CHAPTER 1 | I Meet Her

860 134 32
                                    

Gavin terbangun dari tidur lelapnya. Ia menatap langit-langit kamarnya yang berwarna biru langit bercorak awan putih. Rasa kantuk di badannya belum hilang sepenuhnya.

"Gavin Seo bangun sarapanmu sudah siap, bajumu juga sudah aku siapkan, ayo cepat sebelum aku menyuruh Peter yang membangunkanmu" ucap Chris sembari duduk di ujung kasur Gavin. Gavin dengan matanya yang masih terpejam membuka kedua tangannya dan mengangkatnya. Chris tau apa maksudnya itu. Gavin minta digendong seperti koala. 'Dasar manja' batin Chris. Karena tidak ingin membuang buang waktu, Chris langsung menggendongnya ke kamar mandi dan membantunya untuk membersihkan diri.

Chris membantu Gavin melepas semua pakaian yang ia kenakan. Ia mendudukan Gavin di sebuah bak mandi yang berukuran cukup besar yang sudah terisi air. Chris mengambil sebotol sabun cair lalu menuangkannya di punggung Gavin, dan mulai meratakannya ke seluruh badan bagian belakang Gavin sementara Gavin melakukan hal yang sama pada sisi yang satunya.

"Hyung, umurku sudah 20 tahun dan umurmu sudah 22 tahun..." ucap Gavin memecah keheningan

"Hm?" sahut Chris yang masih sibuk menggosok punggung Gavin

"... Aku mulai berfikir, kenapa kita tidak menerima surat warisan itu saja?" Tanya Gavin

Chris diam. Gavin mulai panik, pasalnya kakaknya Chris akan marah jika ia atau adiknya, Peter membahas soal surat warisan Ibunya.

"... Maaf" cicit Gavin pelan. Chris menghela nafas kasar, "Kau tidak lupa tentang tragedi yang merenggut kemampuanmu berjalan kan?" Tanya Chris. Gavin menggeleng. "Kalau tidak, seharusnya kau tau jawabanku apa" lanjut Chris yang masih terus menggosok punggungnya Gavin. "Tapi hyung ... aku lelah dipanggil sebagai parasit oleh teman-teman kelasku, dan ya aku tidak ingin membebani mu terus".

*!!!BRAK!!!*

Chris membanting botol sabun yang ada di tangannya. Ia langsung berdiri, "Pakai handukmu, sudah pukul 6.30, kau akan ketinggalan kereta nanti" ucap Chris dengan nada dingin kemudian meninggalkan Gavin yang masih berada di dalam bak mandi tanpa sepatah kata pun. Gavin menghela nafasnya kasar. Ia memejamkan matanya, tak terasa air matanya mulai mengalir di pipinya yang chubby.

Tak lama kemudian adiknya, Peter datang. "Mau apa kau kesini?" Tanya Gavin dingin. "Chris hyung yang memintaku" jawab Peter sambil berjalan mendekati Gavin. Peter menghambil sebuah handuk dan memakaikannya ke Gavin. Setelah selesai memakaikan Gavin handuk, Peter berjongkok di depan Gavin dengan posisi membelakanginya. "Cepat naik lah, Chris hyung akan tambah marah jika kita berlama lama disini". Gavin menurut.

Dengan cepat Peter menggendong Gavin ke kamar Gavin dan langsung memakaikannya baju seragam sekolahnya. Setelah itu ia menggendongnya lagi ke ruang tengah untuk sarapan.

"Kau langsung sarapan saja, aku akan mandi dulu" ucap Peter meninggalkan Gavin sendirian bersama beberapa hidangan di depannya yang dimasak oleh seseorang yang sedang mencuci penggorengan di wastafel yang terletak di sudut kiri ruangan. Suasana hening, tak satu pun dari mereka berdua membuka suara. Gavin mengambil sebuah piring lalu menyendokan beberapa sendok nasi disana. Ia lalu mengambil beberapa potong sosis goreng dan tanpa ia sadari kakak tertuanya memperhatikannya sedari tadi. Chris biasanya akan langsung meninju orang yang dengan beraninya membahas surat warisan ibunya. Tapi jika orang itu adalah Gavin atau Peter ia hanya bisa menahan emosinya, dan melampiaskannya ke benda-benda yang ada di dekatnya jika sudah tidak bisa ia bendung lagi.

Kehilangan seorang ibu di umurnya yang baru saja menginjak usia 10 tahun bukanlah hal yang mudah untuk Chris terima. Terlebih kematian ibunya itu sebabkan oleh orang yang sangat ia banggakan dan ia kagumi bahkan menjadikannya sebagai role modelnya. Kalau saja saat itu ia tau masalah keluarganya, mungkin ia masih dapat tertawa dengan lepas layaknya manusia pada umumnya. Ia mengutuk dirinya sendiri atas hal itu dan bersumpah untuk tidak mengingatnya kembali. Sebab, itu hanya akan menambah kepedihannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

3 BROTHERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang