PROLOG

233 8 0
                                    

Leana tersenyum kecut melihat kedua pasangan sejoli yang sedang bermesraan didepannya.Kenapa hidupnya harus seperti ini?Berada diantara orang yang jelas-jelas tidak membutuhkannya.Dia merasa dipermainkan.Dipermainkan oleh takdir.Atau mungkin,dia yang mempermainkan takdir?Mungkin seharusnya takdirnya bukan seperti yang diharapkan nya selama ini.Bahagia?Mungkin itu hanya mimpi saja.Karena nyatanya,hidupnya selalu penuh dengan masalah dan kesedihan.

Dia merasa tidak dibutuhkan.Terasingkan,dan tidak diperhatikan.Diperhatikan?Dulu dia pernah merasakannya.Walau akhirnya,dia harus merasakan sakit yang teramat menyakitkan.Sakit yang bahkan tidak dapat dijelaskan mengapa.Mungkin karena dia menganggap lebih perhatian itu.Menganggap bahwa,perhatian itu hanya untuknya.Nyatanya,itu hanya perhatian semata.Hanya perhatian sebagai seorang teman.Teman?Ya,teman.Dia harus mengingat itu.Hanya teman.Tidak lebih.

Hh,mengapa dia harus seperti ini?Mengingat semua itu hanya akan memperbesar luka yang seharusnya tak muncul.Hanya akan menambah beban pikiran nya saja.Sepertinya,dia harus melupakan semua nya.Semua kenangan buruk yang tidak pantas disimpan.Kenangan tentangnya,perhatiannya,senyumnya,dan apapun itu yang berkaitan dengannya.Dia harus melupakannya.

Memulai kehidupan baru,yang jelas lebih baik.Tanpa nya.

Leana menyudahi acara makannya dan berdiri menarik bangkunya."Aku duluan ya.Belum ngerjain tugas soalnya" Ucap Leana diselingi senyum.

Adel yang melihat Leana ikut bangun dari bangkunya dan menatap Leana."Gue juga,ayo bareng".

Adel berjalan kearah Leana seraya membawa mangkoknya."Ayo Lean"Adel menarik tangan Lean dengan satu tangannya yang bebas."By,semua.Kita duluan ya"

Lean dan Adel berjalan keluar kantin,setelah mereka mengembalikan mangkok pesanan mereka.Lean berjalan dengan kepala menunduk.Dia masih sedih mengingat semua itu.Semua kenangan lamanya.

Adel melihat Lean menundukkan kepala hanya menghela napas lelah."Sakit ya,liat orang yang kita sayang....ternyata sayang sama orang lain." Ujar Adel diselingi tawa kecil.Adel tau semua masalah Lean,Adel tau itu.Walau Lean tidak pernah bercerita,Adel tetap mengetahui nya.

Lean mengangkat kepalanya untuk menghadap Adel.Lean berhenti,diikuti dengan Adel yang juga menghentikan langkahnya.Lean tidak mengerti apa maksud dari ucapan Adel.

"Maksudnya?"

"Hh,terserah lo.Walau lo bilang ngga atau apalah.Gue tetap tau apa yang lo rasain." Adel tersenyum kecil dan berjalan mendahului Lean.

.  .  .  .  .

FrindzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang