Luka yang ditanggung sendiri

12 2 0
                                    

Mata itu tiba-tiba terbuka, menatap nyalang keremangan ruangan. Seluruh tubuhnya bergetar hebat, keringat dingin membasahi seluruh wajahnya, bahkan seluruh tubuh. Pacu jantung membuat dadanya terasa sakit saking cepatnya berdetak. Kepalanya yang pusing bertambah sakit jika mengingat mimpi buruk yang ia alami. Kecemasan dalam dirinya bertambah membuatnya berfikir, kapan semuanya akan berakhir?

Sudah setahun, Bayu selalu dihantui mimpi buruk yang sama, membuatnya selalu merasa takut serta khawatir disaat bersamaan. Mimpi buruk yang membuatnya selalu terjaga hingga menjelang pagi baru bisa singgah di alam mimpi sebelum kembali terbangun dipagi hari. Dan seperti malam sebelumnya, mimpi itu datang lagi membawa setiap kenangan buruk yang ia takuti, lalu bercampur dengan kekhawatirannya menjadi kesatuan yang membuatnya jatuh, terpuruk dalam lubang rasa bersalah yang amat besar.

Pagi ini seperti biasa selama setahun terakhir, Bayu bangun sangat pagi dari tidur singkatnya yang lebih didominasi kegelisahan. Bahkan saat matahari masih mengintip di balik awan, dia sudah menyantap sarapan pagi yang ia buat sendiri. Bayu melakukan semua ini bukan untuk mengejar waktu yang telah lebih dulu berlalu, melainkan untuk menghindar dari penghuni rumah yang akan segera bangun.

Hari ini, Bayu akan melaksanakan tujuan utama yang telah ia rencanakan. Setelah setahun berfikir keras, dia sampai pada satu keputusan yang akan mengakhiri semua mimpi buruknya. Bayu yang selama ini berada pada persimpangan jalan antara rasa takut dan kekhawatirannya, sekarang sudah memutuskan jalan mana yang akan ia ambil.

Ya, tekadnya sudah bulat, dia tidak bisa hidup seperti ini lagi, untuk apa hidup jika terus dibayangi perasaan takut akan rasa bersalahnya. Pandangannya tertuju pada jam yang menunjukkan pukul setengah enam, waktu yang sama saat dia selalu berangkat ke sekolah. Tapi bedanya dia akan meninggalkan rumah yang telah tinggalinya selama setahun terakhir. Sebelum pergi dia menaruh amplop putih bersegel di atas tumpukan surat penting yang belum dibaca, surat perpisahan darinya untuk paman dan bibi yang sudah baik hati menampungnya.

Bayu yang tidak mengetahui disudut lorong yang remang ada sepasang mata yang mengawasi. Rosa hanya bisa menatap sedih keponakannya dari jauh seperti yang sudah-sudah. Dia ingin bersikap egois dengan mendekat, tapi terlalu takut jika nanti keponakannya itu akan semakin menjauh. Disingkapnya tirai jendela untuk mengantar kepergian Bayu, lalu ia mengambil amplop putih yang keponakannya itu taruh dengan rasa penasaran yang besar akan isinya.

****

Setelah mengayuh sepedanya cukup lama, Bayu segera mencari tempat yang aman untuk memarkirkannya.

Jalanan itu masih sama, tidak berubah seperti satu tahun yang lalu. Bayu berdiri pada satu sisi jalan, pandangannya kosong menatap ketengah jalan yang sesekali terhalang oleh kendaraan yang lewat. Dia seperti terlempar pada kilas balik peristiwa naas yang pernah terjadi di jalan ini.

Di jalan ini semua mimpi buruknya dimulai maka di jalan ini juga mimpi buruknya itu akan berakhir.

Setelah menunggu kesempatan, Bayu melangkahkan kakinya cepat pada mobil yang melaju di atas rata-rata. Bibirnya tersenyum menanti yang akan terjadi. Sebentar lagi, tinggal sebentar lagi dia akan bisa bertemu mereka, batinnya berkata senang. Tapi sebelum apa yang direncanakannya terjadi, seseorang yang tidak dikenal menubruknya sehingga gaya gravitasi menariknya.

Semuanya berlangsung cepat, secepat rasa sakit pada punggung serta lengannya yang menghantam bahu jalan. Saat ia mencoba mengangkat kepalanya sedikit yang terlihat rambut panjang yang tergerai berantakan. Si penubruk seorang wanita, pikirnya.

Tepat saat itu, si penubruk mengangkat kepalanya dan mata mereka pun bertemu, mata yang bergerak-gerak gelisah penuh kekhawatiran membuatnya terpana. Malaikat yang cantik, gumamnya dalam hati. Bayu yang hendak mengucapkan sesuatu harus terintrupsi oleh para warga yang mendekat. Mereka mengangkatnya lalu membawanya ke rumah sakit terdekat, setelah itu dia mengalami sakit kepala hebat sehingga kesadarannya pun terenggut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 21, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You're all not AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang