 0
                                    

Happy reading

Kita dipertemukan untuk dipisahkan, entah itu cepat atau lambat. —Arga Praditya

¤¤¤¤¤

Kringg....kriingg...kringgg...

Dering suara jam beker membangunkan seorang pria tampan yang sedang terlelap dikamarnya yang bernuansa hitam dan putih.

"Arrghh! Berisik!" ucap pria tersebut sembari mematikan deringan jam beker itu.

"Shit! Gua telat" seru pria itu ketika melihat angka jam beker menunjukkan angka 07.02 WIB.

Lalu pria itu langsung bergegas ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Hanya dengan waktu 5 menit, pria itu sudah memakai seragamnya. Dengan rambut yang acak-acakan, kaos seragam yang tidak dimasukkan, dan hanya memakai sepatu snaikers tanpa kaos kaki serta menggendong tas ransel yang hanya berisi 1 buku saja. Sungguh jauh dari kata good boy.

Tap..tap..tap..tap..

Suara kaki seseorang yang sedang menuruni tangga dengan sangat buru-buru itu menggema di seluruh ruangan.

"Mah..." Teriak pria tersebut.

"Aduh Arga! kamu ini masih pagi udah teriak-teriak aja" ucap seorang wanita paruh baya.

Ya, pria itu adalah Arga. Arga Praditya Kusuma, seorang pria tampan dengan tatapan mata yang tajam, watak yang keras, dan pembuat onar di sekolahnya. Ketua team basketball sekaligus ketua geng motor itu juga seorang playboy tingkat akut. Namun semua itu tidak membuat para wanita menghindar, melainkan terang-terangan mendekatinya.

"Arga pamit," ucap arga sembari mencium punggung tangan ibunya.

"Kamu enggak sarapan dulu Ga?" tanya Vira —Ibu Arga.

"Nggak mah, udah telat" Jawabnya. Lalu  langsung melangkah pergi keluar.

                                         ¤¤¤¤¤

Disisi lain, ada seorang gadis cantik yang sedang berjalan kaki menuju ke sekolahnya. Dibawah rintikan hujan, Dia tidak patah semangat untuk tetap berjalan kaki. Hanya butuh 5 menit dari rumahnya untuk sampai ke sekolah. Namun, sesampainya disekolah, gerbang sudah ditutup rapat oleh satpam.

"Kamu kenapa telat?" tanya seorang pria paruh baya, yang tak lain adalah guru BP.

"Eum, Maaf pak. ibu saya sakit, jadi saya harus membeli obat dan menyiapkan sarapan dulu untuk ibu saya," jawabnya.

"Apa ucapanmu bisa dipercaya, Aurel?" selidik Pak Aryo —Guru BP.

Ya, gadis itu adalah Aurel. Aurelia Olivia. Seorang gadis cantik yang rajin, pintar, dan juga baik. Dia sangat sederhana mengangkut penampilannya. Biar kata orang penampilan adalah yang utama, tapi menurutnya itu tidak penting. Yang terpenting adalah jiwa dengan ketulusan hati yang besar.

"Saya tidak berbohong pak, kalau bapak tidak percaya, mari ik---"

Deruman suara motor Ninja menghentikan pembicaraan antara Pak Aryo dengan Aurel. Lalu dibukanya helm fullface itu, menampakkan seorang pria tampan dengan rambut acak-acakan. Turunlah pria tersebut dari motornya.

"Maaf pak, telat," potong pria tersebut. Pria itu adalah Arga. yang memang kebetulan Dia juga telat.

"Kamu ini! Sudah berapa kali kamu telat, hah!?" Bentak Pak Aryo.

"Tenang pak, masih bisa dihitung jari kali," jawabnya enteng.

"Kamu ini! Kali ini hukuman kamu lebih berat Arga. Bersihkan gudang dekat aula. sekarang!" Bentak Pak Aryo. "Dan kamu Aurel, bapak izinkan masuk kelas. Tapi kalau kamu telat lagi, kamu tahukan hukumannya?" lanjutnya.

Never GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang