Prolog

18 7 8
                                    

Derap langkah saat malam menjelang memecah segala kesunyian. Udara dingin yang menusuk tulang menembus tebalnya kehangatan sehelai selimut. Debu-debu yang beterbangan tampak menari-nari disiniari lampu sorot nan megah itu, yang memaksa masuk melalui celah-celah kecil jendela kayu yang kini tertutup rapat.

Di dalam sana, seorang gadis terdengar tengah meracau tidak menentu. Sorot matanya yang tertuju pada satu arah terlalu enggan untuk berkedip. Tubuhnya ia goyangkan kedepan dan kebelakang layaknya seseorang yang tengah khusyuk akan sesuatu.

Jemari kurusnya bergetar tak karuan diatas lengan kursi yang didudukinya. Kembali ia meracaukan sesuatu, kali ini terdengar jelas apa yang diucapkan bibir pucatnya.

"Pani..."

"Teguh..."

"Ibu..."

"Semuanya..."

"Kalian tega."

Suaranya terdengar bergetar ditengah kesunyian malam. Sinar rembulan yang masuk melalui lubang-lubang kecil menyinari sebagian wajah anggunnya, namun tampak begitu kacau. Sesaat ia berhenti, menghirup udara dingin yang berbaur debu.

"Kalian jahat..."

"Kalian meninggalkanku sendirian,"

Air mata yang jatuh memberi kehangatan sejenak di pipinya. Matanya yang kian memerah itu masih setia menatapi langit-langit atap yang telah berlubang.

"Kenapa ... kalian tidak mengajakku saja?"

"Kalian begitu egois pergi begitu saja tanpaku."

Isakan tangisnya menguat saat ia mengulang kembali kata-katanya. Semakin kuat, hingga menggelegar di ruangan gelap yang ditempatinya.

Derap langkah dari kejauhan kian mendekat, hingga berhenti di depan sebuah pintu berwarna biru muda. Ia membuka pintu itu lalu mengarahkan senter yang digenggamnya ke dalam ruangan. Seketika ruangan gelap itu menjadi sedikit terang dengan bantuan sinar lampu senter.

Seorang gadis yang meracau tadi seketika berhenti. Tangannya ia gunakan untuk menutupi wajahnya yang terfokus lampu senter. Mata lebarnya kini ia sipitkan agar sinar yang menyilaukan itu tidak menyakiti matanya. Beberapa saat kemudian, ia mulai melemah, diiringi terkatupnya kedua kelopak matanya hingga ia benar-benar terlelap.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Spider LilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang