Senja Merah Jambu

1 0 0
                                    

apa yang perlu diperdebatkan, mengenai rendahnya pantai dan tingginya puncak gunung itu?

apa yang perlu dibandingkan mengenai gaduh ombak yang terus datang dan heningnya angin yang bertiup di sisi tebing itu?

sudah, diantara pantai dan gunung itu ada aku, sekedar seorang kecil yang menyukai manisnya senja.

bagi orang-orang katanya senja selalu apa adanya, kadang ia merekah merah kadang ia kelabu. begitu bukan?

namun tidak bagiku, senja, apapun warnamu kau tetap yang termanis. ya, sama seperti pertama kali kau nyatakan cintamu padaku kala itu. ketika senja bukan merah maupun kelabu, namun ungu dengan semburat merah jambu.

baru kusadari, apa mungkin saat itu langit pun merasakan gelitikan ribuan kupu kupu yang menggetarkan tubuhku?
ah mungkin saja benar!
jadi, warna merah jambu itu, dari warna kepakan kupu-kupu itu bukan?

atau malah, itu adalah tanda dari cupid bahwa, kita berdua telah mendapat restu dari sang kuasa dan bumi ciptaannya?

entah, diksiku habis. tak tahu seperti apa lagi kugambarkan perasaanku kala itu, sudah. kini, kalimat terakhir tulisan ini dengan lantang.

AKU MENCINTAIMU!
1710"18

*perjalananku memilih stasiun mimpi, kala mataku sulit terpejam karena tak mampu bekerjasama dengan otak yang terus memikirkanmu.

Kelinciku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang