Sheena keluar dari kamarnya dengan wajah malas, gimana ngga? Ini baru jam setengah satu dan entah siapa menggedor-gedor pintu kamarnya dengan heboh.
"Kenap--"
PLUK!
"HAPPY BIRTHDAY TO YOU, HAPPY BIRTHDAY TO YOU, HAPPY BIRTHDAY HAPPY BIRTHDAY HAPPY BIRTHDAY SHEENAAAAAAAAAA!!"
Sheena masih dengan mata terpejamnya karena takut telur diatas kepalanya akan membuat matanya perih.
Dalam hati ia menghitung tanggal berapa sekarang, dan ia baru sadar. Ini tanggal 12 Juni!
Pletak! Byuuuuuuurrrrr!
Wussssshhhhhhh!
"AAAAAAAAAAAAAAA!!!!"
Telur kembali dipecahkan tepat dipuncak kepalanya, lalu air kolam yang terasa benar-benar dingin untuk dini hari seperti ini, diikuti tepung terigu yang dilemparkan teman-temannya bergantian.
Tubuhnya sudah tidak lagi berbentuk. Hanya putih terigu, cokelat susu, dan kekuning-kuningan karena telur.
Cklek! Cklek!
Habislah sudah. Blitz dari kanan kiri depan belakang memenuhi penglihatan Sheena, membuatnya hanya bisa terpejam dan berharap tidak akan ada rasa yang aneh yang masuk ke mulutnya.
"Happy Birthday Sheena!"
Farah, salah satu yang juga ikut merencanakan kejutan ini membersihkan wajah Sheena dari tepung dan telur agar bisa membuka matanya.
Saat membuka mata, ternyata sebuah kue ulang tahun berukuran medium sudah berada dihadapannya. Bagas yang memegangnya.
Ingin sekali rasanya Sheena menumpahkan air matanya saat ini juga karena melihat siapa orang yang membawa kue dihadapannya, tersenyum manis sekali, menjaga agar api diatas lilinnya tidak mati.
"Make a wish, Na," bisik Bagas sambil tersenyum. Hati Sheena tergores, apa Bagas lupa kapan terakhir kalinya mereka mengobrol? Apa ia lupa kapan Bagas memutuskan untuk menjauhinya? Kenapa Bagas terlihat tetap seperti biasanya, seperti tidak ada hal apapun yang terjadi? Apa semua ini hanya mimpi?
Sheena menurut, memejamkan matanya dan mulai berdoa.
Aku cuma mau keluarga dan sahabatku tetap disini, tetap berada disisiku. Aku menyayangi mereka semua, YaAllah. Jika memang ini jalanmu, aku akan mengikhlaskan Bagas memilih perempuan yang lebih layak lainnya. Aku ikhlas.
Sheena meniup lilin ulang tahunnya, diikuti tepuk tangan dari teman-temannya.
"Foto dong foto! Diko, fotoin!" teriak Farah dengan heboh yang langsung ambil posisi disebelah Sheena.
"Enak aja! Gue juga mau ikutan! Mending kita selfie!" Diko mengatur SLR-nya lalu dalam hitungan tiga mereka semua sudah dalam posisi tersenyum pada kamera.
"Diko, fotoin gue berdua!"
"Abis itu gue!"
"Yang ceweknya semuanya ya, Ko, nanti,"
"Bawel ah udah gece."
Diko mulai memfoto Sheena bersama Farah, Sheena bersama Della, Sheena bersama Wulan, Sheena bersama Nadya, Sheena bersama Reva, maupun langsung bersama-sama dengan semua perempuan yang datang untuk memberi surprise pada Sheena.
KAMU SEDANG MEMBACA
How Can I Move On?
किशोर उपन्यासMereka pernah bersama. Mereka pernah melewati waktu bersama-sama. Mereka pernah melakukan serta membicarakan banyak hal bersama. Mereka pernah tertawa bersama. Mereka pernah sama-sama membentuk sebuah mimpi. Mereka pernah bermimpi untuk selalu bersa...