melody harmoni di ufuk timur

1 1 0
                                    

Pernah terbayangkan sebelumnya? Hidup dilingkungan sempit dengan beribu-ribu orang yang beraneka watak yang belum tentu semua bisa sepaham dengan kita. Dicaci oleh ribuan bibir dengan hinaan yang merobek telinga. Lemparan kerikil selalu datang dengan orang yang berbeda. Berbagai perlakuan kejam selalu mereka rencanakan disetiap detik kegiatan. Bahkan bisa dikatakan semakin bertambahnya hari semakin bertambah pula batu yang dihadapi. Diam dan hanya diam. Hanya itu yang dapat aku lakukan saat hari-hari itu berdetik. Berdiri dengan seorang diri. Mencoba untuk tetap bertahan dengan kaki yang sebenarnya sudah lumpuh dan berlumuran darah. Lalu, apa yang anda harapkan ketika raga anda terasa sudah tak berdaya menghadapi segala rintangan itu di depan mata? Terpaling utama yang menjadi sebuah harapan anda adalah sosok yang sangat berarti dihidup anda bukan? Sosok yang selalu menemani hari-hari anda dan bahkan ia adalah sosok yang telah menyiapkan kisah terindah hingga ujung akhir kalian? Bisa anda bayangkan ketika apa yang akan menjadi sosok harapan anda itu ternyata adalah topeng dari semuanya? Semua cacian yang anda terima itu berasal dari sosok yang selama ini menjadi panutan hati yang pernah berjanji untuk merangkai kisah bahagia selamanya? Ya! Itu semua adalah hal yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Kekecewaan terbesar yang tak pernah terlintas bahwa akan terjadi seperti itu pada lembaranku. Rasa yang tak pernah tahu akan seperti apa hitamnya hati ini ketika telah tercampur oleh kekecewaan yang amat dalam. Namun, hari itulah yang mengajarkanku arti dari sebuah ketegaran. Ketegaran yang amat luar biasa pembalasannya. Walau pada akhirnya aku juga harus ikut rela melepaskan seseorang yang pernah menjadi harapan..

Kisah singkat yang sangat terkenang dalam lembaran hitam yang pernah ada. Kini ku mulai langkahkan kaki tuk menuju arah yang berbeda. Arah yang sangat jauh. Arah dimana aku dapat menemukan lembaran yang baru tanpa harus aku menghapus lembaran hitam yang tak akan mungkin dapat kembali menjadi putih.

Di ufuk timur negeri Indonesia. Jajahan alam seakan melumpuhkan raga ini tuk tetap tinggal disini. Sambutan hangat sang mentari memanjakanku tuk mengawali senyum menikmati hari. Belaian lembut sang angin mengajakku tuk menari bersama dedaunan. Bahkan limpahan air di lautan pun ikut bergemuruh bersama para ombak seakan tak ingin ada kata perpisahan setelah ini.

Ya! Sama seperti halnya ketika aku mengenali sosoknya. Kali pertama sosok yang ku temui di ufuk timur ini. Dari jajahan alam yang selalu membuatku damai akan keindahannya, kehadiran sosoknya pun menyempurnakan rasa damai itu dihidupku. Tak perduli secacat apa raga yang diciptakan Tuhan untuknya. Netra sebelah kiri yang kurang berfungsi itu tak besar membuatnya pupus akan harapan. Segala impian dan angan yang besar berderet rapih tak sabar menunggu giliran untuk disukseskan. Ya! Itulah dia. Sosok yang tak pernah hilang kesemangatan walau bermilyaran batu sedang menghampirinya. Satu hal yang selalu terkenang saat awal pertama kali jumpa kala itu. Tangisan deras membungkam tubuh saat mengingat goresan luka di seberang sana sebelum kepergianku ke ufuk timur, ia hadir dengan belaian tangan lembutnya tuk hapus setiap tetes yang mengalir di pelopak.

"Setiap manusia memiliki skenario masing-masing. Tuhan telah menyusun-Nya dengan baik. Kalau awal percobaan sakit kamu bisa menangis, disakit selanjutnya kamu pun akan terus seperti ini. Bukan alasan sosok wanita itu tidak bisa melawan rasa sakit. Justru, aku lebih percaya dan yakin bahwa ciptaan Tuhan berupa wanita itu lebih hebat dari para lelaki".

Ya! Sejak saat itulah senyumnya membangkitkan warna baru dihidupku.

Sebut ia Arman Samay. Sosok musisi muda yang selalu mendamaikanku melalui melody-melody yang harmoni. Melody indah yang terasa amat sempurna di segala panca indera. Bahkan melumpuhkan seluruh raga yang ada. Ahhh mungkin ini terdengar sedikit berlebihan. Kebanyakan situasi seperti ini yang sering dialami oleh sebagian para remaja yang sedang mengalami fall in love. Lalu, bagaimana dengan aku yang sudah genap 20 tahun? Apa aku masih bisa merasakan rasa seperti halnya para remaja diluar sana? Haha.. itu hanyalah pertanyaan konyol bagi manusia yang tak pernah merasakan jatuh cinta atau mungkin pertanyaan ini memang pantas bagi kalangan wanita yang pernah merasakan kekecewaan terbesar yang pernah ku alami beberapa waktu silam? Hmm.. boleh jadi seperti itu. Namun, apalah arti kecewa ketika hati telah bertemu dengan bongkahan hati yang berhasil menyusunnya kembali utuh?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Melody Harmoni Di Ufuk TimurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang