Bagian 2

222 34 3
                                    

Dengan langkah malas seorang laki-laki yang hendak memasuki pekarangan gedung luas itu berhenti, tepat di ambang gerbang gedung itu yang menjulang tinggi. Setelah diam beberapa saat, lelaki itu berbalik arah dan pergi meninggalkan Han Joo Senior High School.

Setelah sampai, ia langsung menyandarkan sepedanya bersama sepeda lain. Disinilah ia sekarang, di sebuah sungai yang menurutnya dapat membuatnya tenang, sembari merasakan angin sepoi-sepoi, dia menatap bangunan besar yang jauh disana, tatapannya nyalang ada rasa sedih disana.

" Haruskah aku melakukannya?"

" Tapi sepertinya semuanya telah berakhir."

BRAK

Sepeda-sepeda di sebelahnya ambruk tiba-tiba.

" Aw... sakit!" seorang gadis jatuh tersungkur, ia penyebab jatuhnya semua sepeda itu, Kim So Hyun.

" Aish...ada-ada saja! Yang benar saja!" laki-laki itu mendesis, ia menata sepeda-sepeda yang ambruk, termasuk sepedanya.

So Hyun bangkit sembari meringis, lututnya berdarah. Ia meninggalkan tasnya yang isinya sudah berserakan dijalan, dan bergegas menghampiri seorang lelaki yang tengah menata sepeda-sepeda ambruk karena kecerobohannya.

" Mianheyo..." sesal So Hyun.

" Gwencanna..."

Tiba-tiba hujun turun dengan lebat, membuat So Hyun segera membereskan isi tasnya yang masih berserakan. Sedangkan laki-laki itu, ia tidak memperdulikannya. Padahal laki-laki itu tengah memperhatikannya, seragam. Ternyata sama dengan miliknya.

" Bagaimana ini, aku sudah terlambat!" So Hyun cepat-cepat bangkit dan meneruskan jalannya ke sekolah.

" Naiklah..." karena merasa tidak tega melihat So Hyun yang berjalan dengan pincang, lelaki itu menawarkan tumpangan. Lagipula tujuan mereka sama.

" Eh...??"

.

.

.

.

.

Tak membutuhkan waktu lama, mereka sampai di Han Joo SHS, sekarang keduanya sedang diruang kesehatan. Dengan penjaga ruang, So Hyun dibantu membersihkan lukanya. Sementara lelaki tadi.

" Sudah." Ucap perawat itu setelah selesai membalut lutut So Hyun.

" Terima Kasih Saem..." So Hyun bangkit dari atas brankar, lalu matanya mencari sesuatu, merasa ada sesuatu yangg kurang dipenglihatannya.

" Ada apa? Apa kau sedang mencari sesuatu?"

" Ah... laki-laki tadi, dia kemana Saem?"

" Ah... dia sudah pergi sekitar 10 menit yang lalu."

" Benarkah?" seketika raut wajah So Hyun berubah, ada rasa penyesalan disana. Dia belum sempat mengucapkan terima kasih kepada laki-laki yang baru menolongnya.

.

.

.

.

.

Dengan langkah yang terseret, So Hyun memasuki kelasnya. Setelah mendapat bangku kosong dia langsung duduk ditempat, dinomor dua dari belakang. Beruntung saat dia masuk belum ada guru yang datang mendahului, mungkin jika hari biasa diriya sudah dihukum, mengingat dia sudah hampir telat selama 30 menit. Tapi untung saja ini adalah hari pertama masuk, mungkin.

" Yaa... Kim So Hyun bagaimana bisa kau terlambat selama ini? Apa yang tadi kau lakuka sebelum berangkat?" suara yang tiba-tiba mengintrupsi So Hyun, seorang gadis yang sudah berdiri dihadapannya.

" Maaf... tadi aku sempat tertidur dibus." Sesal So Hyun.
" Bagaimana bisa?"

" Ceritanya panjang."

" Gwencanna... jika saja tadi tidak ada rapat mendadak mungkin kau sudah dihukum." Ujar Yeri, dia adalah teman So Hyun. Ah... bukan, lebih tepatnya sahabat dari sekolah dasar.

" Mungkin." Ucap So Hyun lemas.

" Ada apa? Apa kau sakit? wajahmu pucat So Hyun." Ujar Yeri melihat wajah sahabatnya yang hampir seperti mayat hidup.

" Ani... hanya kedinginan." Otomatis Yeri langsung meraba permukaan baju yang dikenakan So Hyun.

" Yaa... bajumu basah!" ia baru ingat, beberapa waktu lalu hujan turun lebat

" Gwencanna.... ini sudah lebih baik."

" Lebih baik bagaimana? Bajumu sangat basah." Ucap Yeri sedikit meninggikan suaranya, tapi So Hyun mengabaikannya. Ia tahu jika sahabatnya sudah seperti ini, ia akan berlebihan.

" Yaa... Kim So Hyun... kau..." belum sempat meneruskan ucapannya, seorang guru telah masuk, membuat ia harus segera kembali ketempat duduknya.

" Selamat Pagi, perkenalkan saya Kim Min Suk yang akan menjadi wali kelas kalian tahun ini." Guru muda dan tampan itu memperkenalkan diri di depan murid kelas 2-3, kelas dimana Kim So Hyun berada.

" Kim Taehyung?"

" Hadir!"

" Kim Yerim?"

" Hadir!"

" Oh Sehun?"

" Oh Sehun?" dua kali guru menyeru, tapi tidak ada sahutan dari sang pemilik nama. So Hyun mengedarkan pandang ke seisi kelas, mencari sosok yang baru di panggil gurunya.

" Kim Jong In?"

" Iya, saem?" lelaki berkulit tan yang biasa dipanggil Kai itu mengangkat tangan.

" Bukankah kau pernah satu kelas dengannya? Kau teman Sehun, kan? Kau tahu kenapa dia tidak datang?"

Belum sempat Kai menjawab, pintu yang berada dibelakang kelas terbuka, menampilkan sosok lelaki yang baru saja dibicarakan.

" Maaf saem saya terlambat." Ucapnya santai sambil berjalan kearah bangku kosong yang terletak dipojok, membuat seisi kelas memperhatikannya.

" Kau, Oh Sehun? Ini hari pertama masuk sekolah. Tidak seharusnya kau datang terlambat!" tegas guru Kim. Sehun membungkuk sekilas.

" Maaf Saem, tadi saat dijalan ada seorang gadis terjatuh, dia terluka parah, saya tidak tega meninggalkan sendirian."

" Oh, jadi begitu? Itu baik sekali, kita memang harus saling tolong menolong. Tapi, sekolah juga tidak boleh dilalaikan, kau mengerti?"

" Ya saem, saya mengerti." Sehun akhirnya menempati bangku, ia duduk dibelakang Kai.

" Ternyata Oh Sehun." Gumam So Hyun, ternyata dugaannya benar, lelaki itu yang tadi sempat menolongnya. Sejak kedatanngannya tadi, So Hyun terus memperhartikannya.

" Yaa... Kim So Hyun apa yang kau lihat?" bisik Yeri yang ada dibelakang bangku So Hyun. So Hyun menggelang sekilas.

" Bukan apa-apa." Jawab So Hyun tanpa mengalihkan pandangannya kearah Sehun, hingga ia pun bertemu pandang dengannya. So Hyun tersenyum menyapa, namun Sehun hanya menunjukan wajah datar.

A Diary Of Tears_SPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang