Prolog

175 22 5
                                    

“rindu!!” seorang lelaki menyapa Rin dengan hati-hati.
“hah?” jawab Rin kaget
“apa kabar kamu?” tanyanya kembali,
“baik, emm sudah ya aku mau gabung dengan teman-teman”

Siang ini ricuh dan hiruk pikuknya coffe shop milik Rin dipadati oleh alumni SMA angkatan Rindu, teman lama bersua kembali untuk membagikan cerita hangat masalalu, namun tidak dengan Rin yang masih menyimpan duka lama dan luka berbalut kasa yang sampai saat ini belum sembuh juga.

“sendu?” sapa rin canggung,
“hay, bagaimana kabar hatimu?” tanya sendu tanpa menoleh, ia masih saja focus dengan buku yang dia baca. Rupanya, Sendu tak pernah berubah dari dulu selalu saja menjadi kutu buku.
“kabar hati mulai membaik, denganmu?” tanya Rin balik
“usah tanyakan itu padaku, toh aku masih Sendu yang dulu. Oh ya, maaf atas sikap dinginku tempo dulu, bisa kita baikkan?” jawab Sendu dengan senyuman terhangatnya.

Tak biasanya dia seperti ini, dugaan Rin salah mungkin sikap awal Sendu memang seperti dulu, namun sikap akhirnya menunjukan bahwa ia benar-benar beda. ‘dasar plin-plan’ batin Rin.

“aku sudah berdamai denganmu sejak dulu, Cuma kamu saja yang selalu menghindar untukku ajak baik.” Sindir Rin
“iya-iya aku paham, maaf ya sekali lagi. Oh ya, aku takjub lho lihat tempat ini, serasa nemu surga aku di sini. Boleh dong, aku jadiin salah satu tempat favorit aku berimajinasi” pinta Sendu,
“well, oke”

Bagaikan debu di kaca mobil, perlahan akan hilang saat hujan mengguyurnya. Kini kondisi hati antara Rindu dan Sendu mulai membaik. Tak ada lagi canggung yang berkeliaran di pikiran mereka, yang ada hanya canda dan tawa. Namun, saat Rin sedang berjalan di antara rak-rak buku, ia melihat anak kecil bak putri raja.

“hallo adik manis” sapa Rin

Anak itu hanya tersenyum manis, seraya menyodorkan sebuah buku catatan kecil berwarna coklat cover kelinci. Seketika ingatan itu terulang kembali, benteng yang rin buat kini patah kembali, tapi yang di lakukan rin saat itu hanya tersenyum getir tak kala melihat anak kecil itu berlari menuju seorang ratunya yang sedang bercengkrama dengan sang raja. Ternyata luka itu belum sembuh juga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RINDU, SENDU, DAN AKSARAKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang