Hi, ada yang kangen?
Hehe.Kuy spam voment
ฅ'ω'ฅ.
.
.Jangan pikirkan apapun.
Jangan katakan apapun.
Cukup tersenyumlah untukku.Masih tak bisa kupercaya.
Segalanya tampak seperti mimpi.
Kumohon jangan menghilang.Kang Daniel bisa merasakan tangan mungil digenggamannya basah oleh keringat dingin, tapi hal itu tak membuatnya lantas mengalihkan pandang dari wajah pucat Jihoon yang perlahan menunduk seolah berusaha menghindar dari tatapannya.
"Sampai kapan?"
Suara berat Daniel memecah keheningan pekat yang menyelimuti mereka sejak Kang Dongho beserta para asistennya pamit undur diri, menyisakan dirinya dan Jihoon diruangan serba putih itu.
"Sampai kapan kau akan menyembunyikan semuanya dariku?"
Daniel berusaha menahan getaran pada suaranya walaupun dadanya sudah bergemuruh sesak.
"Jangan perlakukan aku seperti orang asing, Love."
Buram.
Hangat.
Perih.
Daniel tidak ingin terlihat menyedihkan dengan menangis, tapi matanya tak mungkin bisa berbohong.
Genangan hangat sudah membayang dipelupuk matanya dan siap untuk menetes walau hanya dengan satu kedipan.
"Sudah cukup bersembunyi dariku."
Bisikan putus asa, Daniel mencoba menyampaikan apa yang selama ini dia pendam.
Dia lelah atas kepura-puraan Jihoon padanya.
Daniel muak dengan semua kalimat 'baik-baik saja' dari Jihoon yang dia tahu hanya kebohongan semata.
"Kau boleh menolakku, tapi kumohon jangan mendorongku semakin jauh."
Daniel menunduk, memperhatikan Ibu jarinya yang besar mengusap lembut punggung tangan Jihoon.
Apakah ini nyata?
Dirimu.
Dirimu terlalu indah hingga membuatku takut.Tidak nyata.
Dirimu.Daniel cukup paham Jihoon menghindarinya sejak hari itu, hari dimana dia menyatakan perasaannya pada si pemuda manis.
Dia tak menyangkal jika dia juga merasa kecewa oleh reaksi Jihoon.
Daniel tahu kebodohannya, namun dia tak akan menyesal.
Perasaan cintanya bukan suatu hal yang mudah disembunyikan dan tak seharusnya disembunyikan.
Sudah cukup selama ini dia menekan semua perasaan yang membuncah.
Akal sehatnya tak mungkin bisa selalu menahan.
Daniel ingin Jihoon tahu bahwa dia menginginkan Jihoon lebih dari apapun, dan dia berharap Jihoon akan lebih terbuka kepadanya setelah dia menjadikan pemuda manis itu miliknya.
Daniel akan berusaha menjadi pantas menerima kepercayaan Jihoon lebih dari siapapun tanpa keraguan yang membayangi mereka seperti saat ini.
Daniel hanya ingin menjaga Jihoon dan menghancurkan dinding kokoh yang telah Jihoon bangun untuk membatasinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly (NielWink)
FanfictionBagi Daniel, Park Jihoon seperti Kupu-Kupu, dia indah namun sangat rapuh. dan Daniel hanya ingin menjaga kupu-kupunya dari segala hal yang bisa menyakiti keindahannya. . . . . WARNING! YAOI! BL! NIELWINK!