Please press ⭐ button and leave comment to support me and this story.
Thank you and enjoy;)🌹
— Hyejin
Aku membuka pintu kamar mandi, dan melangkah keluar sembari menggosokkan handuk ke rambutku. Langkahku berhenti tepat di hadapan cermin memanjang yang ada di sebelah lemari baju. Kemudian aku mengambil hair dryer lalu menancapkan kabel benda itu ke stop kontak yang ada di dekatku. Benda itu mulai menyala dan mengeluarkan suara bising. Aku pun mulai mengarahkan ujung benda itu ke rambutku yang masih setengah basah.
Setelah dirasa cukup kering, aku mencabut kembali kabelnya dan meletakkan hair dryer itu kembali di meja. Tanganku meraih sebuah sisir dan mulai menyisir kumpulan helai rambut yang ada di kepalaku. Saat ini masih pukul 7 pagi. Aku sudah bangun dan membersihkan diri karena hari ini adalah hari dimana aku akan mulai menata kamar. Kebetulan pula, aku masih belum mulai masuk kuliah. Jadi aku mendapatkan banyak waktu tambahan untuk beberes.
Setelah mengikat cepol rambutku, aku mengangkat sebuah kardus besar yang berada di antara kardus-kardus lain yang berserakan di kamarku. Aku mencari sebuah benda yang biasa aku gunakan dan bahkan benda yang sangat aku cintai.
"Masa iya ketinggalan?" Gumamku pelan ketika belum juga berhasil menemukannya.
"AHA DISINI KAU RUPANYA CINTAKU!" Ucapku tak sadar dan mencium benda itu.
Aku pun meletakkan benda itu di atas meja. Kemudian beralih mengambil ponselku. Selang beberapa detik, benda itu mulai mengeluarkan suara, diikuti dentuman bass, drum, dan beberapa alat musik lainnya. Tidak ada yang lebih baik daripada membereskan rumah sembari mendengarkan musik dengan volume kencang dan bernyanyi sekencang mungkin pula bersama speaker.
🌹
— Wonwoo
Aku mengerutkan dahiku kala mendengar suara dentuman musik yang terdengar begitu bising di gendang telingaku. Tanganku menarik selimut yang awalnya hanya setengah badan, menjadi menutupi seluruh tubuh dan wajahku. Aku kembali mencoba untuk melanjutkan tidurku. Man, ini masih pagi. Untuk apa seseorang mendengarkan lagu sekeras ini di pagi hari. Juga, aku baru tidur pukul 3 pagi dini hari tepat setelah menyelesaikan game terakhirku.
Selimut ini lumayan membantu. Kurasa aku bisa kembali menikmati pagi yang tenang ini.
"ULGO SIPJI ANHA! TERERERET TERERERERET!"
Sebuah suara dengan nada tinggi pas pas-an dan berakhir begitu memekakkan di telinga tiba-tiba menyelinap masuk dan membuatku langsung membuka mataku lebar-lebar. Aku menyibakkan selimut dan terduduk di atas kasur. Pandanganku beralih ke arah tembok sebelah tepat dimana seorang gadis gila baru saja pindah kemarin dan mengganggu ketentraman seorang Jeon Wonwoo yang tidak pernah suka untuk diganggu. Aku memejamkan mata lagi. Rasa kantuk jelas masih menyelimuti sekujur tubuhku.
"SONE BUL NAL TTAEKKAJI BAKSU JJAKJJAKJJAKJJAK YOW YOW! ITTAEDA SIPEUMYEON CHYEON BAKSU JJAKJJAKJJAKJJAK! TANGAN DI ATAS SEMUA!"
"Argh aku sudah tidak tahan!" Geramku dan meraih ponsel di nakas yang berada tepat di sebelah tempat tidurku.
Jariku bergulir di atar layar benda persegi panjang tersebut. Kedua mataku dengan teliti mencari sebuah nama yang ingin rasanya aku tendang keluar dari apartemen ini. Gadis gila. Seharusnya dia pindah ke hutan, bukan ke sini.
Nam Hye Jin
Usai membaca rentetan kata tersebut, aku menekan tombol call. Nada sambung mulai terdengar. 1 menit 2 menit tidak ada jawaban sampai panggilan tertutup. Aku menggeram kesal. Dengan kesal aku langsung menyibakkan selimut hitam yang berada di atas tubuhku dan menurunkan kedua kakiku. Aku tidak peduli dengan bagaimana penampilanku saat ini, dan langsung berjalan menuju ke arah dimana suara itu berasal.
Aku menatap pintu putih yang ada di depanku saat ini. Suara dentuman musik terdengar sangat jelas ada di belakang pintu itu. Dan di balik pintu itu pula ada manusia gila yang rasanya ingin aku usir keluar dari sini. Argh, menyebalkan. Tanganku mengepal lalu aku mengangkatnya ke udara, menimbulkan suara ketukan pelan ketika tulang-tulang jariku bersentuhan dengan pintu itu.
Hening. Tak ada yang terjadi. Aku kembali mengulanginya. Kali ini dengan sedikit lebih keras. Tetap sama. Aku mulai muak. Gadis ini benar-benar sudah membuatku ingin gila rasanya. Marah, aku akhirnya menggedor pintu itu. Detik selanjutnya suara musik langsung lenyap. Keadaan sunyi seketika, dan aku masih berdiri disini untuk menunggu pintu sialan ini terbuka.
🌹
— Hyejin
Saat sedang membereskan kamar sembari mendengarkan musik, aku mendengar suara ketukan keras sekali. Sontak, akupun mematikan lagu yang tadinya terputar di ponselku, lalu segera berjalan menuju pintu. Usai memutar knop, aku mengintip keluar pelan. Tatapanku jatuh pada seorang laki-laki dengan rambut yang bisa dibilang berantakan, memakai kaos biru dongker, yang aku asumsikan bahwa dia baru saja terbangun dari tidurnya. Serta yang terakhir wajahnya dihiasi dengan tatapan tajamnya yang khas. Mata itu tampak memancarkan sebuah amarah yang siap melahap siapapun yang berusaha menghalanginya, ditambah alis tebalnya yang semakin menambah kesan seram yang tidak pernah aku lihat sebelumnya.
"O-Oh kau, Jeon Wonwoo. Ada yang bisa kubantu?" Tanyaku ragu-ragu sambil sedikit membuka pintuku dan berdiri tepat di depannya.
"Kamar ini tidak cocok untuk manusia gila sepertimu. Buang benda berisik itu dari sini jika kau tidak ingin kuberi pelajaran." Ucapnya ketus. Manik matanya mengatakan seolah ingin mencabik-cabik mangsa yang ada di hadapannya.
Sedang aku masih diam mematung sambil terus menatap manik mata yang indah namun mematikan itu. Detik berikutnya aku tersadar, dan langsung membungkukkan tubuhnya. Aku memejamkan mataku, lalu dengan perasaan sangat bersalah aku berkata, "Aku minta maaf."
Aku bisa mendengar dia membuang napasnya berat. Setelah itu kulihat kakinya bergerak, dan menghilang dari penglihatan. Diikuti dengan suara pintu yang tertutup dengan suara cukup keras dari sebelahku. Lantas aku mengangkat kepalaku dan menatap lurus ke depan yang saat ini sudah tak ada siapapun.
Aku menutup pelan pintu putih di depanku. Lalu, membalikkan badanku. Pikiranku mengambang. Tiba-tiba aku kehilangan mood untuk kembali membereskan kamarku. Untungnya, aku sudah hampir selesai dan tinggal membuang benda-benda yang tidak terpakai lagi. Aku melemparkan tubuhku ke atas kasur, dan memejamkan mata.
Kurasa aku kembali melakukan kesalahan. Dan kali ini lebih fatal
🌹
Halo, aku kembali. Maaf karena sudah lama tidak update karena aku masih disibukkan dengan ujian2 untuk masuk universitas hehe.
Oiya, disini aku ganti pake 'aku-kau' ya karena aku ngerasa kalo pake 'aku-kamu' kaya kurang pas gitu:(
Akhir kata, terima kasih atas dukungan buat yg masih setia baca, i'll be back nanti pokonya wkwkwk. Doakan aku ya!;)
Selamat berpuasa bagi yang muslim, semoga kita dilancarkan sampe akhir!
See you!<3
KAMU SEDANG MEMBACA
neighbor • jww
FanfictionKehidupan seorang Jeon Wonwoo yang sederhana kelihatannya tak lagi menjadi sesederhana yang ia jalani selama ini. Seseorang tiba-tiba pindah ke kamar apartemen di sebelahnya, membuat Jeon Wonwoo harus mengucapkan selamat tinggal kepada kehidupan la...