Bagian 1

35.3K 874 69
                                    

#Bersuami_Duda_Tua

Om, I Love You.

****

Dua puluh tahun perbedaan usia sepasang pengantin yang resmi menikah hari ini. Mereka adalah Rahma dan Firman. Rahma gadis berusia 22 tahun, semntara sang suami 42 tahun.

Bukan tanpa alasan Rahma menerima pinangan Firman, melalu perkenalan singkat keyakinan itu hadir. Salah satu faktornya adalah Firman merupakan sosok yang mapan.

***

Dua bulan lalu.

"Yakin lu mau sama om gue?" tanya Sania menelisik tajam ke arah sahabatnya.

Rahma mengangguK tanpa menoleh, tampak nikmat menyantap cemilan kentang goreng yang dibuatkan Sania.

"Jangan-jangan lu cuma pengen duitnya, ya." Sania semakin menatap curiga.

Rahma menghentikan santapannya. Mulut penuh tak karuan, perlahan ia telan sedikit makanan - makanan itu, setelah pasti kosong, Rahma menenggak segelas air putih dingin, yang tersedia di samping piring goreng kentang.

"Itu salah satunya. Lu gak kasian lihat gue kerja gak kenal pagi ampe malem? Kalau nikah kan seenggaknya gue ada yang biayain," jelas Rahma.

"Matre lu!" timpal Sania.

"Bukan matre. Gue hanya mencoba realistis. Gue ini muda, cantik, perawan, milih yang lebih tua kan karena mapan lah salah satunya."

"Sableng, lu! Kalau gitu cari sana om-om!"

"Enak aja, Lu. Gue emang miskin tapi gak murahan!" jawab Rahma cuek, kemudian lanjut menonton televisi. Sania yang jengah, meninggalkan sahabatnya itu sendiri. Pergi ke dapur dan mengambil segelas air.

Sania terdiam, menatap titik-titik air di jendela. Beberapa waktu lalu mendung masih menggelayut tipis di langit. Sesaat berlalu, air nampak deras membasahi tanah kota ini.

Gadis dengan rambut panjang sepinggang itu menghela napas dalam. Dari sudut mata, ia mampu melihat sahabatnya yang sedang duduk pada sofa berwarna putih. Sosok Rahma, adalah seorang teman yang ia kenal 10 tahun lalu. Perangainya baik dan sangat setia kawan. Bercerita tentang hidupnya Beban hidup Rahma cukup berat, gadis itu banting tulang menyekolahkan dua adik dan membiayai ibunya yang hanya seorang tukang sayur. Sementara sang ayah tak pernah datang sejak pergi 15 tahun yang lalu bersama wanita lain.

Sania mengerti, ketika pada akhirnya Rahma berada pada titik tidak peduli dengan cinta. Salah satu penyebabnya adalah Ayah yang merupakan cinta pertama seorang anak perempuan telah melukai hatinya. Begitupun dengan kisah cinta yang dijalin beberapa tahun ini harus kandas karena sebuah perselingkuhan.

Sebuah ketukan pintu terdengar, membuyarkan lamunan Sania dan fokusnya Rahma menonton. Buru-buru Sania meraih gagang pintu, lalu membukanya. Berdiri di sana Firman, pamannya. Ditenteng sebuah kresek besar berisi makanan, Firman sengaja datang ketika tahu Rahma ada di rumah keponakannya.

"Wah ... Om gercep ya, padahal lagi hujan," Canda Sania sambil tertawa.

Rahma bangkit dari duduknya. Menyambut pria yang dibicarakan tadi dengan Sania. Tak terlihat raut senang atau pun tidak suka dari wajah cantik bermata cokelat itu. Rahma nampak datar. Keinginannya buat menikah, bukan semata-mata karena cinta. Ia hanya yakin, bila bersama paman sahabatnya itu, maka semua akan lebih terjaga dan terjamin dalam hal apa pun.

Terdengar egois memang, tapi itulah yang dirasakan Rahma. Ia berada pada titik yang begitu lelah tentang kehidupan yang seolah tak pernah berpihak padanya.

Firman tersenyum manis. Manatap sendu pada gadis pemilik mata cokelat itu. Usianya memang tidak muda lagi hampir mendekati kepala lima. Namun, ia kelihatan begitu energik, dan mampu mangikuti perkembangan jaman. Cara berpakaiannya tidak kolot sama sekali, terkesan sangat modis. Wajah dasarnya yang memang tampan sepertinya tidak tergerus waktu.

Bersuami Duda TuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang