Leana

111 5 0
                                    

Mungkin benar apa kata orang,bahwa yang pertama,belum tentu yang terakhir.

.:..:..:..:..:..:..:.


Pagi-pagi sekali,Aleana sudah terbangun dari tidurnya.Itu karena dia harus bersiap-siap untuk berangkat sekolah dihari pertamanya memulai masa SMA.Tadi,ia melihat ibu panti sudah memasak makanan untuk sarapan.Itu artinya,dia hanya tinggal merapihkan dirinya.

Semua perlengkapan sekolah sudah didalam tas.Yang harus disiapkan hanya tinggal atribut yang harus dikenakan.

"Kacamata?Oh iya.Kacamata aku dimana ya?" Mita kebingungan mencari kacamata nya.Sepertinya semalam--sebelum tidur,dia meletakkan nya di......ahh,dia lupa meletakkan nya dimana.Kebiasaan buruk yang tidak dapat lepas dari nya,yaitu pelupa.Rasanya semalam dia meletakkan nya di atas nakas,seperti biasa.

Hh,bagaimana ini?Aleana tidak dapat pergi sekolah jika tidak menggunakan kacamata.Matanya tidak dapat melihat objek jauh sedari ia menginjak usia 8 tahun,dan itu membuatnya harus menggunakan kacamata.

"Kak,Lean.Cari apa?Kacamata ya?" Aleana menengapkan tubuhnya yang sebelumnya berlutut,untuk mencari kacamata nya yang mungkin jatuh kekasur.Dari tempatnya berdiri,dapat dilihatnya Jihan,adiknya--atau lebih tepatnya adiknya selama ia tinggal dipanti,sedang birdiri didepan pintu kamar nya.

Leana menganggukkan kepalanya."Iya,kakak lupa semalam kakak taruh dimana.Kamu lihat gak?" Tanya nya kepada gadis berusia 9 tahun itu.Jihan menganggukan kepala dan berjalan menghampiri Aleana.Ia menyodorkan kacamata milik Aleana yang ditemukan di meja ruang tamu.

"Ini kak Lean.Tadi aku liat ada dimeja ruang tamu.Pasti kak Lean lupa" katanya seraya mengulurkan tangannya.Aleana mengambil kacamata nya dan memakainya.

"Terima kasih ya Jihan" Ucap Aleana yang dibalas anggukan kepala oleh Jihan.Karena kacamata nya sudah ketemu,itu berarti Aleana hanya tinggal mengepang rambutnya menjadi dua bagian.Karena dari kecil ia sudah terbiasa mengepang rambutnya menjadi dua bagian.Alasannya?Karena dia nyaman dengan gayanya seperti itu,walau tentu banyak yang menganggapnya berselera kampungan.Tapi dia tidak peduli,karena itu menurut mereka,bukan menurutnya.

"Sini kak Lean,aku yang kepangin" Aleana memberikan sisir dan kuncir rambutnya kepada Jihan.Aleana dan Jihan duduk dilantai,agar lebih mudah mengepang.Jihan mulai menyisir rambut Aleana yang sedikit basah sehabis keramas.Saat rambut Aleana sudah disisir,Jihan mulai mengepang rambut Aleana.

Jihan dan Aleana memang sudah dekat.Itu karena mereka sama-sama tinggal dipanti.Jihan sudah tinggal dipanti dari usianya enam tahun.Ia tinggal dipanti karena kedua orangtua nya sudah tiada karena kecelakaan.Dan karena Jihan tidak punya keluarga lagi,ia dititipkan dipanti asuhan yang sekarang ia tempati.

Sedangkan Aleana,ia tinggal dipanti sedari bayi.Ibu panti bilang,Aleana ditemukan didepan panti dalam kondisi menangis.Ibu panti tidak tahu siapa orangtua Aleana,karena katanya Aleana ditinggal oleh orangtua nya didepan panti.Nama Aleana pun diberikan karena ada kalung bertuliskan Aleana disamping Aleana ditemukan.Dan kalung itu sampai sekarang Aleana pakai,karena memang kalungnya yang berukuran besar dan masih dapat dikenakan.

"Udah kak,jangan sedih.Kan ada aku,ibu panti dan ada anak-anak panti yang lain juga.Kita semua keluarga kakak juga." Ucap Jihan melihat Aleana yang sedang melamun,memengang dan melihat kalung yang dipakai nya.Jihan sedih melihat nya,melihat Aleana yang sedih karena tidak tahu siapa orangtua nya.Walau Jihan tahu ia dan Aleana sama-sama tidak mempunyai orangtua,tapi ini berbeda.Jihan tahu siapa orangtua nya dan pernah merasakan kasih sayang mereka.Tapi Aleana,dia tidak pernah tahu,bertemu,bahkan tidah pernah merasakan kasih sayang orangtua.

FrindzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang