Hari ini hari kedua disekolah barunya, dan Beomgyu masih belum tau nama teman sebangku nya ini. Ia akan mencari tau, bagaimanapun caranya. Sebenarnya kemarin gurunya sudah memanggil nama gadis itu sih, saat gadis itu melamun. Hanya saja Beomgyu lupa siapa nama gadis itu.
Pelajaran pertama diisi pelajaran bahasa Inggris olah Park-ssaem, selaku wali kelas.
Sebelum memulai pelajaran, Park-ssaem mengabsen satu persatu untuk mengecek kelengkapan siswanya."Kim Hansa!"
"Yes Sir!"
Gadis disebelahnya menjawab dengan nada rendah sambil mengangkat tangannya.
"Ooh, Kim Hansa. Oke~"
Beomgyu berbisik hampir tanpa suara begitu mengetahui nama teman sebangkunya ini."T-tunggu Hansa-ssi, kau mau kemana?"
Beomgyu tergesa mengemasi bukunya melihat Hansa yang sudah beranjak dari bangkunya. Sementara Hansa hanya menatap Beomgyu datar lalu berjalan meninggalkan kelas.
"Aku ikut Hansa-ssi!"
Seru Beomgyu sambil berlari kecil menyusul Hansa."Kau mau kemana?"
"Perpustakaan? Jadi kau suka membaca buku ya Hansa-ssi?"
"Perpustakaan ini ternyata lengkap sekali ya, sayangnya jarang ada yang mampir kesini"
"Aku sedikit lapar, bagaimana kalau kita ke kantin?"
"Apa kau tak lapar Hansa-ssi?"
"Kalau kau lapar pergilah ke kantin sendiri. Kau mengganggu ku"
Hansa mencoba menggunakan nada sesadis mungkin agar namja cerewet ini berhenti menanyainya. Demi apapun, itu sangat menggangu untuk seorang introvert seperti dirinya."O-Oke, kau mau titip?"
Walaupun nampaknya ketakutan, namja itu masih sempat sempatnya bertanya lagi.
Hansa hanya diam mengacuhkan namja itu sampai ia mendengar desahan menyerah darinya dan meninggalkan Hansa sendiri. Hansa berhasil kali ini.Namun setelah kepergian namja itu, mendadak ia merasa bosan berada diperpustakaan itu. Sesuatu yang pertama kali terjadi selama Hansa berkunjung ke perpustakaan, merasa bosan tanpa alasan jelas. Jadi ia memutuskan untuk kembali ke kelas sebelum namja itu menyusulnya lagi ke perpustakaan.
Entah mengapa tiba tiba ia merasa bersalah karena menyakiti hati namja itu, bagaimanapun ia siswa baru. Jelas belum tau karakter Hansa, mungkin Hansa akan minta maaf. Ey, tapi itu sangat tidak etis untuk seorang introvert.
"Ini, roti isi coklat untukmu. Cepat makan sebelum jam istirahat berakhir"
Tiba tiba Beomgyu sudah ada disampingnya dan menyodorkan sebuah roti isi coklat kearah Hansa. Hansa menolak pemberian itu dengan menggeser roti itu kembali kearah si pemberi."Aku tak menerima penolakan, kau belum makan siang. Makan sebelum guru datang"
Beomgyu mengatakan itu dengan nada datar dan tanpa ragu menatap tajam Hansa yang menolak pemberiannya. Hansa terdiam ketika dirinya ditatap Beomgyu seperti itu, akhirnya ia menerima roti pemberian dari namja itu dan memasukkannya kedalam tas karena Lee-ssaem sudah memasuki kelas.
***Hansa menatap jalanan kosong didepannya sambil menunggu kedatangan bus yang akan ditumpanginya menuju rumahnya.
"Kenapa perutku rasanya perih sekali eoh?"
Keluhnya saat tiba tiba perutnya terasa nyeri tanpa alasan yang jelas. Ia baru ingat, ia belum makan sejak tadi pagi. Ia membuka tasnya untuk mengambil air minum dan menemukan sebuah roti isi coklat didalam tasnya.'Sejak kapan didalam tasku ada roti seperti ini?'
"Ah, Choi Beomgyu"
Gumamnya setelah menyadari itu roti pemberian dari Beomgyu. Ah, kenapa ia bisa dengan mudah mengingat nama siswa baru itu padahal nama teman sekelasnya pun Hansa tak hafal semuanya.Ia memakan roti itu dalam diam, roti itu cukup untuk mengganjal perut Hansa karena berukuran agak besar.
Diam diam Hansa memikirkan namja itu, sepertinya namja itu mudah sekali untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Berbeda dengan Hansa yang sangat sulit berteman, bahkan berkomunikasi dengan orang lain karena ia seorang introvert tingkat akut. Jujur saja, Hansa sedikit tersentuh karena selama ia memasuki masa SMA nya hanya namja itu yang peduli padanya, setelah mendiang ibunya yang meninggal 6 bulan yang lalu.
****To be Continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY?
Teen Fiction"Kenapa?" "Apanya?" "Kenapa kau begitu peduli padaku?" "Eung.. Karena aku menyukaimu?" "Kenapa kau menyukaiku dan melakukan semua ini?" Beomgyu menggaruk kepalanya yang tidak gatal, lalu kembali menatap gadis itu lekat sambil memasang senyum bodoh. ...