AWAL

13 3 3
                                    


"Ratu aku pulang duluan ya" ucap kinan dari balik pintu ruang ganti, langkahnya mendekati Ratu yang masih sibuk dengan pekerjaannya.

"jangan terlalu malam pulang" tambah kinan menepuk bahu kanan Ratu, Ratu menjawabnya dengan anggukan dan lambaian tangan tanda perpisahan. Langkah Kinan perlahan menjauh meninggalkan cafe tempatnya dan Ratu bekerja.

Malam telah larut, satu persatu pekerja pulang meninggalkan cafe, kini yang tersisa hanya ratu dan seorang pekerja lelaki.

"Ratu, mau pulang denganku?" ajak Ken pekerja lelaki itu.

Ratu menggeleng pelan menolak ajakan ken ,bibirnya tersenyum mengisyaratkan agar Ken pulang lebih dulu, hari ini Ratu memiliki pekerjaan tambahan untuk menjaga cafe sampai manager cafe kembali dari luar. Ken mengangguk singkat tanda mengerti,tangannya dengan cepat menepuk puncak kepala Ratu pelan dilanjutkan dengan langkahnya yang pergi keluar dari cafe, Ratu masih memperhatikan bayangan Ken yang pergi menjauh, namun persekian menit kemudian Ken kembali berteriak diambang pintu cafe.

"hati-hati! Malam-malam begini banyak yang ganggu loh"

"iya kamu juga hati-hati banyak mba mba ganteng berkeliaran, sapatau nyantol sama kamu" balas ratu tersenyum devil.

Pintu-pintu sudah dikunci, lampu lampu telah banyak yang dimatikan terkecuali ruang istirahat tempat Ratu menunggu saat ini. Setelah sekian lama menunggu akhirnya sang manager datang dengan bingkisan ditangannya.

"maaf membuatmu menunggu, ini untukmu" ujar manager menyodorkan bingkisan itu.

"terimakasih pak, saya pamit pulang duluan" Ratu berjalan keluar dari cafe, mata Ratu memperhatikan jalanan malam,beberapa kendaraan lalu lalang mendahuluinya, setelah sekian lama langkahnya tepat berhenti di jalan sempit, jalan itu adalah jalan tercepat kekostnya, masa bodo dengan omongan orang yang mengatakan tempat itu berpenghuni makhluk astral, Ratu mempercepat langkahnya, lampu remang remang yang menjadi pencahayaan di jalan itu sepertinya akan mati beberapa hari lagi.

Beberapa langkah didepannya Ratu melihat seseorang yang duduk menghalangi jalan, hatinya ragu untuk melanjutkan perjalanannya, tetapi rumahnya sudah terlihat hanya tinggal beberapa langkah lagi, tak mungkin jika Ratu harus memutar jalan, dengan hati yang berdegub kencang ratu mendekati orang itu.

"permisi saya mau lewat"

Hening tanpa jawaban lelaki itu, rasa penasaran menjalar diotaknya, Ratu membungkukkan badannya berusaha melihat wajah pria itu, mata Ratu membulat saat melihat darah segar yang keluar dari sudur bibir dan plipis pria itu, kemeja putihnya terpercik darah, beberapa kancing teratasnya pun lepas entah apa yang terjadi dengan pria itu.

"astaga apa yang terjadi padamu" dengan tenaga yang tersisa Ratu berusaha memapah pria itu ke kostnya, sampai di dalam kost Ratu membaringkan pria itu di kasur miliknya, gerakan Ratu lincah mengobati luka pria itu.

"sadarlah aku telah mengobati lukamu"

Malam semakin larut, Ratu terduduk dilantai kamar, kepalanya menopang pada pinggiran kasur, rasa kantuk mulai menyerang Ratu, tak kuat perlahan ratu tertidur dengan posisi itu.

Jam terus bergulir, waktu kian berlalu, sinarmentari perlahan menyelinap di sela-sela pepohonan rindang, laki-laki itu terbangun dari tidurnya. Matanya mulai menjelajah sekitarnya, kamar berdinding biru yang tertempel beberapa bingkai foto, horden kamar doraemon jelas ini bukan kamarnya. Ketika matanya menangkap seorang gadis yang tertidur dengan nyenyaknya, senyum tipis menghiasi wajah lelaki itu. Wajahnya ia dekatkan ketelinga sang gadis, berbisik pelan.

"terimakasih"

Lelaki itu bangkit berdiri mengangkat tubuh Ratu keatas tempat tidur dan tanpa pikir panjang keluar dari kamar Ratu, saat melintasi ruang tamu langkahnya terhenti tepat disalah satu foto yang terpajang. Foto yang memperlihatkan senyum manis Ratu, bibirnya kembali menyunggingkan senyuman. Meski tersenyum, matanya memancarkan kemisteriusan, hal tidak bisa ditebak orang lain. Sang lelaki menggerakkan tangannya meraih salah satu foto yang terpajang lalu memasukkan kekantong baju setelah melepas bingkai foto tersebut.

Jam alarm di HP Ratu berbunyi, menyadarkan ratu dari tidur yang terasa amat singkat, ia bergerak memeluk bantal merasa belum puas dengan tidurnya, tetapi jam alarm terus berbunyi membuatnya mau tak mau memaksakan tubuh untuk bangun.

"iya-iya aku bangun" gumam Ratu seraya mematikan alarm.

Mata Ratu belum terbuka seutuhnya, dengan langkah malas ratu masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, ia harus segera berangkat kesekolah.

Menjadi seorang siswi kelas dua SMA yang harus tinggal sendiri di kostan membuat Ratu harus bersikap mandiri, ia harus berangkat sekolah dan dilanjutkan dengan bekerja paruh waktu, itu sangat menguras tenaganya, tapi apa yang bisa ia lakukan hanya cara itu yang bisa ia lakukan untuk melanjutkan hidupnya, semua itu harus ratu lakukan setelah perginya kedua orang tuanya karena kecelakaan mobil yang merenggut nyawa keduanya satu tahun silam.

Percikan air yang membasahi wajah Ratu membuatnya ingat kejadian semalam "sepertinya tadi malam aku menolong seorang pria dan membawanya kemari, tapi pagi ini pria itu tidak ada" Ratu menggelengkan kepalanya pelan, meyakinkan dirinya sendiri bahwa itu hanya mimpi karena ia terlalu lelah bekerja. Melupakan mimpi itu dan menganggapnya bunga tidur semata seperti biasanya, tak penting.

Selesai mandi dan bersiap Ratu berjalan keluar rumah, melewati ruang tamu namun ia tak sadar satu fotonya telah hilang.

LASTINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang